Kwarpus Baru Dikukuhkan, HW Siap Berlari Kencang

Kwarpus Baru Dikukuhkan

Kwarpus Baru Dikukuhkan

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Bertempat di Amphitarium Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW) periode 2023-2028 secara resmi dikukuhkan (28/10). Berdiri di atas podium, Agus Taufiqurrahman memandu prosesi sakral para pandu. Dengan mengucap basmalah - frasa dalam Islam yang mengandung makna bersama sang Khaliq. Seluruh struktur pimpinan yang terpilih untuk menahkodai HW lima tahun ke depan itu berharap segala amanah yang dilimpahkan dapat ditunaikan dengan sebaik-baiknya. 

Dari seragam yang mereka kenakan, terpancar aura kewibawaan. Namun tak kehilangan sifatnya yang ramah dan sopan. Kesigapan seolah telah melekat dalam jiwa mereka. Bahasa tubuhnya senantiasa menunjukkan sikap siap sedia untuk menerima dan melaksanakan tugas. Memegang teguh motto sedikit bicara banyak bekerja. Di pundaknya memikul misi penting persyarikatan. Meluaskan dakwah Islam dengan penuh kegembiraan. 

Dalam kesempatan yang sama, Agus memuji sikap pandu HW yang menurutnya penuh dengan kesigapan. Siap menolong siapa saja yang membutuhkan uluran tangan. Ia sangat yakin bahwa HW di bawah kepemimpinan yang baru akan berlari kencang. Melanjutkan kepemimpinan sebelumnya untuk membawa HW menjadi organisasi kepanduan yang memiliki pengaruh luas di masyarakat, baik dalam skala nasional maupun internasional. 

“HW adalah organisasi yang menggembirakan. Anggotanya tak pernah bersedih. Kami yakin HW akan menjadi organ penting Muhammadiyah yang dapat terus mencetak kader karena suasana kegiatan yang dilakukan HW seluruhnya menggembirakan,” ujarnya. 

Berbicara tentang potensi HW dalam mencetak kader-kader baru Persyarikatan. Agus menegaskan bahwa HW merupakan satu-satunya ortom yang memiliki pangsa pasar dan spektrum usia yang sangat luas. Tak ada batasan umur untuk menjadi seorang pandu HW. Tua dan muda, semua berbaur. Fakta inilah yang sejatinya membuat HW memiliki peran sangat strategis dalam ikhtiar manambah jumlah kader Muhammadiyah. 

“Jika misi dakwah Muhammadiyah adalah memajukan, HW harus hadir dengan dakwah Islam yang menggembirakan. Jika ini terjadi saya yakin Indonesia akan semakin jaya,” tegasnya. 

Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Muhammadiyah, HW tentu memiliki tanggungjawab untuk terus menjaga Persyarikatan agar terus berada di jalan Islam yang benar. Sebagaimana Islam yang dipahami Muhammadiyah yaitu kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah, namun selalu membuka pintu tajdi dalam urusan mu’amalah keduaniaan. Dengan kata lain, tajdid untuk urusan urusan ibadah dan aqidah adalah purifikasi, sedangkan tajdid untuk urusan ma’amalah duniawi adalah dinamisasi di berbagai sektor kehidupan. Di sinilah posisi Muhammadiyah dalam mewujudkan Islam berkemajuan. 

Untuk mencapai hal tersebut ia pun mendorong HW melakukan terobosan kaderisasi. Merangkul yang muda untuk aktif di kepanduan yang mengusung semangat persaudaraan dan cinta Tanah Air. 

Aman Suyadi, Ketua Umum Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan menegaskan bahwa kepengurusan HW yang baru bertekad melanjutkan perjuangan dari pengurus sebelumnya. Bergerak cepat membuat perubahan yang lebih besar. 

Ia memamarkan ada beberapa program taktis untuk membawa HW kembali menjadi pandu yang diperhitungkan. Di antaranya membangun SDM yang produktif melalui pendirian Cafee Literasi. Pembuatan databese HW yang mencakup jumlah anggota, pelatih, dan pembina di seluruh tingkatan. Mencanangkan program kerjasama dengan berbagai pihak yang memungkinkan HW dapat kembali berpartisipasi dalam event-event Internasional. Membentuk pandu keluarga (bermitra dengan Aisyiyah). 

“Saya kira yang paling tua di sini adalah saya. Yang lain masih muda-muda. Seperti layaknya mobil baru, kalau digas langsung berlari kencang,” tegasnya. 

Tahun Politik 

Dalam kesempatan yang sama Agus mengingatkan, di hadapan seluruh jajaran Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan HW ia berpesan, secara individu warga Muhammadiyah memiliki hak untuk menyalurkan aspirasi politiknya, baik itu untuk memilih maupun dipilih. Tapi yang perlu di garis bawahi bersama adalah, bahwa setiap warga Muhammadiyah tidak diperbolehkan membawa nama atau simbol organisasi untuk kepentingan politik praktis. 

“Meski politik tidak dapat dipisahkan dari aspek kehidupan manusia. Muhammadiyah tetap membuat garis yang jelas terhadap politik praktis. Jika dulu Muhammadiyah menjaga jarak yang sama dengan semua partai, sekarang Muhammadiyah membangun silaturahmi yang sama dengan semua partai,” ujarnya. (diko)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Amerika Serikat kembali m....

Suara Muhammadiyah

22 September 2023

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Siang itu Veritas Room 3501 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politi....

Suara Muhammadiyah

11 July 2024

Berita

PERLIS, Suara Muhammadiyah – Kerajaan Negeri Perlis Melalui Jabatan Mufti mengadakan Program p....

Suara Muhammadiyah

6 May 2024

Berita

LAMTENG, Suara Muhammadiyah - SMK Negeri 1 Talangpadang Kabupaten Tanggamus dan BLKK M Darwis Muhamm....

Suara Muhammadiyah

29 July 2024

Berita

ENREKANG, Suara Muhammadiyah - Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah (DAM) Cece, Enrekang, Rabu, 28 Feb....

Suara Muhammadiyah

29 February 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah