Oleh: Tito Yuwono, PhD
Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Sungguh bahagia kedua orang tua
Melihat perilaku putra dan putrinya
Berpegang teguh pada agama
Serta luhur akhlaqnya
Itulah penyejuk hati dan mata
Yang akhir-akhir ini mulai langka
Hendaknya kita bersungguh mengusahakannya
Dengan doa serta ikhtiar sekuat tenaga
Pada artikel kali ini akan saya sampaikan topik yang berkaitan dengan mewujudkan anak menjadi penyejuk padangan. Topik ini merupakan topik kajian syawalan keluarga besar TK ABA Losari Sukoharjo, Ngaglik, Sleman. Syawalan ini bertempat di Bakso Pikul dan diikuti oleh orang tua siswa, Kepala Sekolah dan Guru, Pimpinan Aisyiyah PRA Sukoharjo (Ibu Panca) dan Pembina TK ABA (Bapak Sismadi). Semoga tulisan ringkas ini bermanfaat untuk mewujudkan putra dan putri yang shalih dan shalihah.
Semua orang tua pasti mengharapkan putra putrinya menjadi putra putri yang shalih dan shalihah. Putra putri yang beriman dengan benar, gemar beribadah dan berakhlaq yang baik. Dengan menyaksikan putra dan putri seperti ini akan menjadikan penghibur hati, serta menjadi penyejuk pandangan dan jiwa bagi orang tua. Lain halnya ketika menyaksikan putra dan putrinya yang ogah-ogahan menjalankan ibadah serta kurang berakhlaq, pasti hati orang tua akan sakit serta tidak tenang.
Beberapa ikhtiar untuk mewujudkan putra dan putri yang shalih dan shalihah sehingga menyejukkan pandangan adalah sebagai berikut:
Pertama, Terus berdoa agar dikaruniai putra dan putri yang shalih dan shalihah, seperti doa berikut:
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Artinya: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
Artinya: “Ya Tuhanku, anugerahilah kami keturunan yang termasuk orang-orang yang salih”
رَبِّ ٱجْعَلْنِى مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ
Artinya: Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.
Kedua, Mentarbiyah/mendidik anak di keluarga dengan baik dan benar
Pendidikan anak sangat berpengaruh pada kepribadiannya. Sejak dini, anak diperkenalkan dengan rukun iman dan rukun islam. Anak juga dibiasakan dengan ibadah-ibadah dalam Islam serta akhlaq yang baik. Memperkenalkan anak-anak tentang Allah Ta’ala, Dia adalah Tuhan yang menciptakan alam semesta ini, memberikan rejeki dan satu-satunya yang berhak untuk diibadahi. Tentu internalisasinya disesuaikan dengan umurnya. Anak juga dibiasakan untuk sholat tepat waktu serta sopan santun. Semuanya dilakukan dengan disertai keteladanan orang tua.
Ketiga, menyekolahkan anak di sekolah yang mendukung meningkatnya iman dan taqwa serta pengetahuan agama. Sehingga sinergi antara keluarga dan pihak sekolah. Hal ini akan memantapkan karakter beragama sang anak. Di samping juga mendapatkan ilmu-ilmu sains. Pilihan menyekolahkan anak ke TKA ABA insyaa Allah merupakan pilihan yang tepat.
Keempat, mencarikan teman yang baik. Teman yang baik adalah teman yang bersama-sama mau ta’awun dalam kebaikan serta saling mengingatkan dan menasehati. Salah memilih teman akan berdampak buruk pada anak. Pergaulan yang tidak baik dan tidak sehat harus ditinggalkan. Karena teman yang kurang baik akan berdampak negatif bagi anak. Berikut nasehat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam memilih teman.
Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang peran dan dampak seorang teman dalam sabda beliau:
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة
Artinya: “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Demikian empat ikhtiar untuk mewujudkan putra dan putri yang shalih dan shalihah, yang akan menjadi penyejuk pandangan kedua orang tua dan masyarakat. Semoga Allah Ta’ala karuniakan kepada kita, putra dan putri yang shalih dan shalihah, putra dan putri yang kuat iman-nya, yang baik ibadahnya serta berbudi akhlaqnya. Wallahu a’lamu bishshowab.
Nashrun minallahi wa fathun qarib