Khutbah Idul Fitri: Pasca Ramadhan Saatnya Berperan untuk Diri, Keluarga, dan Bangsa

Publish

29 March 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
1410
Istimewa

Istimewa

Khutbah Idul Fitri: Pasca Ramadhan Saatnya Berperan untuk Diri, Keluarga, dan Bangsa

Oleh: Dr. Furqan Mawardi, S. Pd.I, MPI, Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Mamuju, Pengasuh Pondok MBS At-tanwir Muhammadiyah Mamuju

ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ أَمَّابَعْدُ؛

فَيَآ أَيُّهَا النَّاسُ، اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تَقْوَاهُ كَمَا قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Dia yang telah memilih kita untuk merasakan indahnya Ramadhan, memberi kita kesempatan untuk memperbaiki diri, dan kini mengantarkan kita pada hari kemenangan. Sungguh, jika bukan karena rahmat-Nya, kita tidak akan mampu menahan lapar dan dahaga. Jika bukan karena kasih-Nya, kita tidak akan mampu memperbanyak ibadah dan meninggalkan maksiat.

Wahai saudara-saudaraku, lihatlah bagaimana Allah telah mencurahkan nikmat-Nya kepada kita! Dia masih memberi kita kehidupan, memberi kita kesempatan untuk bertakbir di hari yang agung ini, dan mengizinkan kita menyambut Idul Fitri dengan kebersihan hati. Betapa banyak orang yang tahun lalu masih bersama kita, namun kini telah kembali kepada-Nya. Betapa banyak yang ingin sujud di pagi ini, namun jasad mereka telah terbaring di peristirahatan terakhir.

Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada junjungan kami, Nabi Muhammad ﷺ. Sang cahaya yang menerangi kegelapan, rahmat yang dihadiahkan kepada alam semesta. Dialah teladan terbaik dalam keshabaran, pengorbanan, dan keistiqamahan. Rasul yang menangis dalam sujudnya demi umatnya, yang berpuasa bukan hanya menahan lapar, tetapi juga mendekatkan diri kepada-Mu.

اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Di pagi yang penuh kemuliaan ini, langit bersinar lebih terang, udara terasa lebih sejuk, dan hati kita semua dipenuhi kebahagiaan. Hari ini adalah hari kemenangan, hari kembali ke fitrah, hari di mana jiwa-jiwa yang telah ditempa di Madrasah Ramadhan merayakan kesucian dan keberhasilan menundukkan hawa nafsu.

Tetapi mari kita renungkan sejenak: Benarkah kita telah menang? Benarkah kita telah lulus dari ujian Ramadhan? Ataukah kemenangan ini hanya euforia sesaat, sebelum kita kembali kepada kebiasaan lama yang jauh dari nilai-nilai Ramadhan?

Idul Fitri bukan sekadar perayaan, tetapi awal dari ujian yang sesungguhnya. Setelah sebulan penuh kita beribadah, berpuasa, bersedekah, dan memperbaiki diri, apakah kita akan tetap istiqamah, atau kembali ke titik awal sebelum Ramadhan datang?

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللَّهَ فَإِنَّ اللَّهَ حَيٌّ لَا يَمُوتُ

"Barang siapa yang beribadah kepada Allah, maka sesungguhnya Allah itu Maha Hidup dan tidak akan pernah mati." (HR. Bukhari & Muslim)

Maknanya jelas: Ibadah tidak berhenti di bulan Ramadhan! Allah tetap Tuhan kita setelah Ramadhan berakhir, shalat tetap wajib, sedekah tetap dianjurkan, dan hawa nafsu tetap harus dikendalikan.

Maka hari ini, kita tidak hanya merayakan kemenangan, tetapi juga merenungkan, Apa yang akan kita lakukan setelah Ramadhan? Bagaimana kita mempertahankan ketakwaan ini dalam kehidupan sehari-hari? Bagaimana kita tidak hanya menjadi pribadi yang lebih baik, tetapi juga berkontribusi bagi keluarga dan bangsa?

Inilah saatnya kita tidak hanya bertanya, tetapi bertindak. Pasca Ramadhan adalah waktu untuk berperan: Bagi diri sendiri, bagi keluarga, dan bagi bangsa. Mari kita simak pesan khutbah ini dengan hati yang terbuka dan niat yang tulus, agar Idul Fitri ini tidak hanya menjadi momen seremonial, tetapi menjadi titik balik dalam kehidupan kita menuju ridha Allah.

اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ

Sebagai tanggung jawab moril sebagai alumni madrasah ramadhan, ada tiga hal penting yang wajib kita untuk berperan, yaitu :

1. Berperan untuk Diri: Menjaga Istiqamah dalam Kebaikan

Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: 'Tuhan kami adalah Allah,' kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada ketakutan atas mereka dan mereka tidak (pula) bersedih hati." (QS. Al-Ahqaf: 13)

Ramadhan telah membentuk kebiasaan baik dalam diri kita: shalat tepat waktu, membaca Al-Qur’an, menahan amarah, bersedekah, serta menjauhi maksiat. Namun, apakah kebiasaan itu akan tetap bertahan setelah Ramadhan berlalu?

Sebagian orang hanya rajin beribadah saat Ramadhan, tetapi setelahnya kembali lalai. Jangan biarkan Ramadhan hanya menjadi musim ibadah yang berlalu begitu saja. Kita harus menjadikan ibadah dan amal baik sebagai bagian dari hidup kita, bukan hanya sekadar ritual musiman.

Rasulullah ﷺ bersabda:

أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

"Amal yang paling dicintai oleh Allah adalah yang dilakukan secara terus-menerus, walaupun sedikit." (HR. Bukhari & Muslim)

Maka, istiqamahlah! Jangan biarkan semangat Ramadhan mati begitu saja. Jadilah pribadi yang lebih baik, lebih jujur, lebih amanah, dan lebih bertanggung jawab terhadap hidup.

2. Berperan untuk Keluarga: Membangun Rumah Tangga dengan Nilai-Nilai Ramadhan

Keluarga adalah benteng utama dalam membentuk peradaban. Jika kita ingin membangun bangsa yang kuat, mulailah dari keluarga yang kuat. Ramadhan telah mengajarkan kita arti kasih sayang, kebersamaan, dan tanggung jawab dalam keluarga.

Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

"Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka." (QS. At-Tahrim: 6)

Maka, setelah Ramadhan, kita harus terus membimbing keluarga kita dalam kebaikan. Jangan biarkan rumah kita kembali diisi dengan kemaksiatan, pertengkaran, dan kelalaian. Jadikan rumah tangga sebagai tempat yang penuh dengan ketenangan, ketakwaan, dan keberkahan.

Sebagai suami, jadilah pemimpin yang adil dan bertanggung jawab. Sebagai istri, jadilah pendamping yang salehah dan penuh kasih sayang. Sebagai orang tua, jadilah teladan bagi anak-anak kita. Jika setiap keluarga Muslim kokoh dalam iman dan akhlak, maka bangsa ini akan kuat.

3. Berperan untuk Bangsa: Menjadi Umat yang Bermanfaat

Rasulullah ﷺ bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya." (HR. Ahmad)

Bangsa ini tidak hanya membutuhkan orang-orang yang sholeh secara individu, tetapi juga sholeh secara sosial, yakni umat yang peduli terhadap lingkungannya. Ramadhan mengajarkan kita untuk memiliki empati terhadap sesama, membantu orang yang kesulitan, serta memperjuangkan kebaikan di tengah masyarakat.

Saat ini, kita melihat banyak tantangan dalam kehidupan sosial: kemiskinan, ketidakadilan, kebodohan, serta berbagai krisis moral dan spiritual. Sebagai umat Islam, kita harus menjadi bagian dari solusi, bukan hanya sekadar pengamat.

Jangan hanya sibuk dengan ibadah pribadi, tetapi melupakan tanggung jawab sosial. Jangan hanya mencari pahala untuk diri sendiri, tetapi lupa untuk menegakkan keadilan dan membela kebenaran di tengah masyarakat.

Allah berfirman:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

"Dan tolong-menolonglah dalam kebaikan dan ketakwaan, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan." (QS. Al-Ma'idah: 2)

Maka, setelah Ramadhan, jadilah orang yang peduli terhadap sekitar. Bantu saudara-saudara kita yang kesulitan. Mari kita berperan sesuai porsi kita masing-masing. Jika kita seorang pemimpin, pimpinlah dengan keadilan. Kalau kita seorang politikus, jadilah politkus yang pandai memenuhi janji, bukan hanya mahir berjanji namun tidak pernah ditepati. Jika kita seorang guru, mendidiklah dengan ketulusan. Jika kita seorang pengusaha, berbisnislah dengan kejujuran. Jika kita seorang pelajar maupun mahasiswa, belajarlah dengan sungguh-sungguh. Pada intinya setiap kita memiliki peran dan tanggung jawab untuk membangun bangsa ini.

اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Idul Fitri bukan akhir dari perjalanan ibadah, melainkan awal dari tantangan baru. Ramadhan telah menempa kita menjadi pribadi yang lebih baik, maka tugas kita sekarang adalah menjaga dan menerapkan nilai-nilai yang telah kita pelajari.

Kita harus berperan, untuk diri kita dengan tetap istiqamah, untuk keluarga kita dengan membangun rumah tangga yang penuh keberkahan, dan untuk bangsa kita dengan menjadi umat yang bermanfaat.

Sebagai penutup mari kita berdoa, semoga Allah menerima amal ibadah kita di bulan Ramadhan, memberikan keberkahan dalam hidup kita, dan menjadikan kita bagian dari solusi bagi negeri ini.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ أَرْشَدَكُمُ اللهُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، أَمَّا بَعْدُ؛

قَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ ،  إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ, رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ, رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَاْرحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُونَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفُ رَّحِيْمٌ، رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ, سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ, وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ, وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Khutbah

Oleh Muhammad Julijanto, Sekretaris PDM Wonogiri الحَمْدُ للهِ الَّذِى اَمَ�....

Suara Muhammadiyah

6 June 2024

Khutbah

Oleh: Rian Adriand إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْت....

Suara Muhammadiyah

21 September 2023

Khutbah

Oleh: Diyan Faturahman, SAg., MPd Anggota PRM Pengalusan, Mrebet, Purbalingga اَلْحَمْدُ....

Suara Muhammadiyah

8 August 2024

Khutbah

Khutbah Idul Fitri: Memahami Makna Kemengan Oleh Deri Adlis. SHI. Mubaligh Muhammadiyah Kepulauan A....

Suara Muhammadiyah

6 April 2024

Khutbah

Oleh: Ziyadul Muttaqin. Alumni PUTM Yogyakarta dan Sekretaris MTT PDM Batang إِنَّ اْلحَ�....

Suara Muhammadiyah

4 October 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah