Kolaborasi Halal dan Jiwa Muhammadiyah Abad Kedua

Publish

13 August 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
135
Dok Istimewa

Dok Istimewa

Kolaborasi Halal dan Jiwa Muhammadiyah Abad Kedua

Oleh: Vritta Amroini Wahyudi, Dosen Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang, Pengurus LPH-KHT PWM Jatim, PhD Candidate in Biotechnology, Chulalongkorn University

Sejak berdiri pada tahun 1912, Muhammadiyah menegaskan dirinya sebagai gerakan Islam yang berpegang teguh pada prinsip al-ruju’ ila al-Qur’an wa al-Sunnah — kembali kepada Al-Qur’an dan ajaran Nabi Muhammad SAW yang murni — untuk memajukan umat melalui pendidikan, kesehatan, dan amal sosial. Semangat ini lahir dari visi menjadi khaira ummah (umat terbaik) dan ummatan wasatha (umat tengahan yang moderat dan adil), membawa Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin — rahmat bagi seluruh alam.

Memasuki Abad Kedua, Muhammadiyah menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Dakwah tidak lagi sebatas lokal, melainkan harus merespons perubahan teknologi, pola perdagangan, serta arus informasi lintas negara. Dalam konteks ini, kolaborasi dalam bidang halal—baik dari sisi agama maupun sains—menjadi sangat penting sebagai bagian dari misi Muhammadiyah untuk mengaktualisasikan pencerahan yang relevan dan berlandaskan ilmu pengetahuan.

Halal dan Jiwa Muhammadiyah

Bagi Muhammadiyah, halal bukan sekadar label atau sertifikat, melainkan implementasi nyata dari amar ma’ruf nahi munkar — mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran — yang merupakan ciri umat terbaik sesuai Al-Qur’an (QS Ali Imran: 104, 110). Di tengah dinamika global, memastikan kehalalan produk pangan dan turunannya adalah tanggung jawab sosial sekaligus perlindungan hak konsumen Muslim.

Jiwa Muhammadiyah yang mengedepankan scientific approach to religion mendorong kolaborasi antara nilai agama dan teknologi modern. Dengan menggabungkan kajian fikih halal dan metode autentikasi ilmiah, seperti analisis DNA dan teknik kimia, proses verifikasi halal dapat dilakukan dengan cepat dan akurat. Kolaborasi ini memperkuat kepercayaan konsumen dan menjaga kemaslahatan publik di tingkat nasional dan internasional.

Kesungguhan Muhammadiyah dalam hal ini adalah manifestasi dari badlul-juhdi — berusaha sekuat tenaga — dan al-jihad li-al-muwajahah — berjuang menghadapi tantangan zaman. Melalui kolaborasi halal yang terintegrasi antara agama dan sains, Muhammadiyah membangun standar halal yang kokoh dan diterima secara global.

Kolaborasi

Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua menegaskan pentingnya memadukan local genius (kearifan lokal) dan local wisdom (kebijaksanaan lokal) dengan global ethic (etika global) dan global wisdom (hikmah global). Kolaborasi antar nilai lokal dan standar global ini memungkinkan identitas dan tradisi Indonesia tetap terjaga sekaligus mampu berperan aktif di kancah internasional.

Indonesia memiliki potensi besar sebagai negara Muslim terbesar dengan kekayaan kuliner dan sistem sertifikasi halal yang mapan. Namun, agar mampu bersaing dan diakui dunia, produk halal harus didukung oleh riset dan autentikasi yang ilmiah dan transparan. Di sinilah peran Muhammadiyah sebagai gerakan masyarakat madani (civil society) berkeadaban menjadi sangat strategis.

Melalui jejaring perguruan tinggi, rumah sakit, dan lembaga penelitian, Muhammadiyah dapat menginisiasi pusat riset halal yang menggabungkan kajian fikih dengan bioteknologi, kimia pangan, dan teknologi autentikasi. Kolaborasi antar disiplin ini memastikan bahwa produk halal yang dihasilkan tidak hanya memenuhi tuntutan syariah, tapi juga standar ilmiah yang diakui secara internasional.

Lebih jauh, kolaborasi ini juga membuka ruang diplomasi halal di tingkat global. Inovasi dan hasil riset Muhammadiyah dapat dipresentasikan di forum-forum internasional, membangun jaringan kerja sama dengan universitas dan industri global, serta memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat pengembangan halal dunia yang berlandaskan ilmu pengetahuan dan nilai Islam. Dengan pendekatan kolaboratif ini, Muhammadiyah tidak hanya berdakwah secara verbal, tetapi juga melalui karya nyata yang berdampak luas bagi umat dan masyarakat global, Muslim maupun non-Muslim. Ini adalah implementasi misi rahmatan lil ‘alamin dalam konteks kontemporer yang penuh tantangan.

Insight Bidang dan Langkah Nyata

Untuk mewujudkan visi kolaborasi halal ini, Muhammadiyah perlu fokus pada beberapa bidang strategis yang saling terkait. Pertama, pengembangan riset halal dan autentikasi produk dengan metode ilmiah yang cepat, akurat, dan memenuhi standar internasional sangat penting untuk menjaga daya saing produk halal Indonesia.

Selanjutnya, integrasi ilmu agama dengan sains modern harus dikedepankan. Muhammadiyah perlu mendorong kolaborasi antara ahli fikih halal dengan pakar bioteknologi, kimia pangan, dan teknologi autentikasi untuk menghasilkan solusi halal yang holistik dan sesuai syariah. Penguatan kapasitas institusi Muhammadiyah juga sangat krusial. Perguruan tinggi, rumah sakit, dan lembaga penelitian perlu dikembangkan menjadi pusat riset halal yang menghasilkan inovasi dan tenaga ahli yang kompeten dalam halal science. Diplomasi dan kolaborasi global menjadi faktor penentu keberhasilan. Muhammadiyah harus aktif membawa riset dan inovasi halal ke forum internasional, membangun jaringan dengan lembaga halal global, universitas, dan industri untuk memperkuat standar dan promosi produk halal Indonesia.

Selain itu, penguatan kearifan lokal dengan etika global harus terus dijaga agar produk halal dapat diterima tanpa kehilangan identitas budaya dan nilai agama. Secara praktis, Muhammadiyah dapat melakukan langkah-langkah nyata seperti membangun laboratorium riset halal terpadu dengan fasilitas autentikasi mutakhir, mengembangkan kurikulum dan program pendidikan halal science di perguruan tinggi, serta melakukan riset kolaboratif multidisiplin antara bidang agama dan sains.

Membangun jaringan kerja sama nasional dan internasional menjadi penting agar riset dan produk halal Muhammadiyah semakin diperhitungkan di dunia. Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat serta pelaku industri tentang pentingnya autentikasi halal berbasis sains juga harus ditingkatkan guna memperkuat kepercayaan konsumen dan kepatuhan industri. Terakhir, integrasi hasil riset ke dalam proses sertifikasi halal akan menjadikan standar sertifikasi lebih objektif dan berbasis bukti ilmiah  sehingga memberikan jaminan kehalalan yang kuat.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Relevansi Gerakan IMM pada Era Digital Oleh: Khoirul Iksan, Kader IMM Klaten Dalam kurun waktu 60 ....

Suara Muhammadiyah

29 March 2024

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan Dalam perjalanan memahami kehidupan Nabi Muhammad SAW, kita telah menjelajahi l....

Suara Muhammadiyah

18 September 2024

Wawasan

Pentingnya Partisipasi Orangtua dalam Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Oleh: Wakhidah Noor Ag....

Suara Muhammadiyah

26 September 2023

Wawasan

Isu GEDSI dalam Pilkada dan Pembangunan Daerah yang Inklusif Oleh: Dr. Amalia Irfani, M.Si, LPPA PW....

Suara Muhammadiyah

4 November 2024

Wawasan

Menuju Indonesia Emas 2045, Siapkah Tenaga Kerja di Indonesia? Oleh: Larasati Indah Lestari, Magist....

Suara Muhammadiyah

23 March 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah