BANDA ACEH, Suara Muhammadiyah - Setelah sukses menyelenggarakan sosialisasi mitigasi bencana kepada 600-an siswa/i SLTA se-kota Banda Aceh dan Aceh besar bersama Bank Indonesia kemarin (Selasa, 17 Desember 2024) di UCC Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Aceh, berselang sehari, Kamis, 19 Desember 2024, MDMC Aceh kembali beraksi menggelar simulasi bencana di komplek Sekolah Methodist Banda Aceh.
Ratusan siswa/i yang terdiri dari murid Sekolah Dasar, Menengah dan Atas beserta guru-guru Methodist yang berlokasi di Jalan Pocut Baren Kota Banda Aceh menggelar simulasi bencana dengan menghadirkan para narasumber dan pelatih yang berkompeten.
Simulasi bencana dimulai dengan penyampaian informasi mengenai pentingnya mitigasi bencana kepada siswa/i agar dapat mengurangi risiko dan dampak bencana diantaranya dengan mengenali risiko bencana, memberikan kesadaran kepada siswa/i akan risiko bencana, mengetahui tindakan yang diambil, mempersiapkan diri dan bertindak cepat mencari tempat yang aman dan tindakan-tindakan lainnya yang diperlukan saat bencana (gempa & tsunami terjadi.
Ketua MDMC Aceh, Musliadi M. Tamin, dalam sambutannya menyatakan bahwa komitmen MDMC Aceh untuk mitigasi dipertegas melalui aksi-aksi yang relevan untuk mengurangi risiko dengan sasaran para generasi muda agar siap mental dan fisik menghadapi bencana. “MDMC telah berkomitmen untuk terus melakukan upaya-upaya serius terhadap pengurangan risiko bencana dengan sasaran kepada komunitas generasi muda agar generasi kita memiliki kesadaran tinggi terhadap pentingnya melakukan mitigasi. Bencana sudah pasti datang, tetapi kita tidak tahu kapan bencana itu datang. Yang kita perlukan adalah kita tahu apa yang kita lakukan untuk mengurangi risikonya.”
Kegiatan inti simulasi dikendalikan langsung oleh pelatih berpengalaman dari BPBA, Ichwan Zulmi yang akrab disapa Daewan. Dalam simulasi tersebut Daewan membagi kepada beberapa fase mulai dari saat gempa, teknis mencari tempat aman, bagaimana tindakan para guru, bagaimana para peserta memahami lingkungan sekitar, melakukan proses evakuasi, hingga tindakan yang dilakukan jika terjadi tsunami. Semua kegiatan ini dipusatkan di komplek sekolah Methodis dengan menggunakan gedung berlantai 4 untuk menampilkan peristiwa yang mendekati situasi sebenarnya.
Usai simulasi diadakan evaluasi serta diskusi dengan pihak Methodis yang terdiri dari Mardin Laoli, S. Pd, M. Pd (Kepsek SMA), David kandar, S. Th, S. Pd ( Pimpinan & Yayasan Methodist B. Aceh, Sheilisa, S. Pd (Kepsek SMP), Elianna Tarigan (Kepsek SD), Pdt. Supardi Silitonga, S. Th, (Ketum PGIW Aceh), Hasrat lase (Sekum PGIW Aceh), dan Samuel Subroto, M. Th, (Ketua I PGIW Aceh).
Sekretaris MDMC Aceh, Syukri Karim, dalam evaluasinya memberikan informasi penting bagaimana cara menghadapi situasi bencana di saat semua komunkasi terputus, dan bagaimana semua orang bisa terhubung melalui perencanaan mitigasi yang baik.
“Dalam keluarga kita harus memiliki kesepakatan bagaimana kita bertindak saat terjadi gempa, memiliki kesepakatan titik kumpul untuk mengantisipasi jika kita terpisah saat bencana dimana seluruh komunikasi terputus, maka kita harus memiliki tempat dan sistem ketahan keluarga yang baik,” tegasnya.
Kegiatan ini dihadiri oleh Wakli Ketua PWM Aceh yang membidangi MDMC, LAZISMU dan LPPK, M. Yamin beserta fungsionaris MDMC dan LAZSIMU Aceh diantaranya; Agsutiar, Imam Abdillah Lukman, Handrino Juliasnyah, Zulhilmi, dan Safa Banat Jamilah dari PR. IPM Baitul Arqam Sibreh.
Setelah selesai semua proses simulasi dan evaluasi, PWGI kemudian menitipkan donasi kemanusiaan tanggap darurat sebesar Rp11,6juta kepada MDMC Aceh yang disalurkan melalui rekening LAZISMU Aceh sebagai dana persiapan tanggap darurat kebencanaan.
