Menengok Jantung Jurnalistik Muhammadiyah, Mahasiswa UM Bandung Kunjungi SM

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
118
UM Bandung

UM Bandung

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Lebih dari 30 mahasiswa UM Bandung Prodi Ilmu Komunikasi yang memiliki konsentrasi jurnalistik mengunjungi Grha Suara Muhammadiyah, pada Rabu, 2 Juli 2025. Kedatangan rombongan dari Kota Kembang ini dalam rangka melihat dan sekaligus memperdalam pengetahuan terkait dunia jurnalistik, khususnya jurnalistik yang dikelola oleh Suara Muhammadiyah.  

Kaprodi Ilmu Komunikasi UM Bandung Euis Evi Puspitasar tak menyangka bahwa dirinya beserta rombongan dapat kembali datang ke Jogja. Menurutnya, hal ini menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk memperluas pengalaman dan relasi mereka nantinya untuk terjum sebagai seorang jurnalis. 

Roni Tabroni, dosen Ilmu Komunikasi UM Bandung menegaskan alasannya mengapa memilih SM sebagai salah satu tujuan. Menurutnya, Muhammadiyah telah mempelopori dunia jurnalistik berbasis agama. Hal ini penting karena SM bukan semata media yang berorientasi pada bisnis. Tapi juga membawa misi penting dalam membangun peradaban. 

Bagaimana hal tersebut pernah ia curahkan dalam sebuah tulisan pada tahun 2018 saat pertama kali mengunjungi Graha Suara Muhammadiyah. Ketika baru selesai dibangun, ia kagum dengan cara SM, bagaimana SM mampu bertahan di tengah goncangan. Ketika itu situasinya banyak media mulai bertumbangan karena tidak mampu menyesuaikan dengan zaman.

Tak hanya sekedar media yang bergelut pada urusan bisnis. SM menurutnya juga mengemban nilai penting yang tak banyak dimiliki oleh media lain. "Ini (SM) tentu menjadi media legendaris yang dimiliki Muhammadiyah," tegasnya.

"Semoga pertemuan ini dapat melegakan dahaga mahasiswa untuk mendalami jurnalistik Muhammadiyah dari dapurnya secara langsung," harapnya. 

Ganjar Sri Husodo, Redaktur Suara Muhammadiyah menjelaskan bahwa SM menjadi besar dan memiliki gedung sedemikian megah tak berlangsung tiba-tiba. SM telah memulainya pada tahun 2013 dengan cara membranding kembali dirinya. Yang sebelumnya sebagai media yang terkesan terlihat tua, menjadi media yang kembali muda. Peremajaan diri SM pada saat itu dapat disebut sebagai tuntutan zaman yang tak lagi bisa ditolerir. Meski usianya telah mencapai lebih dari 100 tahun, SM mencoba untuk terus bertahan dengan cara menyesuaikan diri dengan karakter pembaca yang didominasi anak muda. 

Hal lain yang juga disampaikan oleh Ganjar. Soal alasan mengapa Muhammadiyah memilih media sebagai jalan perjuangan dakwahnya. Sebagaimana hal ini sejalan dengan prediksi banyak pakar terkait hegemoni, bagi siapa yang ingin menguasai dunia, maka tidak dapat dipungkiri bahwa mereka harus memiliki media. 

Berbicara industri media, Roni pun menambahkan bahwa media tak bisa berdiri sendiri. Baginya, media hari ini merupakan ekosistem yang saling menopang satu sama lain. Yang mana hal ini menjadi cara bagi media untuk tetap mampu bertahan di tengah perubahan yang begitu cepat. (diko)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

WONOGIRI, Suara Muhammadiyah - Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kwarda Wonogori Menyelenggarakan Musy....

Suara Muhammadiyah

30 June 2024

Berita

GRESIK, Suara Muhammadiyah - Fenomena kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di beberapa perguruan tingg....

Suara Muhammadiyah

6 June 2024

Berita

SOLO, Suara Muhammadiyah - Ribuan peserta mengikuti semarak jalan sehat yang diadakan oleh Universit....

Suara Muhammadiyah

13 November 2023

Berita

Ustadz Gita Danu Pranata Ungkap Perbedaan Sabar dan Malas SLEMAN, Suara Muhammadiyah - Pesantren Mo....

Suara Muhammadiyah

5 September 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah  - AHA Centre (ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assist....

Suara Muhammadiyah

17 August 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah