Menjaga Kebersihan Fisik dan Rohani

Publish

21 March 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
340
pixabay

pixabay

Oleh: Benni Setiawan

Dosen Universitas Negeri Yogyakarta, Anggota MPK PP Muhamamdiyah

 

Islam memiliki peradaban lebih maju dibandingkan peradaban Eropa dalam hal kebersihan. Umat Islam sudah mengenal thaharah (bersuci) sejak 14 abad yang lalu. Eropa saat itu masih jauh dari kondisi bersih. Mereka hanya mengenal bersuci dalam beberapa aspek kecil. Bahkan, masyarakat Eropa saat itu hanya mengenal bersuci dalam tiga saat, yaitu saat lahir, kemudian saat dibabtis, dan saat menikah. Selain itu mereka tidak mengenal tradisi bersuci sebagaimana ada di dalam Islam. Bahkan mereka tidak punya adab buang air saat itu. 

Tentu hal tersebut berbeda dalam tradisi Islam. Tradisi bersuci bahkan menjadi inti dalam perbincangan fikih Islam. Hampir semua kitab fikih diawali dengan bahasan thaharah. Ini menunjukkan bersuci dalam Islam sangat utama dan penting. Mengapa menjaga kebersihan menjadi sesuatu yang penting? 

Hal ini dikarenakan Islam mendorong hidup sehat.  “Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri” (Q.S. Al-Baqarah, 2: 222). Ayat ini menunjukkan secara jelas betapa kebersihan fisik itu menjadi hal utama. Bahkan Allah memerintahkan kepada umat Islam untuk memasuki masjid dalam keadaan yang bersih/pakaian yang indah (Q.S. Al-A’raf, 7: 31). 

Kebersihan fisik dalam Islam ditandai dengan rajin berwudhu. Menjaga wudhu menjadi salah satu sunnah Rasulullah saw. Selain itu Islam juga mendorong kebersihan fisik dengan cara menjaga pola makan. Islam mendorong makan yang halalan thayyiban. “Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan…”(Q.S. al-Baqarah, 2: 168). Ayat ini menunjukkan makanan yang baik/bersih mendorong manusia hidup sehat. Hidup bersih dan sehat dari cara makan pun sesuai dengan Q.S. ‘Abasa, 80: 24, “maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya”.

Selain kebersihan fisik, Islam juga sangat memperhatikan kebersihan jiwa/rohani. Sebagaimana Surat Asy-Syams (91: 9-10), "Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya." Menyucikan jiwa bisa dilakukan dengan terus melakukan kebajikan, menebarkah salam (keselamatan), dan amal saleh. Semoga kita dapat menjadi bagian umat yang senantiasa menjaga kebersihan baik fisik maupun rohani. *

Sumber: SM 03/2022


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Hadlarah

Makna Hijab Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Ketika kita berbic....

Suara Muhammadiyah

3 January 2024

Hadlarah

Judul : Dilema Purifikasi Muhammadiyah: Antara Progresivisme dan Konservatisme Penulis : Tafsir Pe....

Suara Muhammadiyah

22 July 2023

Hadlarah

Oleh : Dartim Ibnu Rushd  Dosen Prodi Pendidikan Agama Islam-Universitas Muhammadiyah Surakart....

Suara Muhammadiyah

6 January 2024

Hadlarah

Kenapa Muslim Bershalawat saat Shalat? Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas ....

Suara Muhammadiyah

9 December 2023

Hadlarah

Tawakkal dan Ketenangan Jiwa Oleh: Syahbana Daulay Di era yang biasa disebut milenial ini, peran a....

Suara Muhammadiyah

18 November 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah