Manusia Memiliki Kecenderungan Menyukai Harta, Maka Islam Mengaturnya

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
823
Pengajian Ramadan 1446 H Suara Muhammadiyah bersama masyarakat (21/3).

Pengajian Ramadan 1446 H Suara Muhammadiyah bersama masyarakat (21/3).

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Dalam kehidupan ini, tak perlu menjadi besar untuk menjadi berarti. Begitu pula dalam menuntut ilmu agama, tidak ada kata terlambat untuk memulai. Tak jarang seorang memulai perjalanan belajarnya tentang Islam saat usianya telah melebihi 60 tahun. Ini membuktikan bahwa semangat belajar dan hijrah tak pernah terbatas oleh waktu. Hal ini disampaikan Mukhlis Rahmanto dalam pengajian Ramadhan yang diselenggarakan Suara Muhammadiyah untuk masyarakat umum (21/3). 

Mengusung tema Isu-isu Fikih Muamalat Ekonomi dan Bisnis Kontemporer, Mukhlis menyampaikan bahwa selama ini, pemahaman tentang Islam seringkali dibagi menjadi dua aspek utama: ibadah dan muamalah. Ibadah berkaitan dengan hubungan manusia dengan Sang Pencipta, sementara muamalah mengatur interaksi manusia dengan sesamanya. Tanpa aturan, hidup manusia bisa menjadi kacau. Oleh karena itu, Islam hadir dengan seperangkat aturan yang ideal dan lengkap, mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi, bisnis, politik, hingga pernikahan.

Mengapa urusan ekonomi perlu diatur? Jawabannya terletak pada tujuan utama: kemaslahatan. Manusia secara alami memiliki kecenderungan untuk menyukai harta benda. Ketika kecenderungan ini tidak dikendalikan, bisa berujung pada keinginan untuk menguasai secara berlebihan, bahkan cenderung serakah. Misalnya, ada orang yang mengoleksi ribuan pasang sepatu atau memenuhi lemari dengan pakaian yang tak terpakai. 

Islam mengajarkan prinsip keseimbangan. Harta boleh dicari, dikumpulkan, dan digunakan, tetapi harus sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Dalam muamalah, segala sesuatu pada dasarnya diperbolehkan kecuali ada dalil yang melarangnya. Salah satu hal yang dilarang dalam Islam adalah riba, yang secara bahasa berarti "tambahan". Riba tidak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga bertentangan dengan prinsip keadilan dan kemaslahatan.

“Mari kita bulatkan niat untuk hijrah, termasuk berupaya menghindari riba,” ujarnya.

Dengan memahami dan menerapkan aturan-aturan Islam dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga menciptakan harmoni dalam hubungan dengan sesama manusia. Belajar agama adalah langkah awal menuju kehidupan yang lebih terarah dan bermakna, tak peduli kapan kita memulainya. (diko)

 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah resmi menetapkan awal ....

Suara Muhammadiyah

18 October 2025

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Sebanyak 22 peserta didik Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Y....

Suara Muhammadiyah

21 August 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - SD Muhammadiyah Sapen ditunjuk Kemendikbudristek sebagai Host Schoo....

Suara Muhammadiyah

18 August 2024

Berita

BALI, Suara Muhammadiyah - Bertepatan dengan hari pahlawan dan jelang Milad Muhammadiyah 111 tahun, ....

Suara Muhammadiyah

11 November 2023

Berita

SUKOHARJO, Suara Muhammadiyah – Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sukoharjo k....

Suara Muhammadiyah

16 February 2025