SEMARANG, Suara Muhammadiyah - Tidak lupa kacang akan kulitnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Prof. Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed., berkesempatan napak tilas di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah Semarang, Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Rabu sore (9/4/2025). Di madrasah inilah Prof. Mu'ti biasa melatih para aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Semarang semasa mahasiswa, sekitar 35 tahun silam. .
Usai kunjungan kerjanya di UIN Walisongo Semarang, Abdul Mu'ti yang juga merupakan Sekjen Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah itu menyempatkan diri berkunjung ke MI Muhammadiyah satu-satunya di Kota Semarang itu. "Di madrasah ini dulu kita mengadakan kegiatan bagi kader IMM," terang Abdul Mu'ti mengenang saat menjadi aktivis mahasiswa ketika menempuh studi di IAIN Walisongo (sekarang UIN Walisongo).
Ya, alumnus Fakultas Tarbiyah itu memang memulai kiprahnya di Muhammadiyah pertama kali di IMM IAIN Walisongo tahun 1987. Lalu ia ditunjuk menjadi Ketua Pimpinan Cabang IMM Semarang periode 1991-1992. Selanjutnya 1993 sampai 1994 terpilih sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah IMM Jawa Tengah.
MI Muhammadiyah Semarang saat itu mmenjadi tempat favorit bagi aktivis IMM IAIN Walisongo untuk kegiatan pelatihan maupun pertemuan. Berdiri di atas lahan 2.190 meter persegi, madrasah yang telah berdiri sejak tahun 1977 ini mempunyai area yang cukup lapang lengkap dengan masjid. Selain itu, lokasinya relatif dekat dengan kampus IAIN Walisongo sehingga aksesnya terjangkau oleh mahasiswa.
Di depan jajaran guru,pengurus madrasah, pengurus Muhammadiyah dan Aisyiyah setempat, Abdul Mu'ti merasa terharu. Akhirnya ia bisa kembali menjejakkan kaki di madrasah tempat pertama kali berlatih menempa diri sebagai kader Muhammadiyah.
Menteri terbaik versi survei Celios berharap MI Muhammadiyah Semarang semakin maju ke depan. Bisa menjadi madrasah yang megah. ""Megah dalam arti mempunyai fasilitas pendidikan yang layak untuk menunjang pendidikan," cetusnya.
Apalagi secara luas lahan madrasah sudah cukup memadai untuk standar sekolah dasar. Lahannya sudah di atas dua ribu meter persegi, kata dia.
Karenanya Abdul Mu'ti meminta pihak madrasah menyiapkan masterplan pembangunan sekolah dengan baik. "Jadi pengembangannya harus menyeluruh. Jangan sepotong-sepotong, asal membangun," ujar mantan Sekretaris Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah periode 2005-2010 itu.
Pada akhir kunjungan, Abdul Mu'ti secara simbolis juga memberikan bantuan untuk pembangunan madrasah. Bantuan tersebut diterima langsung oleh Kepala MI Muhammadiyah Semarang husnul Chotimah, S. Sos.
Kenangan di IAIN Walisongo
Sebelum berkunjung ke MI Muhammadiyah Semarang, guru besar UIN Syarif Hidayatullah ini memberikan orasi dengan tema “Pendidikan Bermutu untuk Semua” dalam Dies Natalis UIN Walisongo ke-55, Rabu (9/4/2025) pagi. Dalam pidato tersebut Pof. Abdul Mu'ti menekankan pentingnya pendidikan karakter dan citizenship di tengah kencangnya laju teknologi, termasuk artificial intelligence atau kecerdasan buatan.
Yang menarik, dalam kesempatan tersebut ia sempat menyinggung kenangannya saat menjadi mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo angkatan 1986. Lalu menjadi dosen di fakultas yang sama pada tahun 1993 hingga 2013. Sebelumnya akhirnya ia pindah mengajar di UIN Syarif Hidayatullah pada tahun 2014 hingga saat ini.
Menurutnya, ini adalah perjalanan takdir yang luar biasa. "Dari mahasiswa menjadi dosen. Dan kini mendapat amanah sebagai menteri. Semua berawal dari sini,” tandas Abdul Mu'ti yang disambut gemuruh tepuk tangan hadirin peserta dies natalis.
Seusai agenda di UIN Walisongo, sekjen PP Muhammadiyah dua periode ini juga memberikan kuliah umum tentang Al Islam dan Kemuhammadiyahan di Kampus Institut Teknologi Statistika dan Bisnis (ITESA) Semarang, jalan Prof. Dr. Hamka, Ngaliyan. (Agung/Riz)