Oleh: Nur Ngazizah, S.Si. M.Pd
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Surat Al-Hasyr Ayat 18)
Berdasarkan ayat di atas hendaknya setiap manusia memperhatikan apa yang ia perbuat untuk hari esok, yaitu hidup setelah kematian atau akhirat. Karenanya kaum muslimin diimbau berbuat kebaikan atas dasar iman serta ditopang dengan ilmu dan hati yang ikhlas mengharap ridha Allah SWT. Terlebih, hidup di dunia hanya sementara, sebab keabadian hanya akan berlangsung di akhirat kelak. Maksud dari perintah bertakwa sendiri ialah melaksanakan apa yang Allah katakan dan menjauhi segala larangan-Nya.
Perbuatan baik itu banyak macam dan ragamnya, dari yang paling sederhana sampai yang paling punya kesulitan tinggi. Mulai dari tersenyum ceria kepada sesama muslim sampai dengan membantu perjuangan dakwah dengan segenap harta benda dan jiwa. Mari kita lakukan sesuai dengan kemampuan, karena kebaikan itu akan Kembali pada kita sendiri. Kita pun harus peduli dengan generasi generasi setelah kita,mereka harus kokoh dan kuat.
Surat An-Nisa Ayat 9
وَلْيَخْشَ ٱلَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا۟ مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَٰفًا خَافُوا۟ عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْيَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا
Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
Menjadi warga persyarikatan maka harus mempunya kontribusi dalam mendidik generasi ini agar menjadi generasi yang kuat. Baik kuat imannya, ibadahnya, akhlaqnya, pendidikannya, ekonominya dan juga fisiknya. Kita perjuangkan ini Bersama dengan menguatkan dakwah di persyarikatan. Tentunya dengan memiliki karakter karakter utama sebagai orang Muhammadiyah.
Orang Muhammadiyah itu orang Islam atau Muslim, yang karena agamanya terpanggil untuk berjuang melalui Persyarikatan (Qs Ali-Imran: 104) mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya (Qs Ali Imran: 110). Sebagai umat Islam dan warga bangsa, orang Muhammadiyah itu tentu sama dengan yang lain. Namun, karena terbentuk dalam sibghah (celupan dasar) gerakannya, maka orang Muhammadiyah itu memiliki karakter khas yang membedakannya dengan yang lain. Terdapat setidaknya sepuluh ciri karakter orang Muhammadiyah sebagai pelaku Gerakan seperti yang pernah disampaikan oleh Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si.
1. Berakidah Murni
Orang Muhammadiyah apakah dia pimpinan dan kader maupun anggota memiliki ciri yang kuat yaitu berakidah Islam yang murni
2. Berpaham Islam yang Berkemajuan
Orang Muhammadiyah itu berpaham Islam yang berkemajuan. Agama yang membawa perubahan (Qs Ar-Ra’d: 21), pembangunan (Qs Al-Qashas: 77; Al-Baqarah: 11, 30), pencerahan (Qs Al-Baqarah: 257), dan orientasi ke masa depan (Qs Al-Hasyr: 18)
3. Ikhlas, Jujur, dan Amanah
Orang Muhammadiyah pada umumnya memiliki sifat ikhlas, jujur, dan amanah. Ikhlas selalu berbuat atau beramal dengan niat karena Allah, bukan karena kepentingan-kepentingan duniawi
4. Cerdas Berilmu
Ciri anggota Muhammadiyah itu cerdas dan berilmu. Cerdas artinya selalu mengasah akal pikirannya sehingga jernih, logis, kritis, dan mampu menangkap yang terirat dari yang tersurat
5. Moderat Bijaksana
Orang Muhammadiyah itu dikenal tengahan (moderat, tawasuth) dan bijaksana sebagaimana tercermin dalam sepuluh sifat Kepribadian Muhammadiyah. Sifat moderat atau tengahan itu diajarkan Islam yaitu menjadi ummatan wasatha, baik dalam hal beragama maupun sikap hidup sehari-hari.
6. Etos Kerja Tinggi, Disiplin, dan Produktif
Anggota Muhammadiyah menjadi apapun dirinya dan di mana pun berkiprah memiliki mentalitas positif yang bercirikan antara lain etos kerja tinggi artinya selalu ingin bekerja sungguh-sungguh dan optimal meraih sukses
7. Adil dan Memuliakan Manusia
Orang Muhammadiyah itu pada umumnya adil dalam bersikap dan bertindak, artinya objektif dan pandai menempatkan sesuatu pada tempatnya. Adil itu perintah Allah (Qs An-Nisa: 58) dan dekat dengan taqwa (Qs Al-Maidah: 8).
8. Berjiwa Al-Ma’un
Ciri khas warga Muhammadiyah berjiwa Al-Ma’un, sebagaimana praktik pengamalan Islam Kyai Ahmad Dahlan. Berjiwa Al-Ma’un itu peduli dan memberdayakan kaum lemah dan tertindas atau dhhu’afa-mustadh’afin (QS Al-Ma’un: 1-7)
9. Gemar Beramal dan Berusaha
Orang Munammadiyah itu suka beramal dan berusaha. Dia gemar berinfak-bershadaqah dan beramal shalih dalam berbagai bentuk, baik secara individual maupun kolektif. Orang Muhammadiyah tidak pernah malas dan menengadahkan tangan di bawah, sebaliknya bekerja keras dan menempatkan tangan di atas sebagaimana ajaran Nabi
10. Berorganisasi dan bekerjasama
Orang Muhammadiyah memiliki jiwa dan kecakapan berorganisasi maupun bekerjasama dengan siapapun dan di manapun berada. Berjam’iyah (berorganisasi) dan berjama’ah (berma syarakat, berkomunitas) merupakan ciri khas orang Muhammadiyah, sehingga pandai menggerakkan dan mengorganisasi orang untuk kemajuan hidup bersama
Kemudian ada Lima ciri kader berkemajuan yaitu Pertama, pelopor, pelangsung, dan penyempurna cita-cita Muhammadiyah, Kedua, kerja keras, cerdas, dan Ikhlas, Ketiga, loyal, militan, dan professional, Keempat, luas jaringan, dan kelima, seger (sehat), kober (telaten), pinter (pandai), dan bener (bijak). Kira kira sudah kita miliki semuanya atau belum ciri kader berkemajuan itu?
Pesan Kyai Haji Ahmad Dahlan
“Menjaga dan memelihara Muhammadiyah bukanlah suatu perkara yang mudah. Karena itu aku senantiasa berdoa setiap saat hingga saat-saat terakhir aku akan menghadap kepada Illahi Rabbi. Aku juga berdoa berkat dan keridlaan serta limpahan rahmat karunia Illahi agar Muhammadiyah tetap maju dan bisa memberikan manfaat bagi seluruh ummat manusia sepanjang sejarah dari zaman ke zaman.”
Fastabiqul khairaat
Nur Ngazizah, S.Si. M.Pd, Dosen UM Purworejo, Ketua PDA Purworejo