Lewat Kajian Ramadhan, Unismuh Tegaskan Kecerdasan Buatan Bukan Pengganti Akhlak

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
82
Doc. Istimewa

Doc. Istimewa

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah — Di tengah gegap gempita perkembangan teknologi global, Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar memanfaatkan momentum Ramadhan untuk merawat spiritualitas sekaligus menjembatani nilai Islam dengan kemajuan digital. Kegiatan bertajuk “Artificial Intelligence (AI) dalam Perspektif Kajian Literasi Islam” digelar Rabu, 26 Maret 2025, di Balai Sidang Muktamar ke-47 Unismuh Makassar, Sulawesi Selatan.

Kegiatan ini tidak sekadar menjadi ajang buka puasa bersama, melainkan juga ruang reflektif untuk mengevaluasi tantangan moral dan etis di era kecerdasan buatan. Hadir dalam acara ini pimpinan, dosen, tenaga kependidikan, serta tamu-tamu kehormatan dari kalangan tokoh Muhammadiyah Sulawesi Selatan.

Kajian utama dibawakan oleh Prof. Dr. Eng. Ir. Muhammad Isran Ramli, ST., MT., Dekan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas). 

Penanggungjawab acara, Prof Andi Sukri Syamsuri, menyebut bahwa acara ini merupakan acara yang rutin dilakukan setiap tahun. Para sesepuh yang diundang meliputi para mantan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM), mantan Rektor, Wakil Rektor dan Dekan di Unismuh pada masanya.

"Kami mengundang para mantan rektor, mantan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah untuk terus mempererat silaturahmi melalui buka puasa bersama," ucap Wakil Rektor II Unismuh itu.

Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan penyaluran santunan kepada 12 panti asuhan, sebagai bagian dari semangat kepedulian sosial selama Ramadhan. 

Momentum Ramadhan juga dimanfaatkan untuk memberikan penghargaan kepada seorang driver ojek online bernama Muzakkir. Ia dikenal karena kejujurannya saat menemukan dompet mahasiswa Unismuh, yang berisi uang dan sejumlah dokumen.

"Karena tidak menemukan pemilik dompet, Pak Muzakkir mengantar dompet tersebut ke Unismuh, dan diserahkan ke pos security depan kampus, padahal sudah larut malam, dan hujan deras," jelasnya.

Rektor Unismuh Makassar, Dr. Ir. Abd. Rakhim Nanda, ST., MT., IPU., menyampaikan bahwa Unismuh telah memulai langkah strategis untuk bersaing di kancah global melalui integrasi nilai Islam, teknologi ramah lingkungan, dan visi futuristik. “Unismuh kini berada dalam era baru. Tagline kami adalah Integrated Green Islamic Futuristic. Inilah wujud komitmen kampus kami terhadap ilmu dan iman,” ujarnya.

Menurutnya, kehadiran Prof. Isran dalam acara ini juga berkaitan erat dengan persiapan akreditasi internasional di Fakultas Teknik, termasuk Prodi Arsitektur dan Sipil. “Beliau adalah pembimbing kami untuk naik kelas ke level internasional,” katanya.

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, Prof Ambo Asse, dalam amanahnya menegaskan bahwa Al-Qur’an memerintahkan umat untuk membaca dan menggali ilmu. “AI adalah buah dari pembacaan alam. Dalam Al-Qur’an, ulil albab adalah orang cerdas yang memanfaatkan pikirannya untuk menangkap tanda-tanda kekuasaan Allah di alam semesta,” jelasnya.

Prof. Ambo mengajak civitas akademika untuk tidak alergi terhadap perkembangan ilmu, namun tetap menanamkan nilai etis dan spiritual dalam pengaplikasiannya. “Ayat-ayat Allah tidak hanya yang tertulis 6.236 di Mushaf. Di alam semesta ini ayat-ayatNya tak terhingga,” kata Guru Besar Tafsir ini.

Dalam paparannya, Prof Isran menyebut AI tidak akan pernah menggantikan nilai-nilai akhlak dan kejujuran manusia.

Ia mengingatkan pentingnya umat Islam untuk tidak sekadar menjadi pengguna teknologi, tetapi juga penafsir moral dari setiap capaian sains modern.

“AI bisa membuat ceramah, menyusun khutbah, bahkan menganalisis ayat-ayat Al-Qur’an dalam hitungan detik. Tapi ingat, ini buatan. KW. Tidak ori. Harus ada verifikasi, harus ada kebijaksanaan,” terang kader Muhammadiyah itu.

Isran, yang mengaku membuat materi presentasi hanya dalam waktu lima menit menggunakan fitur AI Copilot di Microsoft, tidak bermaksud meremehkan kemampuan teknologi. Justru, Ia ingin membuka mata sivitas akademika tentang besarnya potensi AI — sekaligus risiko jika tak disertai kesadaran etik.

Isran menyebut AI bekerja berdasarkan data masa lalu dan algoritma yang meniru cara berpikir manusia. “Jangan bayangkan AI ini sakral. Ia hanya secerdas data yang dikonsumsi. Maka umat Islam harus tetap menjadi filter,” tegasnya.

Salah satu gagasan menarik yang disampaikan Isran adalah bagaimana AI justru bisa memperkuat dakwah Islam, jika diarahkan dengan bijak. Ia mencontohkan aplikasi Ikhraf dan Analyze Al-Qur’an, yang memungkinkan pengguna menggali kandungan ayat dengan cepat dan tepat.

“Bayangkan, kita dulu belajar tafsir pakai indeks Fatur Rahman, cari ayat berjam-jam. Sekarang? Setengah detik. Tapi kemudahan ini harus dibarengi dengan kesadaran. Jangan serahkan semuanya ke mesin,” ulasnya.

Isran juga mengisahkan bagaimana ia melatih dosen dan mahasiswa menggunakan aplikasi AI berbasis Quran. “Bu Dekan Keperawatan Unhas, Prof Ariyanti, bahkan ikut kajian saya,” katanya.

Namun demikian, Ia tetap memperingatkan adanya sisi gelap AI, seperti penyalahgunaan dalam perjudian daring, manipulasi e-commerce, atau konten tak senonoh yang bisa diakses anak-anak. “Ini PR kita. Umat Islam harus menjadi pagar moral,” tegasnya. (Hadi/Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah - Dalam rangka menyambut siswa baru tahun ajaran 2024/2025, SMP UMP m....

Suara Muhammadiyah

20 May 2024

Berita

SEMARANG, Suara Muhammadiyah - Lazismu Jawa Tengah terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan ....

Suara Muhammadiyah

20 April 2024

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah - Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka bersilaturahmi ke Pondok Pe....

Suara Muhammadiyah

27 November 2023

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Suara Muhammadiyah melakukan kunjungan ke PCM Rawamangun Jakarta....

Suara Muhammadiyah

20 July 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Persyarikatan Muhammadiyah memasuki usia yang ke-111. Karena ....

Suara Muhammadiyah

19 November 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah