MAKASSAR, Suara Muhammadiyah - Pada tanggal 28 hingga 29 Mei 2025, suasana hangat penuh semangat kolaboratif menyelimuti Kompleks Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Gombara, Makassar.
Selama dua hari itu, para pimpinan pondok pesantren Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Sulawesi Selatan berkumpul dalam sebuah agenda penting: Rapat Koordinasi yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Pesantren (LP2M) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan.
Kegiatan ini menjadi tonggak konsolidasi dan peneguhan sinergi antarpesantren dalam bingkai ke-Muhammadiyahan yang moderat, dinamis, dan visioner.
KH Lukman Abd. Samad, Ketua LP2M PWM Sulsel membuka pertemuan dengan penuh semangat. Ia menyampaikan bahwa rapat ini bukan sekadar pertemuan rutin. Tetapi momentum strategis untuk saling menguatkan, menggembirakan, dan menginspirasi antarpondok pesantren.
“Tujuan utamanya adalah mempererat silaturrahim sekaligus menyampaikan perkembangan dan mencari solusi atas tantangan yang kita hadapi bersama,” ungkapnya.
Peserta yang berjumlah lebih dari 50 orang itu datang dari berbagai pelosok Sulawesi Selatan, mewakili pesantren Muhammadiyah dan Aisyiyah. Banyak di antara mereka adalah pengasuh pesantren yang telah membina para santri hingga mampu menghafal 30 juz Al-Qur’an. Kehadiran mereka menjadi simbol komitmen terhadap pendidikan Islam yang berkualitas dan membumi.
Dalam forum ini, KH Lukman juga memaparkan berbagai program strategis yang dijalankan LP2M. Salah satu program unggulan yang disorot adalah Pendidikan Ustadz Pesantren Muhammadiyah (PUPM), yang telah berjalan dengan baik di Sulawesi Selatan.
Ia menjelaskan bahwa PUPM menjadi salah satu pilar penting dalam menyiapkan kader-kader pengajar pesantren yang kompeten, berkarakter, dan mampu menjawab tantangan zaman.
Cecep Taufiqurrahman, Wakil Ketua LP2 Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang turut hadir dalam kegiatan ini, menyampaikan apresiasinya. Ia menilai bahwa keberhasilan pengelolaan PUPM di Sulsel bisa dijadikan model inspiratif bagi wilayah lain.
“Kesuksesan program PUPM di Sulsel ini perlu menjadi contoh bagi wilayah lain, termasuk kampung saya di Jawa Barat. Ke depan, kita perlu menyusun roadmap nasional untuk PUPM dan memperluas kerja sama dengan amal usaha Muhammadiyah, khususnya dalam hal penempatan dan pengabdian para alumninya,” ujar Cecep.
Selain itu, forum ini juga membahas kegiatan Daurah Tahfidz dan Bahasa yang dilaksanakan di Malino, serta perencanaan Kemah Tahfidz dan Bahasa VIII yang akan digelar pada September 2025 di Kabupaten Sidrap.
Kegiatan tersebut akan mengadopsi konsep Kemah Santri Nasional dan Olimpiade Ahmad Dahlan, serta menghadirkan tokoh inspiratif seperti Ustaz Syamsi Ali, Imam Masjid di New York, Amerika Serikat, yang juga merupakan alumni Pesantren Darul Arqam Gombara.
Di tengah kegiatan, KH Lukman menegaskan tiga kompetensi utama yang menjadi fokus pembinaan santri Muhammadiyah. Pertama, tahsin (peningkatan kualitas bacaan Al-Qur’an). Kedua, mufradat (penguasaan kosakata bahasa Arab), dan ketiga ibadah serta akhlak (pembentukan karakter dan spiritualitas santri).
Ketiganya dirancang agar santri tak hanya unggul dalam aspek keagamaan, tapi juga siap melanjutkan studi ke luar negeri, seperti Mesir, Arab Saudi, dan negara-negara Timur Tengah lainnya. LP2M sendiri telah membuka akses kerja sama dengan berbagai lembaga internasional termasuk yang dipimpin oleh Ustaz Adi Hidayat.
Mudir Pesantren Darul Arqam Gombara, H Muh Syaiful Saleh, selaku tuan rumah, menyampaikan rasa syukur atas terlaksananya rapat koordinasi ini di pesantren yang ia pimpin.
Ia menuturkan bahwa selama kepemimpinannya, berbagai program pendidikan dan pembinaan berjalan dengan baik. Salah satu capaian penting yang disampaikannya adalah kebijakan memberikan gaji guru tetap di atas Upah Minimum Provinsi (UMP), sebagai bentuk apresiasi dan upaya meningkatkan kenyamanan serta profesionalitas tenaga pendidik.
“Saat guru sejahtera, pengelolaan pesantren menjadi lebih mudah dan tenang. Kami ingin memberikan keteladanan bahwa penghargaan kepada guru adalah investasi jangka panjang bagi mutu pendidikan,” tegasnya.
Rapat ini juga dihadiri oleh pimpinan PWM Sulsel lainnya, antara lain Dr. KH. Mawardi Pewangi, M.Pd.I. selaku Wakil Ketua PWM Sulsel, dan Dr. Muh. Ali Bakri, M.Si., Sekretaris LP2M PWM Sulsel. Kehadiran mereka memberikan dorongan moral serta arah kebijakan yang memperkuat program-program LP2M.
Seluruh rangkaian kegiatan berlangsung dalam suasana khidmat namun penuh kehangatan. Suara tadarus para santri yang menggema di sela-sela pertemuan menjadi pengingat akan ruh perjuangan pendidikan Islam yang tengah diupayakan bersama. Di tengah dunia yang terus berubah, para pimpinan pesantren Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Sulawesi Selatan menyadari pentingnya inovasi, kolaborasi, dan kesinambungan kaderisasi sebagai pondasi utama kemajuan umat. (diko)