SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini mengatakan, menjelang Ramadhan tiba, umat Islam mesti mempersiapkan diri sedari sekarang. Mengingat, bulan ini sangat mulia dengan aneka limpahan kenikmatan dari Allah.
“Kita harus semakin menguatkan kehadiran Ramadan untuk kita isi menjadi sebuah bulan yang penuh makna. Bulan yang akan memberikan ampunan, berkah, dan bulan di mana kita semua terus mengkaji kehidupan kita, kemudian mengimplementasikan dalam kehidupan,” tuturnya saat Tarhib Ramadhan Aisyiyah, Sabtu (22/1) di Masjid KH Sudja PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman.
Bulan Ramadhan sebagai bulan ditunggu-tunggu oleh umat Islam. Bulan yang sarat dengan esensi bermakna, sebagai penggemblengan menjadi insan bertakwa sebagaimana terlukis di dalam Qs al-Baqarah [2] ayat 183.
“(Ayat ini) mudah kita lisankan. Tetapi kita perlu memaknai supaya menjadi orang yang bertakwa itu seperti apa,” ujarnya.
Substansi orang bertakwa, ujar Noor, terletak kemampuan untuk senantiasa mengikuti perintah Allah dan meninggalkan hal yang dilarang. Jika dikontekstualisasikan dengan keluarga, titik temunya menyelamatkan dari siksa api neraka dan menjaga anak-anak agar tidak menjadi generasi yang lemah.
“Bulan Ramadhan adalah juga pendidikan dan membangun nilai-nilai sakinah sebagaimana yang selama ini oleh Aisyiyah terus dikumandangkan. Tidak cukup dikumandangkan, tetapi diimplementasikan: keluarga yang tenang, harmoni, dan damai,” terangnya.
Nilai-nilai sakinah itu meniscayakan pada proses konstruksi hubungan keluarga yang sesuai dengan syariat agama. Sehingga tidak mudah untuk bercerai-berai, justru saling menguatkan agar tercipta keluarga penuh kasih sayang.
“Ramadhan menjadi bagian dari ikhtiar kita sebagai Aisyiyah akan menyebarkan kehidupan di masyarakat menjadi kehidupan sehat dan sakinah. Jadi la’allakum tattaqun supaya menyemai berbagai kehidupan yang baik melalui keluarga,” tegasnya.
Bagi Noor, konsep la’allakum tattaqun mesti diakselerasikan sepanjang bulan Ramadhan. Karena bulan ini sebagai momentum meneguhkan kehidupan keluarga dengan membingkai nilai-nilai sakinah, mawaddah, dam ramah.
“Nilai-nilai di mana di sana ada kasih sayang, penuh dengan tanggung jawab dalam seluruh anggota keluarga, keadaban terjaga karena senantiasa didiik, akhlak, etika hadir di dalam keluarga kita,” ujarnya.
Bersamaan dengan itu, sambung Noor, Ramadhan bagi keluarga menjadi medium untuk menjalin kehidupan masyarakat agar tersambung dengan lebih baik. Dengan demikian, tidak sampai menimbulkan perseteruan tak berkesudahan.
“Inilah Ramadhan yang dijalankan keluarga-keluarga Muslim untuk terus bisa berdampingan dengan masyarakat seluas-luasnya, menghargai semua pihak. Itulah sikap inklusivitas Persyarikatan kita yang bisa mewarnai kehidupan di dalam kemasyarakatan,” bebernya. (Cris)