Oleh: Ihsan Nursidik
Kader Muhammadiyah Jawa Barat
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. فَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى عَنْهُ وَحَذَّرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللّٰهُ اَلْوَاحِدُ الْقَهَّاُر. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ اْلأَبْرَارِ. فَصَلَوَاتُ الِلّٰهِ وَسَلاَمُهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ وَالنُّشُوْرِ. أَمَّا بَعْدُ:
فَيَا عِبَادَ الِلّٰهِ. أُوْصِيْنِيِ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰهِ. فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَقَالَ تَعَالَى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
وقال أيضا: ٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Jamaah Jumat Rakhimakumullah
Persaudaran dalam Islam dikenal dengan istilah ukhuwwah yang bermakna persamaan atau keserasian. Ukhuwwah sendiri merupakan bentuk jamak dari kata Akhun, yang berarti hubungan darah atau karena sepersusuan. Artinya suatu hubungan yang memiliki keterkaitan yang begitu dekat satu dengan yang lainnya. Menurut Asfahani, makna keterhubungan ini dapat terbentuk karena berbagai faktor, baik itu disebabkan karena keturunan, persahabatan, agama dan lain sebagainya.
Dalam Al-Qur’an kata yang berpadanan dengan istilah ukhuwwah ini setidaknya disebutkan sebanyak 81 kali. Antara lain 52 kali dalam bentuk mufrad-nya dan 29 kali di dalam bentuk jamak-nya. Secara terperinci bila makna ukhuwwah dalam Alquran tersebut kita artikan sebagai persamaan atau persaudaraan, maka akan terbentuk suatu makna persaudaraan yang dapat di bagi ke dalam empat bagian.
Pertama ukhuwwah fil Ubudiyyah, yakni persamaan sebagai makhluk yang tunduk kepada Allah SWT. Kedua, ukhuwwah fil Insaniyyah, yaitu persaudaraan dengan seluruh umat manusia. Ketiga, ukhuwwah fil Wathaniyyah, yakni bentuk persaudaraan yang diletakkan karena persamaan keturunan atau suatu kebangsaan. Dan terakhir yakni ukhuwwah fil diinul Islam, yaitu persaudaraan atas dasar iman sebagai sesama umat Islam.
Jamaah Jumat Rakhimakumullah
Sebagai umat muslim, kita harus berperan aktif dalam menyuarakan perdamaian yang bisa dicapai sesegera mungkin. Sekalipun dapat dibenarkan bila ketika berbicara persaudaraan manusia, terdapat perbedaan yang meliputi berbagai macam atribut suku budaya dan rasa yang berbeda-beda. Dan perbedaan-perbedaan tersebut hendaknya bisa dipahami secara universal sebagai keniscayaan dari-Nya, agar setiap manusia dapat berdiri di atas kesetaraan dan bisa menjaling hubungan satu sama lainnya.
Allah berfirman:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.” (QS. Al-Hujurat: 13).
Bila merujuk ayat ini, maka sangat jelas bagaimana posisi persaudaraan manusia dalam Islam diletakkan. Islam meletakkan posisi kemanusiaan itu dalam kedudukan yang setara. Dalam Islam tidak ada ras atau golongan tertentu yang lebih tinggi di mata manusia, sebab hanya di mata Allah sajalah, keunggulan itu dimiliki oleh mereka yang bertakwa.
Perbedaan tidak boleh dijadikan sebagai alat untuk memecah persatuan. Lebih lanjut, dalam Tafsir Kemenag dijelaskan bahwa tujuan diciptakannya manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa itu agar melalui perkenalannya tersebut, manusia dapat terdorongan untuk saling tolong menolong.
Allah berfirman:
وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ . . .
“… Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya.” (QS. Al-Maidah: 2)
Persaudaraan manusia dalam Islam dijamin kehormatannya selama itu tidak bertentangan dengan syariat Islam. Persaudaraan manusia dalam Islam bernuansa ajakan dan bimbingan kepada ajaran-ajaran kemanusiaan yang diinspirasi oleh nilai Ketuhanan. Maka Islam mengajarkan agar kita senantiasa mengajak umat manusia dengan penuh sikap dan adab yang luhur.
Allah berfirman:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
“Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.” (QS. Ali-Imran: 159)
Sayyid Qutb, dalam tafsirnya Fi Zhilalil Qur’an menjelaskan bahwa manusia itu membutuhkan naungan penuh kasih sayang, dengan wajah yang meneduhkan lagi ramah, dipenuhi dengan cinta dan kasih, serta jiwa yang mampu menuntun dengan penuh kelembutan. Sikap seperti itu harus dikedepankan dalam membangun hubungan persaudaraan yang baik di antara manusia.
Jangan sampai, kebencian kita terhadap salah satu golongan membuat kita lantas berkata-kata yang kasar bahkan membuat fitnah yang membuat hubungan antara manusia semakin rusak. Mengelola hati agar tidak sempit dalam menghadapi kealpaan seseorang atau golongan tertentu merupakan kewajiban setiap muslim dalam mendakwahkan Islam.
Setiap kealpaan hendaknya kita insyafi sebagai kelemahan umat manusia yang kerap berbuat kekeliruan. Memberikan ampunan pada mereka yang salah menjadi komitmen lainnya dari usaha membangun persaudaraan antara umat manusia, bahwa dendam mendalam hanya akan lerai oleh ampunan dan penerimaan yang Ikhlas.
Tentunya kita berharap semoga berbagai macam konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia, Ukraina-Rusia, Sunni-Syiah, khususnya di Palestina, Rohingya, dan lain sebagainya dapat diselesaikan dengan jalan damai. Semoga konflik dan perpecahan yang terjadi kemudian berubah menjadi kondisi yang diliputi oleh rasa menghargai, mencintai dan mengkasihi, Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلكُمْ فِى الْقُرآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي الْآخِرَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ
أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
أَللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْن
اللَّهُمَّ أَعِزَّالْإِسْلَامَا وَ لْمُسلِمِين. اللَّهُمَّ انْصُرْإِخْوَاننَاَ الْمُسلِمِين المُجَاهِدِينَ فِي فِلِسْطِين. اللَّهُمَّ ثَبِّتْإِ يمَانَهُمْ وَأَ نْزِلِ السَّكِينَةَ عَلَىقُلُوبِهِم وَ وَحِّدْ صُفُوفَهُمْ
اَللّٰهُمَّ انْصُرِ الْمُسْلِمِيْنَ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ. اَللّٰهُمَّ ارْحَمِ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ. اَللّٰهُمَّ اكْشِفْ الغُمَّةَ عَنْ أُمَّتِنَا
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر