Spirit Sumpah Pemuda dalam Tanwir IMM XXXIII
Oleh: M Zaki Mubarak, Sekretaris Jenderal DPP IMM
Kurang dari dua pekan lagi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) akan menyelenggarakan hajat Tanwir di Kota Malang, Jawa Timur. Pemilihan waktu di penghujung Oktober menjadi momentum yang sesuai karena beriringan dengan peringatan Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda adalah sebuah peristiwa tentang energi kolektif dalam bentuknya yang paling murni. Ia adalah sebuah terobosan fundamental di mana para pemuda dari berbagai latar belakang berhasil melakukan satu hal yang paling sulit, yaitu membunuh ego-sektoral mereka. Mereka dengan kesadaran penuh meleburkan identitas kedaerahan yang sempit itu untuk mendeklarasikan sebuah identitas baru yang imajinatif dan visioner, Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa: Indonesia.
Pun pelaksanaan Tanwir IMM di Malang nanti seyogyanya mewarisi spirit Sumpah Pemuda meski dalam wujud yang berbeda dan dengan cara yang paling terhormat. Yakni meleburkan ego-sektoral internal demi satu visi besar Ikatan. Jika Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IMM, Riyan Betra Delza, berbicara dan mengarahkan tentang visi dan arah besar Ikatan, maka tugas kami di DPP IMM adalah memastikan mesin organisasi ini siap untuk mengeksekusi visi tersebut.
Menumbuhkan Energi Kolektif
Energi kolektif tidak akan lahir secara magis. Ia harus diorganisir, dikonsolidasikan, dan diarahkan secara sistematis. Persoalan utama kita hari ini, baik sebagai bangsa maupun sebagai organisasi, adalah fragmentasi energi. Energi kita terlalu sering terbuang dalam ruang-ruang yang sempit, bergerak sendiri-sendiri, bahkan saling berbenturan.
Kita memiliki ribuan kader cerdas di seluruh penjuru negeri, namun energi intelektual itu seringkali tercecer. Kita punya ribuan aksi humanis di tingkat cabang dan komisariat, namun dampaknya tidak terakumulasi secara nasional. Di sinilah letak urgensi kolektivitas itu. Tanwir IMM nantinya harus menjadi momentum untuk mengubah ribuan energi potensial yang tersebar di setiap kader menjadi satu energi kolektif yang terpadu.
Energi kolektif menuntut adanya agenda bersama. Gerakan-gerakan parsial di tingkat komisariat, cabang dan daerah itu penting, namun mereka harus dijahit oleh satu benang merah programatik nasional. Tanwir IMM harus mampu melahirkan sebuah grand design atau agenda aksi nasional yang fokus, terukur, dan berpijak pada kepentingan bersama.
Secercah Harapan di Kota Malang
Penempatan Tanwir di Kota Malang sendiri bukanlah tanpa tujuan. Malang yang memiliki predikat sebagai kota pendidikan dan episentrum gerakan, merupakan kawah candradimuka bagi kaum intelektual. Sehingga penyelenggaraan Tanwir IMM di Kota Malang menjadi momentum emas untuk kita melakukan konsolidasi organisasi dan gerakan secara total.
Konsolidasi tersebut akan melahirkan kesatuan frame dalam berbagai aspek, mulai dari perkaderan hingga isu-isu keperempuanan. Dengan demikian, seluruh elemen Ikatan dari pusat hingga komisariat akan bergerak dalam irama yang sama untuk mengawal setiap kebijakan yang dihasilkan. Dan Tanwir IMM juga harus mampu menaikkan level diskusinya dari sekadar konsolidasi internal organisasi menjadi konsolidasi visi kebangsaan. Energi kolektif kader tidak boleh habis untuk urusan internal, melainkan harus diarahkan keluar, membaktikan diri untuk negeri.
Sekali lagi, kita tidak sedang berkumpul untuk sekadar bereuni atau bertamasya. Kita sedang berkumpul untuk menyatukan baut-baut yang kendor, menyelaraskan gir-gir yang bergesekan, dan memastikan mesin besar bernama IMM ini siap bergerak dengan energi penuh untuk mewujudkan IMM masa depan.
Sejarah Sumpah Pemuda cukup terang benderang memberikan hikmah bahwa energi kolektif sejati hanya akan terwujud jika ada kesadaran kolektif yang ditopang oleh sistem organisasi dan gerakan yang solid. Itulah tanggung jawab utama kita di Tanwir ini, yakni mengubah percikan-percikan api di setiap diri kader menjadi satu obor pencerah yang binarnya membawa fajar harapan, dan tentu saja, sinarnya benar-benar terasa untuk negeri.