Membangun Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek
Oleh: Lis Atina Umayah
Sekolah merupakan salah satu institusi pendidikan yang sangat strategis bagi generasi muda atau siswa untuk mendapatkan ilmu pengetahuan serta mengembangkan minat dan bakat. Sehingga guna memfasilitasi hal tersebut diperlukan suasana pembelajaran yang dapat menggali dan mengembangkan segenap potensi siswa yang aktif, kreatif, inovatif dalam iklim pembelajaran yang menyenangkan agar semua potensi yang ada pada siswa dapat berkembang dan tersalurkan dengan komprehensif.
Namun pada kenyaataan, berdasarkan hasil pengamatan di SMP Muhammadiyah Jatinegara masih banyak siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah khususnya pada mata pelajaran pendidikan Pancasila. Hal ini dibuktikan dari data tingkat kehadiran siswa, kemampuan bertanya yang masih kurang, siswa masih terlihat pasif dan cenderung lebih banyak diam. Kondisi ini disebabkan oleh sebagian besar pandangan siswa yang menganggap bahwa materi pembelajaran pendidikan Pancasila itu membosankan dan bersifat hapalan.
Selain itu, rendahnya motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran di kelas juga di sebabkan dari faktor penggunaan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru cenderung satu arah, dimana guru terlalu mendominasi atau pembelajaran yang berpusat pada guru. Siswa terlalu dijadikan sebagai objek pembelajaran bukan sebagai subjek pembelajaran. Siswa hanya dituntut menerima teori dan minim pengalaman dan pengamalan hasil pembelajaran.
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru tentu saja memiliki tantangan yang haru di perhatikan, terdiri dari; guru harus menciptakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student center), penggunaan media yang tepat dan menarik bagi peserta didik, guru harus menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang lebih menarik dan interaktif dengan mengintergrasikan teknologi (TPACK), guru harus menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik melalui proses pembelajaran yang menyenangkan dan masih rendahnya hasil belajar peserta didik
Proses pembelajaran yang disajikan oleh guru hendaknya lebih berpusat kepada siswa, sehingga memungkinkan siswa membangun pengetahuannya secara aktif dan mampu bekerjasama dengan orang lain. Karena pada hakekatnya proses belajar mengajar adalah suatu proses komunikasi, maka diperlukan adanya interaksi antara siswa dan guru, guru dan siswa, serta siswa dan siswa.
Siswa sekolah saat ini diharuskan menguasai materi dan harus mahir, sementara kehidupan masa depan memerlukan pemecahan masalah baru dengan Guru dalam prosean inovatif. Guru dalam proses pembelajaran masih sarat dengan praktek transfer ilmu dan content oriented pada bahan ajar yang ada.
Di lain pihak potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik tentunya berbeda, untuk hal itu perlu dikembangkannya model-model pembelajaran yang dapat membantu mengembangkan potensi dan sekaligus memberikan kesempatan yang seluas-luasnya pada siswa untuk secara aktif menumbuhkan kreatifitas yang dimiliknya, agar kecerdasan yang dimiliki peserta didik ini dapat berkembang secara optimal.
Praktik pembelajaran yang terpusat pada guru hanya akan melahirkan rendahnya partisipasi belajar siswa, sehingga tidak adanya pembentukan karakter yang mengarahkan siswa untuk mampu berpikir kritis terhadap suatu permasalahan. Dalam hal ini guru memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam proses pembelajaran. Seorang guru harus mampu menerapkan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan sehingga menimbulkan ketertarikan siswa untuk belajar.
Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa adalah penggunaan model Project Based Learning (PjBL) atau pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran dengan menggunakan PjBL akan menumbuhkan semangat bagi siswa dan memotivasi siswa untuk belajar sehingga akan berdampak positif bagi proses pembelajarannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa, dimana motivasi belajar siswa yang diajar dengan model PjBL. Hal ini disebabkan karena penerapan sintaks model PjBL sangat memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar (Bulkini dan Nurachadijat, 2023).
Hal ini sesuai dengan hasil temuan penelitian yang menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran PjBL sangat efektif dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik, yang ditunjukkan oleh : 1) tingkat aktifitas peserta didik dalam pembelajaran baik secara mandiri dan kelompok meningkat, yaitu seperti dalam proses diskusi masing masing peserta didik berbagi tugas untuk menyelesaikan permasalahan kelompoknya, ada yang mencari sumber di internet, buku bacaan, dan wawancara serta berbagi tugas dalam menulis hasil di mind map, dan siapa yang nanti yang membacakan pemaparan hasil diskusi,
2) penggunaan model PjBL berhasil membangun antusiasme peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan 3) peserta didik terlihat lebih fokus ketika guru menampilkan materi dengan media powerpoint interaktif yang menarik, tayangan gambar-gambar dan video.
Berdasarkan pandangan tersebut, maka penting kiranya sebagai guru dapat menerapkan model ini khususnya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Karena model pembelajaran PjBL lebih banyak mengutamakan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, baik secara individu maupun kelompok.
Melalui model pembelajaran ini peserta didik akan mendapatkan pembelajaran bermakna sehingga mampu memaksimalkan kemampuan berpikirnya untuk menyelesaikan masalah, melakukan inisiatif untuk mengemukakan pendapatnya, menyelesaikan tugas secara mandiri, mengajukan pertanyaan, berdiskusi, mengembangkan proyek menggunakan media yang ditentukan sesuai dengan jadwal yang disepakati bersama kelompoknya, menguji hasil dan mengevaluasi pengalaman belajar peserta didik dengan melakukan presentasi di depan kelas.
Maka, untuk membangun motivasi belajar peserta didik diperlukan peran dan tanggung jawab dari guru, antara lain: 1) guru adalah harus mampu mendorong terciptanya semangat belajar dan lebih aktif pada diri peserta didik. Selain itu juga guru harus dapat memberikan fasilitas atau kemudahan-kemudahan dalam proses pembelajaran serta dapat mengelola kelas untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
2) muara dari tanggung jawab guru adalah atas hasil dari kegiatan belajar peserta didik melalui proses pembelajaran. Guru merupakan faktor utama yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar, oleh karena itu guru harus mampu menciptakan pembelajaran secara efektif dan inovatif sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik bisa tercapai secara optimal.
Lis Atina Umayah, S.Pd, Mahasiswa PPG Dalam Jabatan PPKN UM Purwokerto. Guru Pendidikan Pancasila di SMP Muhammadiyah Jatinegara