Khutbah Jum'at: Menggenggam Harapan di Tengah Ketidakpastian

Publish

23 October 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

1
393
Foto Istimewa/Pixabay

Foto Istimewa/Pixabay

Oleh: Bayu Madya Chandra, SEI, Pengajar Ponpes Darul Arqam Muhammadiyah Garut

اَلْـحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدٰى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفٰى بِاللَّهِ شَهِيْدًا. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah SwT dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Ketakwaan adalah bekal terbaik untuk menjalani hidup di dunia dan keselamatan di akhirat.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Hidup adalah sebuah perjalanan yang tidak selalu mulus. Kita sering kali merencanakan setiap langkah, berharap masa depan akan berjalan sesuai keinginan kita. Namun, pada akhirnya, kita menyadari bahwa ketidakpastian adalah bagian tak terpisahkan dari hidup itu sendiri. Pandemi, krisis ekonomi, kehilangan orang terkasih, atau kegagalan yang tidak terduga, semua itu bisa datang dan mengguncang dunia kita.

Lalu, apa yang kita lakukan di tengah badai itu?

Apakah kita menyerah pada ketakutan dan kecemasan? Apakah kita membiarkan diri kita tenggelam dalam keputusasaan? Tentu tidak. Di sinilah harapan memainkan perannya. Harapan bukanlah optimisme yang buta, yang mengabaikan kenyataan. Sebaliknya, harapan adalah keberanian untuk tetap melangkah, bahkan saat kita tidak bisa melihat jalan di depan.

Ia adalah keyakinan bahwa di balik setiap tantangan, ada peluang untuk tumbuh dan menjadi pribadi yang lebih kuat. Seakan-akan, kita putus asa terhadap keadaan yang dimiliki saat ini. Kita menganggap bahwa semuanya telah berakhir dan ingin mengakhiri semuanya. Tetapi, apakah demikian cara tersebut yang dilakukan dalam menyelesaikan masalah? Apakah tindakan tersebut benar? Apakah ada usaha untuk menggapai harapan kita di tengah ketidakpastian?

Usaha yang dapat kita lakukan adalah dengan berdoa kepada Allah. Berdoa kepada Allah dan seraya memohon supaya semua masalah mendapatkan penyelesaian yang terbaik. Pada surat Al-Kahfi ayat 10 Allah telah berfirman¹:

إِذْ أَوَى ٱلْفِتْيَةُ إِلَى ٱلْكَهْفِ فَقَالُوا۟ رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

Artinya: (Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Dalam kitab Tafsir Al-Muyassar Ingatlah (wahai rasul) ketika sejumlah pemuda yang beriman kepada Allah mencari tempat berlindung ke dalam gua, karena takut menghadapi fitnah dari kaum mereka yang dilancarkan kepada mereka dan paksaan terhadap mereka untuk menyembah berhala-berhala. Mereka berkata, ”Wahai tuhan kami, berikanlah kepada kami rahmat dari sisiMu untuk meneguhkan kami dengannya dan melindungi kami dari keburukan. Dan mudahkanlah bagi kami jalan yang benar yang mengantarkan kami untuk melakukan apa yang Engkau cintai, sehinga kami menjadi manusia-manusia yang lurus, bukan orang-orang yang sesat."

Rasulullah saw bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاه

Artinya :

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah seorang muslim itu ditimpa musibah baik berupa rasa lelah, rasa sakit, rasa khawatir, rasa sedih, gangguan atau rasa gelisah sampaipun duri yang melukainya melainkan dengannya Allah akan mengampuni dosa-dosanya” (HR. Al-Bukhari, no. 5641 dan Muslim, no. 2573

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Hadist ini menjelaskan kepada kita beberapa hal diantaranya:

1.      Ujian dan cobaan yang menimpa seorang hamba itu beraneka ragam jenisnya; ada yang berkaitan dengan fisik dan ada yang berkaitan dengan psikis dan hati. Ada yang berat ada juga yang ringan. Ada yang berasal dari diri sendiri dan adapula yang berasal dari pihak luar.

2.      Seorang muslim harus yakin bahwa semua ujian dan cobaan itu adalah bagian dari takdir Allah yang harus diterima dengan sabar, ridha dan syukur.

3.      Kewajiban menerima segala ujian dan cobaan yang Allah berikan dengan kepasrahan dan keridhaan dan larangan menghadapi ujian dengan menggerutu dan berkeluh kesah.

4.      Ujian dan cobaan yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang beriman adalah sebagai penggugur dosa sekaligus sebagai ladang pahala baginya dengan syarat diterima dengan sabar.
Dalam hadits lain disebutkan:

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فىِ اْلقُرأنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الاٰيَاتِ وَالذِّكْرَ اْلحَكِيْمِ، وَ تَقَبَّلَ مِنيِّ وَ مِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الَسمِيْعُ اْلعَلِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْـحَمْدُ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Pada khutbah kedua ini khatib mengajak kepada seluruh Jamaah sholat jumat baha ketidakpastian juga mengajari kita tentang pentingnya kebersamaan. Kita tidak bisa menghadapi semua ini sendirian. Mari kita ulurkan tangan, saling menguatkan, dan menjadi sumber harapan bagi satu sama lain. Sebuah senyum, sebuah kata-kata penyemangat, atau sekadar kesediaan untuk mendengarkan, bisa menjadi secercah cahaya yang sangat berarti bagi mereka yang sedang berjuang.

Maka, marilah kita jadikan momen ini sebagai pengingat. Di saat dunia terasa tidak pasti, pilihlah untuk tetap menggenggam harapan. Pilihlah untuk percaya bahwa hari esok akan membawa kesempatan baru, bahwa luka akan sembuh, dan bahwa kita memiliki kekuatan untuk bangkit kembali.

Mari kita melangkah maju, bukan dengan ketakutan, melainkan dengan keyakinan yang teguh. Mari kita tunjukkan bahwa semangat manusia tidak akan pernah padam oleh badai kehidupan

اَلَّلهُمَ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ اْلمُسْلِمَاتِ وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ، اَلأَحْيَاِء مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ  مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ، فَيَاقَاضِيَ اْلحَاجَاتِ.اَلَّلهُمَ إِنَّانَسْأَلُكَ اْلهُدَى وَالتُّقَى وَاْلعَفَافَ وَاْلغِنىَ.

رَبَّناَ هَبْ لَناَ مِنْ أَزْوَاجِناَ وَذُرَّيَّاتِناَ قُرَّةً أَعْيُنٍ وَاجْعَلْناَ لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَاماً. رَبَّناَ لاَ تُزِغْ قُلُوْبَناَ بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَناَ وَهَبْ لَناَ مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ اْلوَهَّابُ.

رَبَّناَاٰتِناَ فِي الدُّنْياَ حَسَنَةً وَفِى اْلأٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِناَ عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعَزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلىَ اْلمُرْسَلِيْنَ، وَاْلحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ

Sumber: Majalah SM Edisi 19/2025


Komentar

faizal

harusnya cantumkan file yang bisa di unduh

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Khutbah

Oleh: Drs HM Jindar Wahyudi, MAg, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Boyolali, Alumni Pon....

Suara Muhammadiyah

2 October 2025

Khutbah

Oleh: Farrel Amrullaah Siswa Kelas XI Broadcasting SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta إِنَّ الْ....

Suara Muhammadiyah

22 February 2024

Khutbah

Oleh: Wayan Bagus Prastyo, SAg Pendidik di Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah Yogyakarta إِن�....

Suara Muhammadiyah

22 November 2024

Khutbah

Oleh: Ihsan Nursidik, MAg, Pengajar di Pondok Pesantren Darul Arqam Daerah Garut إِنَّ الْ�....

Suara Muhammadiyah

20 March 2025

Khutbah

Oleh: Akhmad Syahid, Sekretaris Lembaga Pengembangan Pesantren PDM Lam. Tengah. Dosen IAIN Kota Metr....

Suara Muhammadiyah

10 April 2025