Meneladani Ulama dalam Mengelola Waktu

Publish

14 March 2024
uad

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
133
Foto Istimewa

Foto Istimewa

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Memasuki hari ketiga puasa Ramadhan 1445H, Masjid Islamic Center UAD dengan agenda rutin tahunan Ramadhan di Kampus yang sore ini (13/03/2024) mulai pukul 16.45 - 17.30 WIB mengadakan kajian menjelang buka puasa. Kajian ini diikuti oleh jamaah dari masyarakat sekitar dan mahasiswa sembari menunggu waktu untuk buka bersama di Masjid Islamic Center UAD.

Kajian diisi oleh pemateri ustadz Qaem Aulasyahied, M.Ag. yang merupakan seorang dari Majelis Tarjih & Tajdid PP Muhammadiyah dan Dosen Prodi Ilmu Hadis Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Materi yang disampaikan oleh ustadz Qaem Aulasyahied, M.Ag. secara umum bertemakan "Teladan Ilmuwan Islam" dimana disampaikan secara lebih spesifik materi mengenai "Teladan Ulama dalam Mengelola Waktu".

Materi yang disampaikan oleh ustadz Qaem Aulasyahied, M.Ag. hari ini merujuk pada buku karya Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah yang berjudul Qimah az-Zaman inda al-Ulama ( قيمة الزمان عند العلماء ). Buku ini diawali dengan menjelaskan tentang pembagian nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Hidup manusia tidak terlepas dari kenikmatan karena jika tidak ada kenikmatan, maka tidak ada satupun manusia yang bisa hidup di alam semesta.

Menurut Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam bukunya dijelaskan bahwa nikmat dibagi menjadi dua.

Pertama, Furu' an-Ni'am: adalah nikmat-nikmat yang sifatnya cabang, dan dapat hadir karena ada nikmat asasi.

Contoh: kesempatan memelihara dan melaksanakan ibadah-ibadah sunnah: seperti berlaku baik dalam interaksi sesama manusia, punya sikap ramah, mampu menjaga kebiasaan masuk masjid dengan mendahulukan kaki kanan dan keluar dengan kaki kiri, menghindarkan gangguan dari jalan dan hal-hal yang berkenaan dengan dan bagian dari furu' an-ni'am

Kedua, Ushulun-Ni'am nikmat asasi yang karena adanya, nikmat-nikmat lain bisa dirasakan.

Contoh: nikmat kesehatan rohani dan jasmani yang menjadi pusat dan faktor penting manusia dapat berkegiatan. Begitu pula Ilmu, termasuk dalam nikmat asasi. Sebab ilmu, dari segi manapun merupakan kenikmatan; mencarinya, memahaminya, mengamalkannya hingga mengajarkannya semua adalah kenikmatan. Kemudian waktu juga merupakan nikmat dasar sehingga kita dapat merasakan kenikmatan lainnya.

Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa waktu sebagai ushulun-Ni'am merupakan nikmat yang paling pokok dari semua nikmat dasar yang ada. Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah menjelaskan bahwa waktu itu umurnya kehidupan karena umur kehidupan manusia adalah waktu. Kemudian waktu adalah ruang dimana kita ada karena manusia butuh adanya permulaan dan akhir (sifat waktu). Yang terakhir waktu adalah nikmat yang dimana kita bisa eksis karena  jika tidak ada waktu, maka kita tidak bisa merasakan kesehatan dan juga kenikmatan lainnya.

Nikmat-nikmat yang bersifat pokok atau dasar dalam Al Qur'an dijelaskan pada Ibrahim ayat 32-34:

اللهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاتِ وَالْأَرْضَ وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ وَسَخَّرَ لَكُمُ الْفُلْكَ لِتَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِأَمْرِهِ وَسَخَّرَ لَكُمُ الْأَنْفُرَ وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَابِبَيْنِ وَسَخَّرَ لَكُمُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ ، وَأَنكُمْ مِّنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُوْمٌ كَفَّارٌ

Pada ayat ini disebutkan beberapa nikmat asasi: penciptaan langit dan bumi; air hujan yang menumbuhkan tanaman; ditundukkannya alam untuk dapat dimanfaatkan; penciptaan matahari dan bulan; penciptaan malam dan siang yang itu menunjukkan waktu.

Dalam Tafsir Fakhruddin ar-Razi:

أقسم بالله تعالى بالعصر - الذي هو الزمن ، لما فيه من الأعاجيب، لأنه يحصل فيه السراء والضراء، والصحة والسقم، والغنى والفقر، ولأن العمر لا يقوم بشيء نفاسة وغلاء

Allah bersumpah dengan al-ashar, -dan dia adalah waktu- karena banyaknya keajaiban yang terkandung di dalamnya. Sebab melalui waktu terciptalah kebahagiaan dan keburukan, kesehatan dan kesakitan, kekayaan dan kefakiran. Umur pun adalah "barang mewah" yang tidak bisa digantikan oleh apapun.

Waktu sangat dianggap berharga hingga Allah SWT memberikan ultimatum bahwa "semakin besar kenikamatan yang Allah berikan maka semakin besar tanggung jawab yang akan diminta." tambahan dari ustadz Qaem Aulasyahied, M.Ag.

Prinsip pengelolaan waktu para ulama yaitu Memperbaiki pandangan  bahwa waktu adalah sumber kemaslahatan; Memiliki kebiasaan menghargai waktu sekecil apapun’ dan Berani berkorban untuk memaksimalkan kesempatan yang ada.

Ustadz Qaem Aulasyahied, M.Ag. berharap mudah-mudahan di bulan Ramadhan penuh berkah ini, kita bisa mengambil pelajaran dari para ulama, sehingga kita betul-betul menjadi penuntut ilmu sesuai dengan yang diharapkan para ulama. (Kharisma Tiara Melati)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

PAREPARE, Suara Muhammadiyah - Anggota Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Erwin ....

Suara Muhammadiyah

16 October 2023

Berita

KUPANG, Suara Muhammadiyah - Mutu dan kualitas Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) sa....

Suara Muhammadiyah

4 October 2023

Berita

PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah - Kabar gembira datang dari Klinik UMP Tambaksari, Klinik Pratam....

Suara Muhammadiyah

29 November 2023

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Mengusung tema “Sempurnakan Tugasmu dengan Mendeley”, H....

Suara Muhammadiyah

3 December 2023

Berita

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah — Universitas ‘Aisyiyah Surakarta (AISKA) mencatatkan nama....

Suara Muhammadiyah

15 December 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah