PERLIS, Suara Muhammadiyah - Memberikan pelajaran tentang toleransi dan menghargai keberagaman kepada Muhammadiyah sama seperti mengajarkan ikan berenang atau burung terbang.
Saat ini, UMAM memiliki mahasiswa S3 pertama dari warga negara Malaysia yang akan menjadi bagian penting dari kekuatan UMAM di masa depan.
Mahasiswa S3 UMAM warga negara Malaysia tersebut bernama Law Yew Fong, seorang dosen dari institusi perguruan tinggi swasta Katolik di Malaysia.
Dari namanya, dapat diketahui bahwa dia bukan berbangsa Melayu dan tidak beragama Islam.
Dari sekian banyak perguruan tinggi di Malaysia, dia memilih Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM), sebuah perguruan tinggi swasta yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam pergerakan Muhammadiyah.
Ketika saya memperkenalkan UMAM kepada Law Yew Fong, saya menekankan bahwa UMAM jangan hanya dilihat dari kampusnya di Sungai Chuchuh, Padang Besar, Perlis. UMAM adalah satu dari 172 perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah yang memiliki puluhan ribu dosen, serta ratusan ribu mahasiswa dan alumni yang tidak hanya bekerja di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara.
Saya juga menceritakan kepadanya bahwa di Sorong, Papua, yaitu propinsi terjauh berlokasi di bagian paling timur Indonesia, Muhammadiyah memiliki sebuah universitas di mana sekitar 62% mahasiswanya dari kalangan kristiani.
Dan saat ini tiga orang dosen Universitas Muhammadiyah Sorong sedang melanjutkan kuliah S3 di Universiti Muhammadiyah Malaysia UMAM yaitu Ir. Rendra Soekarta, S.kom,. M.T.,IPP, Ir. Irman Amri, S.T., M.T., IPM dan Teguh Hidayat Iskandar Alam, S.Kom., M.MT
Law Yew Fong, yang saya panggil dengan sebutan mesra pak Law, saat ini sedang mengejar gelar PhD nya bidang Social Sience di UMAM.
Dia mengkaji tentang sebuah antithesis konsep sains politik yaitu political identity sebagaimana yang dipopulerkan oleh Francis Fukuyama.
Kajiannya tentang Partai Bangsa Malaysia (PBM) merupakan sebuah cita-cita sebahagian pemimpin Malaysia untuk mewujudkan perpaduan kaum di Malaysia yang dikenal sebagai bangsa Malaysia.
Pembimbing utamanya (Supervisornya) Prof Madya Dr Mohamad Zaini Abu Bakar sebelum bergabung dengan UMAM adalah seorang dosen senior di Universiti Sains Malaysia, Pulau Pinang selalu meyakinkan dia bahwa banyak yang dulunya kecil tetapi menjadi besar seperti PKR karena idealisme. Jadi menurutnya tidak mustahil suatu hari nanti perjuangan idealisme PBM ini akan besar juga.
Semoga UMAM akan menjadi sebuah perguruan tinggi yang maju dan mendapatkan Rahmah dimana setiap orang tanpa kecuali akan merasakan kehadiran UMAM dengan mehasiswa dari berbagai negara dan ras sungguh merupakan sebagai rahmah bagi semua. (Afriadi Sanusi)