Memilih Kebaikan dan Menjauhi Keburukan

Publish

16 January 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
325
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Memilih Kebaikan dan Menjauhi Keburukan

Oleh: Suko Wahyudi, PRM Timuran Yogyakarta

Kehidupan dunia ini merupakan perjalanan yang penuh dengan dinamika, yang senantiasa diwarnai oleh pilihan-pilihan yang harus diambil oleh setiap manusia. Dalam konteks ini, manusia sering dihadapkan pada dua kutub yang saling bertolak belakang kebaikan dan keburukan. Dua kutub ini tidak hanya hadir dalam bentuk tindakan yang manusia lakukan sehari-hari, tetapi juga membentuk nilai-nilai, norma, dan pandangan hidup yang mereka anut.

Secara sederhana, kebaikan menurut Hasbi As-Sidiqi adalah setiap tindakan yang sesuai dengan ajaran Allah SwT dan Rasul-Nya. Kebaikan adalah perbuatan yang membawa manfaat bagi diri sendiri, orang lain, dan masyarakat secara keseluruhan. Sedangkan keburukan adalah segala bentuk perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya, yang merugikan diri sendiri atau orang lain, dan menimbulkan kerusakan di dunia ini.

Dalam sebuah kisah Nabi SaW melewati beberapa orang yang sedang duduk-duduk, kemudian beliau bersabda: “Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang orang yang terbaik diantara kalian, yang terbedakan dengan orang yang terburuk diantara kalian?”.

Terdiamlah mereka, lalu Nabi bertanya dengan pertanyaan itu tiga kali, lalu mereka berkata, “Ya, kami mau wahai rasulullah. Beritahukanlah kepada kami tentang orang yang terbaik diantara kami, yang terbedakan dengan orang yang terburuk diantara kami”. Selanjutnya beliau SaW bersabda, “Sebaik-sebaik kalian adalah orang yang diharapkan kebaikannya dan (orang lain merasa) aman dari keburukannya. Dan seburuk-buruk kalian adalah orang yang tidak diharapkan kebaikannya dan (orang lain tidak merasa) aman dari keburukannya” (HR. At-Tirmidzi)

Manusia, sebagai makhluk yang memiliki akal dan perasaan, sering kali terjebak dalam konflik internal antara kebaikan dan keburukan. Dalam banyak situasi, manusia dihadapkan pada pilihan-pilihan yang tidak mudah. Misalnya, dalam berinteraksi dengan sesama, manusia sering kali dibingungkan oleh dorongan hati yang ingin berbuat baik, tetapi juga ada godaan untuk melakukan keburukan yang mungkin lebih menguntungkan dalam jangka pendek. Hal ini mencerminkan konflik batin yang terjadi dalam diri setiap individu.

Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaan-Nya), maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (As-Syams [91]: 7-10)

Di dunia ini, kebaikan dan keburukan sering kali bersinggungan dan terkadang saling mengisi. Ada kalanya suatu tindakan yang tampak baik pada awalnya, ternyata berujung pada dampak buruk bagi diri sendiri atau orang lain. Sebaliknya, keburukan yang dilakukan oleh seseorang bisa mengarah pada pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya kebaikan dalam kehidupan. Proses ini menjadi bagian dari perjalanan hidup manusia untuk memahami mana yang benar-benar membawa kebahagiaan dan kesejahteraan. Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik bahwasanya Rasulullah SaW bersabda:

“Sesungguhnya diantara manusia ada yang menjadi kunci kebaikan dan penutup pintu kejelekan, Namun ada juga yang menjadi kunci kejelekan dan penutup pintu kebaikan. Maka beruntunglah bagi orang-orang yang Allah jadikan sebagai kunci kebaikan melalui kedua tangannya. Dan celakalah bagi orang-orang yang Allah jadikan sebagai kunci kejelekan melalui kedua tangannya”. (HR Ibnu Majah)

Meskipun kehidupan dunia ini penuh dengan ketidakpastian, kebaikan tetaplah menjadi arah yang harus dipilih. Kebaikan dalam bentuk kejujuran, empati, dan kerja keras tidak hanya membawa dampak positif bagi diri sendiri, tetapi juga memberikan kontribusi bagi kemajuan masyarakat secara keseluruhan. Allah SwT berfirman, "Dan barang siapa yang berpaling dari pengajaran-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat dalam keadaan buta" (QS. Thaha: 124). Ayat ini mengingatkan kita bahwa memilih jalan kebaikan yang diajarkan oleh Allah akan menjauhkan kita dari kesulitan dan memberikan ketenangan jiwa.

Sejarah manusia penuh dengan contoh orang-orang yang memilih jalan kebaikan meskipun harus menghadapi tantangan berat. Mereka memahami bahwa meskipun dunia ini penuh dengan ujian, kebaikan akan selalu membawa kedamaian sejati dalam hidup. Jalan kebaikan memang tidak selalu mudah, tetapi ia membawa makna yang mendalam bagi kehidupan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Dalam perspektif ini, tantangan adalah bagian dari perjalanan yang menguatkan karakter dan menjadikan seseorang lebih mulia.

Al-Qur'an memberikan contoh inspiratif tentang manusia-manusia pilihan yang memilih jalan kebaikan meskipun harus menghadapi ujian berat. Kisah-kisah mereka menjadi teladan abadi bagi umat manusia sepanjang masa. Nabi Yusuf mengalami berbagai ujian, mulai dari dikhianati oleh saudara-saudaranya, dijual sebagai budak, hingga difitnah oleh istri Al-Aziz. Namun, ia tetap memilih jalan kebaikan dengan menjaga kesucian diri dan bersabar. Akhirnya, Allah mengangkat derajatnya menjadi pemimpin di Mesir dan mempertemukannya kembali dengan keluarganya dalam keadaan mulia (QS.Yusuf [12]: 22-100).

Nabi Musa menghadapi Firaun, salah satu penguasa paling zalim dalam sejarah, untuk menyampaikan dakwah kebenaran. Meskipun ancaman besar mengintai, Nabi Musa tetap menjalankan tugasnya dengan teguh. Dengan pertolongan Allah, ia berhasil membebaskan Bani Israil dari penindasan (QS. Thaha: 77-79).

Pemuda-pemuda Ashabul Kahfi yang memilih mempertahankan tauhid dan meninggalkan masyarakat yang zalim. Mereka mencari perlindungan di dalam gua, dan Allah menidurkan mereka selama 309 tahun sebagai bentuk perlindungan. Oleh Al-Qur'an kisah mereka diabadikan dan menjadi simbol keberanian untuk mempertahankan prinsip berpegang kepada kebenaran meskipun menghadapi tekanan yang sangat berat (QS. Al-Kahfi [18]: 9-26).

Rasulullah SAW menghadapi berbagai rintangan dalam menyampaikan risalah Islam, termasuk cemoohan, penganiayaan, hingga perlawanan dari kaum Quraisy. Namun, beliau tetap memilih jalan kasih sayang, kesabaran, dan keadilan. Pada akhirnya, beliau berhasil menyebarkan Islam sebagai agama rahmat bagi seluruh alam.

Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam. (Al-Anbiya': 107)

Pilihan Hidup yang Lebih Baik

Menghindari keburukan adalah pondasi yang kokoh untuk membangun kehidupan yang lebih baik, baik secara individu maupun sosial. Keburukan dapat merujuk pada berbagai hal, mulai dari tindakan buruk seperti kekerasan, penipuan, hingga pikiran negatif atau kebiasaan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, keburukan bisa datang dalam bentuk godaan untuk berbuat salah, berbicara kasar, atau bahkan berperilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika.

Menghindari keburukan adalah langkah awal menuju pilihan hidup yang lebih baik. Dalam perspektif Islam, menghindari keburukan tidak hanya berarti menjauhi hal-hal negatif, tetapi juga merupakan bentuk aktif memilih kebaikan. Pilihan ini menunjukkan kesadaran dan komitmen untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna.

Menghindari keburukan bukan hanya soal berhenti melakukan sesuatu yang salah, tetapi juga menggantinya dengan hal-hal baik. Dalam ajaran Islam, menjauhi keburukan adalah salah satu bentuk ibadah. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur'an:

Barang siapa yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya. (An-Najm [53]: 32)

Dan tinggalkanlah dosa yang tampak maupun yang tersembunyi. Sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi balasan karena apa yang telah mereka kerjakan. (Al-An’am [6]: 120)

Dengan menghindari keburukan, kita membebaskan diri dari rasa bersalah, penyesalan, dan konflik batin. Ini berarti kita memilih kebaikan berupa ketenangan jiwa, yang pada akhirnya membuat hidup kita lebih damai dan bahagia.

Menghindari keburukan bukanlah sekedar menahan diri dari hal-hal negatif, tetapi juga membuka jalan untuk menjalani hidup yang lebih baik. Dalam setiap keputusan untuk menjauhi keburukan, kita sedang memilih kebaikan yang akan membawa keberkahan di dunia dan akhirat.

Dan barangsiapa mengerjakan amal kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan sedang dia beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam surga dan mereka tidak dizalimi sedikit pun. (An-Nisa' [4]: 124)

Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, sungguh, mereka akan Kami tempatkan pada tempat-tempat yang tinggi (di dalam surga), yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik balasan bagi orang yang berbuat kebajikan, (Al-Ankabut [29]: 58)

Kehidupan dunia ini memang berada di antara dua kutub yang saling bertolak belakang, yaitu kebaikan dan keburukan. Keduanya merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia, yang memberikan kita kesempatan untuk memilih dan belajar. Meskipun keburukan sering kali menggoda, kebaikan tetaplah jalan yang lebih baik untuk dijalani. 

Kebaikan membawa kedamaian, kebahagiaan, dan kemajuan, sementara keburukan hanya menciptakan penderitaan. Oleh karena itu, mari kita terus berusaha untuk memilih kebaikan dalam setiap langkah kita, agar kehidupan ini menjadi lebih bermakna dan membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Kedewasaan Berpolitik Di Era Demokrasi Digital:Menyikapi Hasil Pemilu 2024 Oleh: Saifullah Bonto, S....

Suara Muhammadiyah

22 February 2024

Wawasan

Kalimatunsawa’ IMM Jawa Tengah Oleh: Izzul Khaq, PC IMM Sukoharjo Setelah membaca tiga tulis....

Suara Muhammadiyah

16 April 2024

Wawasan

Oleh: Alvin Qodri Lazuardy, M.Pd  Islam adalah agama yang mencakup berbagai ajaran dan prinsip....

Suara Muhammadiyah

26 October 2023

Wawasan

Outlook Microfinance Muhammadiyah 2024 Oleh: Agus Yuliawan, Direktur Eksekutif Induk Baitut Tamwil ....

Suara Muhammadiyah

29 December 2023

Wawasan

Anak Saleh (18) Oleh: Mohammad Fakhrudin "Anak saleh bukan barang instan. Dia diperoleh melalui pr....

Suara Muhammadiyah

21 November 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah