MALAYSIA, Suara Muhammadiyah - Dalam era globalisasi, kolaborasi lintas negara menjadi kunci untuk memperkuat hubungan diplomasi, ekonomi, dan pendidikan. Salah satu tokoh yang memiliki visi besar dalam mempererat hubungan antarnegara di Asia Tenggara adalah Dr. Saidul Amin, Rektor Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) sekaligus Rektor Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI). Dengan misi besar yang diusungnya, ia berupaya untuk "menyatukan" Indonesia dan Malaysia—khususnya di wilayah Perlis—melalui jalur akademik, kebudayaan, dan keagamaan.
Sebagai akademisi dan pemimpin perguruan tinggi, Dr. Saidul Amin aktif menjalin komunikasi dengan tokoh-tokoh penting di Malaysia, termasuk Raja Perlis dan Mufti setempat, bahkan sampai ke Perdana Menteri Malaysia. Langkah ini menjadi fondasi bagi kerja sama yang lebih erat antara Indonesia dan Malaysia, tidak hanya dalam bidang pendidikan tetapi juga dalam aspek sosial dan budaya.
Misi ini tidak berhenti di Malaysia. Dr. Saidul Amin telah memperluas jangkauan kerja sama dengan Thailand, dan dalam waktu dekat, Vietnam juga menjadi target ekspansi akademik dan intelektual. Visi ini sejalan dengan semangat integrasi Asia Tenggara yang mengutamakan pendidikan sebagai motor penggerak kemajuan kawasan.
UMAM: Menuju Universitas Muhammadiyah Bertaraf ASEAN
Dengan inisiatif ini, Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) bukan hanya menjadi representasi Muhammadiyah di Malaysia, tetapi juga berkembang menjadi pusat keilmuan yang menjangkau seluruh Asia Tenggara. Harapannya, UMAM tidak hanya dikenal sebagai universitas Muhammadiyah di Indonesia dan Malaysia, tetapi sebagai lembaga pendidikan unggulan di tingkat ASEAN.
Upaya Dr. Saidul Amin dalam membangun jembatan akademik antarnegara bukan sekadar wacana, tetapi sebuah keniscayaan yang perlahan mulai terwujud. Dengan pendekatan diplomasi pendidikan, nilai-nilai keislaman, dan semangat persatuan, ia menempatkan UMAM dan UMRI sebagai garda depan dalam mempererat hubungan Indonesia dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Semoga langkah besar ini tidak hanya memperkuat persaudaraan serumpun, tetapi juga menjadi model bagi institusi pendidikan lain dalam membangun kolaborasi lintas batas untuk kemajuan bersama.
Wallahu a'lam bish shawab