CAWAS, Suara Muhammadiyah – Direktur Utama PT Syarikat Cahaya Media / Suara Muhammadiyah Deni Asy’ari mengatakan, Muhammadiyah sejak Muktamar ke-47 tahun 2015 di Makassar, Sulawesi Selatan sebagai program prioritas. Lebih khusus lagi, pilar ketiga Persyarikatan setelah pendidikan dan kesehatan.
“Setelah Muktamar, Muhammadiyah mendorong setiap Ranting, Cabang, dan Daerah bisa mengonsolidasikan potensi jamaah setempat,” ulasnya saat mengisi Pengajian di Pendopo Muhammadiyah Cawas, Klaten, Jawa Tengah, Rabu (25/12).
Deni mengatakan, strategi yang laik dan potensial dengan membangun ekonomi dengan model jam’iyyah. Atau diistilahkan sebagai ekonomi berbasis jamaah. “Karena kalau dilakukan sendiri-sendiri, kita tidak akan kuat,” ungkapnya.
Terlebih, Rasulullah Saw telah meneladankan pendirian Pasar Al Souq Manakhah. Pasar yang dibangun secara jamaah dengan mengutamakan keadilan dan kebersamaan.
Hal ini sesuai penggalan redaksi Qs ash-Shaff ayat 4. Kata ‘bunyanun marsush’ (bangunan yang terususn kokoh) itu dimaknai berjamaah di masjid. Bagi Deni, kata ini sudah saatnya dimaknai dalam bentuk gerakan ekonomi.
“Kita ingin ubah makna kata ini tidak hanya dalam barisan masjid, tapi dalam gerakan ekonomi. Inilah yang dikhawatirkan oleh para oligarki sebenarnya. Jadi kalau ada kekuatan umat Islam yang mengarah ekonomi, mereka siap masuk,” bebernya.
Di situlah Deni mentransformasikan SM dari teks menuju konteks. Artinya tidak hanya bertumpu pada bisnis di media, tetapi berkembang luas ke gerakan ekonomi.
“Gerakan ekonomi menjadi sebuah gerakan yang masif di lingkungan Persyarikatan. SM mencoba mentransformasikan ini, dari teks menuju konteks. Alhamdulillah, hingga kini, proses transformasi berjalan dengan baik,” tegasnya.
Untuk itu, Deni mengajak membangun kekuatan ekonomi berbasis jamaah. Ajakan ini sebagai wujud dari jihad ekonomi yang bermakna lil-muwajahah. Yakni jihad positif yang tidak marah-marah, jihad yang konstruktif, dan jihad yang solutif dalam menghadapi berbagai tantangan saat ini dengan senantiasa ikhtiar secara maksimal.
“Cara ini merupakan bagian dari jihad ekonomi Muhammadiyah. Dengan menghadirkan pilihan alternatif dalam membangun ekonomi umat. Kekuatan jamaah dalam membangun ekonomi umat adalah modal awal bagi kita mewujudkan gerakan ekonomi tersebut di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah,” tandas Anggota Bidang Pendidikan dan Kader Pimpinan Ranting Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan ini. (Cris)