Makna Kemerdekaan: Anugerah Ilahi dan Tanggung Jawab Bangsa

Publish

18 August 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
325
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Makna Kemerdekaan: Anugerah Ilahi dan Tanggung Jawab Bangsa

Oleh: Rumini Zulfikar, Penasehat PRM Troketon

Kemerdekaan memiliki arti dan makna yang sangat luas. Namun, makna tersebut tidak dapat dipisahkan dari keterkaitan antara kekuasaan Tuhan, akal, dan budaya manusia. Dalam surat Al-Fath ayat pertama, Allah memberikan kabar kemenangan yang nyata kepada umat manusia. Kemenangan ini adalah proses perjuangan yang tidak dapat dilepaskan dari takdir serta campur tangan Tuhan. Kemerdekaan atau kemenangan, yang dalam bahasa lain disebut istiqlal, freedom, atau independence, pada akhirnya bermuara pada pencapaian kebebasan.

Sejarah perjalanan kemerdekaan bangsa Indonesia sangat panjang dan penuh liku-liku, terutama dalam perjuangan untuk mencapai kebebasan dan kedaulatan sebagai bangsa yang merdeka. Dimulai sejak zaman kerajaan Majapahit, ada tokoh legendaris seperti Maha Patih Gajah Mada yang mengucapkan "Sumpah Palapa." Sumpah tersebut menunjukkan bahwa wilayah merupakan unsur penting bagi terbentuknya suatu bangsa yang sah. Bangsa Indonesia, atau yang lebih dikenal sebagai Nusantara, adalah sebuah negeri kepulauan yang luas, dengan lautan yang lebih besar dibandingkan daratannya. Dalam konteks ini, perjuangan untuk membebaskan diri dari penjajahan harus dilihat sebagai sebuah upaya besar yang melibatkan kekuatan dan strategi dalam menjemput kemerdekaan atau kemenangan.

Kemerdekaan, pertama-tama, harus dipandang sebagai sebuah anugerah dari Allah. Segala sesuatu di dunia ini, termasuk kemerdekaan, adalah hasil dari rahmat dan anugerah-Nya. Sebagai umat yang bertuhan, kita wajib mensyukuri nikmat kemerdekaan ini, baik secara individu maupun sebagai masyarakat, bangsa, dan negara. Mensyukuri kemerdekaan berarti menjalankan nilai-nilai ketuhanan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, kita harus menghargai dan menjaga nilai-nilai yang diwariskan oleh para pendiri bangsa. Perjuangan mereka tidaklah mudah, dan dilakukan dengan semangat nasionalisme serta jiwa patriotisme yang kuat. Para pendiri bangsa ini memiliki rasa kebersamaan, kesatuan nasib, dan semangat untuk meraih kebebasan dari penjajahan dan perbudakan. Proses ini berlangsung selama bertahun-tahun, bahkan ratusan tahun, hingga akhirnya cita-cita kedaulatan bangsa dapat terwujud. Banyak tokoh umat Islam yang memainkan peran penting dalam memerdekakan Indonesia, termasuk dari Persyarikatan Muhammadiyah, yang menghasilkan banyak pahlawan nasional. Oleh karena itu, salah satu bentuk penghormatan yang dapat kita lakukan adalah dengan memperlakukan para pahlawan kemerdekaan dengan adab yang layak.

Rasa persatuan yang dilandasi oleh ikatan kebangsaan juga menjadi hal yang sangat penting. Keberagaman dalam ras, suku, agama, dan budaya di Indonesia tidak boleh menjadi alasan untuk terpecah belah. Sebaliknya, keberagaman ini harus menjadi khazanah yang memperkaya bangsa. Kita semua bersatu dalam satu ikatan kebangsaan sebagai bangsa Indonesia, dan hal ini harus kita jaga dengan baik.

Untuk mencapai cita-cita bangsa yang agung, kita perlu menyelaraskan diri dengan nilai-nilai dasar negara, yaitu UUD 1945 dan Pancasila. Kedua dokumen ini merupakan dasar dan falsafah bangsa yang akan menuntun kita dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara agar tetap pada jalur yang benar dan tidak menyimpang dari tujuan yang mulia.

Keadilan yang hakiki juga merupakan bagian dari perjalanan menuju kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila mengamanatkan bahwa alam dan sumber daya alam yang ada di darat dan laut harus dikuasai oleh negara untuk kemakmuran seluruh rakyat. Untuk mewujudkan hal ini, perlu ada sinergi antara pemangku kepentingan, pengusaha, dan rakyat dalam pengelolaannya. Kepentingan bangsa dan negara harus selalu diutamakan, dan tidak boleh hanya menguntungkan individu atau kelompok tertentu.

Saat ini, perjalanan bangsa Indonesia masih jauh dari harapan. Meskipun negeri ini sangat kaya akan sumber daya alam, pengelolaannya belum maksimal untuk kesejahteraan rakyat. Baik di bidang sosial, budaya, pendidikan, maupun politik, kita masih menghadapi banyak tantangan. Oleh karena itu, kita harus kembali ke jalur yang sesuai dengan dasar dan falsafah bangsa. Kita perlu membangun karakter bangsa dengan tiga nilai utama, yaitu ilmu (ad udwah), mental petarung (yuhnub), dan keberanian (taafur), agar bangsa ini bisa melangkah lebih baik ke masa depan.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Mengenang Sang Inspirator Oleh: Teguh Pamungkas, Warga Muhammadiyah Kalsel    Masyarakat....

Suara Muhammadiyah

22 June 2024

Wawasan

Praktik Baik Universitas Muhammadiyah Kupang Bina Desa Berkemajuan Oleh: Uslan, Ph.D, Ketua Prodi S....

Suara Muhammadiyah

10 December 2023

Wawasan

Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Setelah hijrah ke Madinah dan membang....

Suara Muhammadiyah

23 September 2024

Wawasan

Hijrah Kontemporer, Hijrah Yang Transformatif (Bagian I): Memberdayakan Aset Informasi Persyarikatan....

Suara Muhammadiyah

8 July 2024

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan Dalam Islam kita merasa sebagai bagian dari umat (ummah) yang satu tetapi berag....

Suara Muhammadiyah

29 September 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah