JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta (LPPM UMJ) bekerja sama dengan Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya dan Dinas Kesehatan Kota Depok menggelar pelatihan dan pendampingan bagi kader Posyandu dengan tema "Deteksi Dini dan Penyusunan Program Stimulasi di Posyandu", yang berlangsung selama dua hari pada Senin-Selasa (2-3/4/24), di Gedung Arsip Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Depok.
Pelatihan ini merupakan bagian dari hibah Matching Fund Kedaireka 2024 yang diketuai oleh dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UMJ Dr. Suharsiwi, M.Pd dengan anggota yang terdiri dari Psikolog Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Dr. Weny Savitry S. Pandia, MSi., Universitas Panca Sakti Bekasi Dr. Erna Budiarti, MPd., dan UMJ Laila Yumna SE., MH.
Pelatihan yang dihadiri oleh 100 kader Posyandu dari Kota Depok ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kader Posyandu dalam deteksi dini serta penyusunan program stimulasi yang sesuai untuk anak usia dini.
Kegiatan ini menyajikan materi komprehensif dari para ahli, meliputi psikolog dan perawat, mengenai deteksi dini pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Pelatihan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan pelatihan sebelumnya, saat ini para kader mendapatkan enam materi baik teori dan praktek.
Materi tersebut antara lain adalah, strategi belajar dan pembentukan perilaku berbasis rumah oleh Penny Handayani, MPsi., Psikolog; karakteristik perkembangan fisik & motorik, kemandirian anak usia dini (0-8 tahun) serta saran perkembangan yang tepat oleh Dr. Yapina Widyawati, SPsi., MPsi., Psikolog; karakteristik perkembangan kognitif & bahasa, sosioemosional anak usia dini (0-8 tahun), serta membangun komunikasi efektif dengan orangtua ABK di posyandu disabilitas oleh Dr. Weny Savitry S. Pandia, MSi., Psikolog; selanjutnya materi mengenali ciri gangguan pada tumbuh kembang anak usia dini (0-8 tahun) dan program pengembangan di posyandu oleh Dr. Nyimas Heny P, MKep., Ns., SpKepAn.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Dr. Mary Liziawati menyabut baik kegiatan pelatihan yang diprakarsai oleh UMJ dan berharap para kader Posyandu menyerap ilmu sebagai persiapan merintis Posyandu disanilitas.
"Kegiatan pelatihan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan sebelumnya Pelatihan Deteksi Dini Anak Berkebutuhan Khusus dan Intervensinya. Kami berharap UMJ dapat terus bersinergi untuk mengawal kegiatan ini sampai terwujud Posyandu yang ramah bagi anak disabilitas di Kota Depok," katanya saat memberikan sambutan.
Pada kesempatan yang sama, Suharsiwi berharap agar kegiatan pelatihan ini dapat bermanfaat unutk para kader Posyandu. "Pelatihan ini yang merupakan rangkaian persiapan SDM para kader dalam rintisan Posyandu disabilitas dapat diserap ilmunya oleh Para kader. Diharapkan Kota Depok akan terealisasi Posyandu disabilitas di setiap kecamatan", ungkap Suharsiwi.
Program pelatihan tersebut merupakan salah satu hasil diskusi dalam kegiatan pendampingan orang tua di Kota Depok terkait deteksi dini dan pembuatan home programme untuk stimulasi ABK di rumah. Hasil tersebut menyorot salah satu temuan lapangan di mana terdapat banyak orang tua yang belum memahami pentingnya deteksi tumbuh kembang anak. Meskipun fasilitas BPJS tersedia untuk pemeriksaan dan terapi di beberapa klinik anak, rupanya sosialisasi akan hal tersebut masih minim dan belum optimal.
Selaras dengan misi Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Depok dalam mendirikan Posyandu Disabilitas, sejumlah akademisi bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat untuk menjalankan pengembangan Posyandu Disabilitas yang salah satunya diimplementasika dalam bentuk pendampingan dan pelatihan kader.
Dengan begitu, pelatihan dan pendampingan kader diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan mereka dalam melakukan deteksi anak dengan ragam masalah perkembangannya serta melakukan stimulasi perkembangan yang tepat bagi anak-anak dengan hambatan perkembangan sebagai langkah awal dalam merintis Posyandu Disabilitas yang inklusif dan optimal bagi masyarakat. (Kiky)