BANDUNG, Suara Muhammadiyah- Gerakan Subuh Mengaji (GSM) yang dilaksanakan pada Selasa, 20 Agustus 2024 menghadirkan Muhammad Akmal Ahsan, Ketua Bidang Riset dan Teknologi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah ( IMM). Acara ini mengangkat tema “Islam dan Gagasan Kebangkitan Ekonomi Indonesia.”
Akmal mengatakan, dalam Islam terdapat ajaran khusus mengenai prinsip-prinsip ekonomi yang didasarkan pada prinsip-prinsip moral dan etika syariah. Prinsip tersebut misalnya berkaitan dengan prinsip keadilan sosial, distribusi kekayaan, dan usaha menghindari riba.
“Basis dari sebuah peradaban itu adalah keseimbangan. Keseimbangan sinergi antara praktik beragama penghayatan keagamaan praktik bernegara dan praktik ekonomi. Kalau ketiga hal ini bisa seimbang maka peradaban negara bisa berjalan dengan stabil,” ucapnya
Akmal menjelaskan tentang prinsip ekonomi. Di mana dalam islam terdapat prinsip-prinsip moral dan etika syariah. “Jadi itu semua prinsip ekonomi dan itu yang membedakan antara ekonomi syariah dan ekonomi konvensional,” katanya.
Akmal menambahkan penduduk di Indonesia ini mayoritas adalah penduduk yang beragama Islam. Jadi kondisi ini menurutnya memiliki peluang sebagai penentu kemajuan ekonomi Islam di Indonesia.
“Jadi hampir 100% penduduk di Indonesia ini adalah orang-orang yang beragama Islam. Dan mereka memiliki tanggung jawab sebagai penentu dalam pengelolaan ekonomi Indonesia,” tambahnya.
Pada kesempatan itu, Akmal mengungkapkan prinsip Nabi Muhammad SAW dalam menjalankan ekonomi dalam kehidupan. Dalam sejarahnya Nabi Muhammad SAW mengejawantahkannya dengan berdagang menggunakan prinsip bekerja adalah ibadah. Prinsip itu merepresentasikan pekerjaan yang baik adalah hasil kerja diri sendiri.
“Dalam berdagang Nabi berprinsip bahwa penghasilan terbaik itu adalah hasil kerja dari tangan sendiri dari modal kita sendiri. Karena menurut Nabi hasil tersebut akan lebih terjamin kehalalannya dan terjamin kebersihan hartanya,” ungkapnya.
Akmal mengatakan dalam berdagang nabi memiliki 4 prinsip. Di mana prinsip ini sangat penting dan harus kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai contoh teladan kita.
“Pertama, penghasilan terbaik itu adalah hasil usaha diri sendiri. Kedua sikap baik dalam berdagang. Ketiga menjauhi hal-hal yang dilarang seperti riba. Dan yang keempat persetujuan kedua belah pihak,” urainya.
Akmal menegaskan jika ingin menjadi pedagang maka jadilah pedagang yang baik dan memiliki tujuan. Tidak hanya tujuan untuk diri sendiri saja namun tujuan-tujuan itu juga untuk sekitar.
“Ketika kita ingin berdagang, maka kita harus punya tujuan-tujuan yang memiliki manfaat untuk sekitar. Jangan menjadi pedagang yang hanya memiliki tujuan untuk perkaya diri semata tetapi juga untuk membantu sesama,” tegasnya.
Akmal berharap setelah ini masyarakat Islam tergugah kesadarannya terkait perekonomian Islam yang masih tertinggal. Ia juga berharap setelah ini masyarakat dapat menjalin kerjasama, kekompakkan dalam memajukan perekonomian Islam di Indonesia.
“Harapannya dari jantung kesadaran ekonomi orang-orang Islam yang ada di Indonesia kita sadar bahwa kita tertinggal. Kita punya spirit bersama untuk maju menata peradaban. Maka kemudian kita perlu kerja-kerja kolaboratif, kerja-kerja bersama untuk menata sistem ekonomi kita,” pungkasnya. (Alle)