Menyigi Kualitas dan Jumlah Sekolah Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
2953
SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta

SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta

Oleh: Nabhan Mudrik Alyaum

Muhammadiyah dikenal dengan gerakan pendidikan. Tercatat Muhammadiyah memiliki 5.000 sekolah se-Indonesia dengan lebih dari 1 juta peserta didik.

Bahasan detail tentang sekolah Muhammadiyah dan kualitasnya dapat ditelisik dari pemaparan Ketua Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah H Didik Suhardi, PhD pada Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah pada Jum’at, 31 Mei 2024 di Semarang, Jawa Tengah.

Jumlah Siswa dan Satuan Pendidikan Muhammadiyah

Didik menyebutkan terdapat lebih dari satu juta siswa sekolah/madrasah Muhammadiyah se-Indonesia. Selanjutnya berdasarkan DapodikMu, jumlah satuan pendidikan dari SD-SMA/sederajat ada 5.346 sekolah/madrasah. Rincian dari jumlah satuan pendidikan ini SD/MI berjumlah 2.453 sekolah. Selanjutnya SMP/MTs berjumlah 1.599 sekolah. SMA/MA/SMK berjumlah 1.294 sekolah.

Dari 5.346 tersebut dibagi menjadi tiga klaster berdasarkan jumlah peserta didik atau siswa. Klaster satu, sekolah dengan jumlah siswa di bawah 100 orang. Klaster dua, sekolah dengan jumlah siswa antara 100-399. Klaster tiga, sekolah dengan jumlah siswa 400 atau lebih.

Klaster pertama berjumlah 2.032 (38%). Klaster kedua berjumlah 2.245 (42%). Klaster ketiga berjumlah 1.069 sekolah (20%). Dengan demikian, tercatat masih terdapat 38% sekolah Muhammadiyah yang tidak baik-baik saja. Meminjam istilah dari Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Dr H Abdul Mu'ti, MEd beberapa waktu lalu dalam Diksuspala I Region Sumatra bagian selatan, sekolah Muhammadiyah terkategorisasi menjadi sekolah yang “menolak siswa” dan “ditolak siswa”. Keadaan ini menjadikan perhatian dari Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah sangat diperlukan.

Kualitas Sekolah Muhammadiyah dan Jurus Peningkatan Mutu

Ibarat rumah sakit, klaster pertama merupakan "klaster rawat inap". Sementara klaster kedua ibarat klaster "rawat jalan". Fenomena ini terjadi setidaknya karena dua hal: pertama, kurangnya komitmen; kedua, kurangnya kuantitas dan kualitas sumber daya manusia.

Kedua klaster di atas perlu tindakan segera. Caranya, Majelis Dikdasmen PNF khususnya di tingkat PP Muhammadiyah harus hadir melakukan peningkatan mutu. Salah satu jurus ampuh peningkatan mutu yang dilakukan adalah dengan mengadakan Pendidikan Khusus Kepala Sekolah/Madrasah (Diksuspala) yang akan dilakukan bertahap hingga mencapai 25 region dalam satu tahun. Ditargetkan lebih dari 5.000 kepala sekolah/madrasah Muhammadiyah mengikuti Diksuspala ini.

Rangkaian Diksuspala digelar dengan kurikulum yang bukan hanya berdasarkan text-book, melainkan customized curriculum. Ini menjadikan pembelajaran selama Diksuspala bukan hanya menyampaikan "what is" melainkan sampai ke tahap "how to" dengan belajar langsung dari ahlinya dan dari praktik baik yang telah dilakukan.

Hal ini memungkinkan untuk dilakukan dengan keterlibatan fasilitator yang sudah teruji. Fasilitator pun hadir dari beragam unsur, yaitu Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah, mantan kepala sekolah/madrasah Muhammadiyah yang berprestasi, dan kepala sekolah/madrasah Muhammadiyah aktif yang berprestasi.

Para peserta Diksuspala hadir di sini untuk menjadikan sekolah yang berkualitas sehingga dibutuhkan oleh masyarakat luas dari berbagai lapisan. Tujuan dari Diksuspala ini sederhana tetapi konkret, yaitu meningkatkan kapasitas kepala sekolah Muhammadiyah, menuju sekolah Muhammadiyah yang unggul dan berkemajuan. Indikatornya antara lain Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang sukses, budaya mutu, dan entrepreneurship.

Tim Diksuspala menargetkan setelah Diksuspala terjadi upaya untuk meningkatkan jumlah siswa baru minimal 50%. Sehingga, dalam satu tahun ke depan terdapat penambahan 500 ribu siswa baru se-Indonesia dari 1.055.018 siswa Muhammadiyah yang ada saat ini.

Menanamkan Growth Mindset

Sebelum berbicara tentang upaya dan strategi secara teknis, jurus yang paling diperlukan adalah mengubah pola pikir ke arah yang tepat. Pola pikir yang sangat diperlukan adalah Growth Mindset, yaitu pola pikir yang terbuka dengan hal baru dan mendorong pertumbuhan terus-menerus. Pola pikir ini sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sekolah Muhammadiyah.

Seluruh pengambil kebijakan terkait Pendidikan Muhammadiyah perlu memiliki mindset untuk terus bertumbuh dan menghadapi berbagai tantangan dengan pola pikir positif. Lewat growth mindset, pertumbuhan dapat terus terjadi serta tantangan dapat dihadapi yang pada akhirnya meningkatkan kualitas sekolah/madrasah Muhammadiyah. Hal ini disampaikan Dewan Pakar Majelis Dikdasmen-PNF PP Muhammadiyah Prof Suyanto, PhD saat Rakornas di Semarang, Jawa Tengah.

Kebalikan dari growth mindset sendiri adalah fixed mindset atau pola pikir tetap. Pola pikir ini adalah jenis pola pikir yang tidak terbuka dengan kemajuan dan percaya bahwa kemampuan diri tidak dapat berkembang lagi. Fixed mindset ini banyak terjadi di kalangan masyarakat Indonesia, termasuk insan Pendidikan Muhammadiyah, sehingga perlu penanaman pola pikir berkembang (Growth Mindset).

Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah pun berusaha untuk menanamkan growth mindset ini di kalangan pengambil kebijakan pendidikan Muhammadiyah di tingkat wilayah dan daerah lewat materi di sela Rakornas 2024 Dikdasmen PNF bersama PWM-PDM. Lewat materi ini para pengambil kebijakan dapat memahami langkah-langkah menghadapi tantangan, perubahan, hingga kritik menjadi pertumbuhan dan sesuatu yang positif.

Saat ini jumlah sekolah Muhammadiyah yang lebih dari 5.000 satuan pendidikan membutuhkan peningkatan dari sisi kuantitas siswa dan kualitas pelayanan secara besar-besaran menjadi sekolah/madrasah yang unggul dan berkemajuan. Berbagai inovasi dan kolaborasi perlu terus dilakukan dimulai dari upaya-upaya Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah. Harapannya, inovasi dan terobosan baru juga dapat dilakukan PWM, PDM, hingga kepala sekolah/madrasah Muhammadiyah.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Musim Pilkada, Musim Menabur Uang? Oleh: Immawan Wahyudi, Immawan Wahyudi Dosen Fakultas Hukum....

Suara Muhammadiyah

13 October 2024

Wawasan

Muhammadiyah dan Hasil Survei  Oleh: Rumini Zulfikar Beberapa hari ini kita sebagai warga, pi....

Suara Muhammadiyah

9 September 2023

Wawasan

Wanita sebagai Saksi: Perspektif Al-Qur'an Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universi....

Suara Muhammadiyah

14 August 2024

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Haruskah kita mengatakan Allah ....

Suara Muhammadiyah

24 June 2024

Wawasan

111 Tahun Muhammadiyah: Bergerak Nyata, Berkontribusi untuk Indonesia dan Dunia Oleh: Asyraf Al Far....

Suara Muhammadiyah

18 November 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah