Misi Nabi di Makkah (Bagian ke-2) : Serial Kehidupan Rasulullah SAW

Publish

20 September 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
168
Doc. Istimewa

Doc. Istimewa

Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Para pemimpin Makkah khawatir bahwa jika pesan Nabi Muhammad SAW menyebar, orang-orang akan berhenti datang untuk berziarah, berdagang, dan mengancam sumber pendapatan utama kota. Selain itu, ajaran Nabi tentang kesetaraan dan keadilan sosial dianggap mengganggu tatanan sosial yang ada, di mana kaum lemah dan tertindas seringkali diabaikan. Pesan Islam secara langsung menantang kepentingan ekonomi dan politik para elit Makkah. Mereka merasa terancam oleh ajaran Nabi yang menyerukan keadilan dan persamaan hak bagi semua orang, tanpa memandang status sosial.

Seperti halnya masyarakat lain yang terbiasa dengan tradisi dan keyakinan lama, masyarakat Makkah pada umumnya menolak perubahan. Mereka melihat pesan Nabi Muhammad SAW sebagai ancaman bagi stabilitas dan kemapanan mereka. Namun, Nabi Muhammad SAW tidak gentar dalam menghadapi penolakan ini. Beliau terus menyampaikan pesan kebenaran dengan penuh keyakinan dan keberanian, meskipun harus menghadapi berbagai bentuk intimidasi dan penganiayaan. Keimanan beliau yang teguh dan dukungan dari para sahabat setianya menjadi sumber kekuatan dalam menghadapi tantangan dakwah di Makkah.

Ajaran Islam tentang hak kaum miskin atas sebagian kekayaan orang kaya tentu saja tidak disambut baik oleh kalangan elit Makkah. Mereka yang terbiasa menikmati kekayaan dan privilege, merasa terancam oleh konsep keadilan sosial yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Dalam pandangan Islam, harta yang dimiliki orang kaya bukanlah milik mereka sepenuhnya. Sebagian dari harta tersebut merupakan hak kaum miskin yang harus ditunaikan, bukan hanya sebagai amal sukarela, tetapi sebagai kewajiban moral dan sosial.

Konsep ini tentu saja tidak populer di kalangan mereka yang terbiasa menganggap kekayaan sebagai hasil kerja keras dan hak pribadi semata. Mereka enggan berbagi dengan mereka yang dianggap kurang beruntung, dan melihat pesan Nabi Muhammad SAW sebagai ancaman terhadap status quo mereka. Islam mengajarkan bahwa kekayaan adalah titipan dari Allah SWT, dan kita memiliki tanggung jawab untuk mengelolanya dengan bijaksana. Sebagian dari harta kita harus digunakan untuk membantu mereka yang membutuhkan, menciptakan keseimbangan dan keadilan dalam masyarakat.

Pesan Nabi Muhammad SAW tentang keadilan sosial menjadi tantangan besar bagi para pemimpin Makkah yang terbiasa dengan sistem yang timpang. Namun, beliau tetap teguh dalam menyampaikan kebenaran, meskipun harus menghadapi perlawanan dari mereka yang merasa dirugikan oleh ajarannya. Nabi Muhammad SAW tetap tinggal di Makkah selama beberapa waktu, menghadapi penolakan dan bahkan penganiayaan dari masyarakatnya. Meskipun beliau tegar dalam menghadapi penderitaan pribadi, beliau tidak tega melihat para pengikutnya mengalami hal yang sama.

Demi keselamatan para sahabatnya, Nabi Muhammad SAW menyarankan mereka untuk hijrah ke Abyssinia (sekarang Ethiopia). Negeri ini dipimpin oleh seorang raja Kristen yang dikenal adil dan bijaksana, sehingga diharapkan umat Muslim akan mendapatkan perlindungan dan kebebasan beragama di sana. Maka, dimulailah gelombang hijrah umat Muslim ke Abyssinia. Mereka meninggalkan kampung halaman, keluarga, dan harta benda demi mencari tempat yang aman untuk menjalankan keyakinan mereka. Keputusan ini menunjukkan betapa besar pengorbanan mereka dalam mempertahankan iman dan mengikuti Nabi Muhammad SAW.

Hijrah ke Abyssinia menjadi tonggak penting dalam sejarah Islam. Ini menunjukkan bahwa meskipun menghadapi penolakan dan kekerasan, umat Muslim tidak pernah menyerah. Mereka mencari jalan untuk tetap teguh dalam iman, bahkan jika itu berarti meninggalkan segala yang mereka kenal. Kisah ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya mencari perlindungan dan kebebasan beragama, serta menghargai nilai-nilai toleransi dan keadilan.

Setelah beberapa lama tinggal di Abyssinia, kabar gembira tentang perubahan sikap masyarakat Makkah terhadap Islam membuat sebagian umat Muslim memutuskan untuk kembali. Sayangnya, setibanya di Makkah, mereka mendapati bahwa situasi belum membaik. Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya masih menghadapi penolakan dan tekanan dari kaum Quraisy. Pada tahun ke-10 kenabian, Nabi Muhammad SAW mengalami pukulan berat dengan wafatnya istri tercinta, Khadijah. Beliau kehilangan sosok pendamping setia yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam menyebarkan ajaran Islam. Tahun ini pun dikenal sebagai "Tahun Kesedihan".

Kesedihan Nabi semakin bertambah ketika pamannya, Abu Thalib, juga meninggal dunia. Meskipun Abu Thalib tidak memeluk Islam, ia adalah pelindung utama Nabi dari ancaman kaum Quraisy. Dengan kepergiannya, Nabi kehilangan perisai yang selama ini melindunginya dari serangan fisik yang lebih serius. Kehilangan Khadijah dan Abu Thalib membuat Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya semakin rentan terhadap ancaman dan penganiayaan dari kaum Quraisy. Namun, mereka tetap teguh dalam keyakinan dan terus berjuang menyebarkan ajaran Islam, meskipun harus menghadapi berbagai cobaan berat.

Tahun Kesedihan menjadi ujian besar bagi Nabi Muhammad SAW dan umat Islam awal. Namun, mereka berhasil melewati masa-masa sulit ini dengan ketabahan dan keyakinan yang tak tergoyahkan. Peristiwa ini juga menunjukkan betapa pentingnya peran keluarga dan dukungan sosial dalam menghadapi tantangan hidup.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Oleh: Izza RohmanKetua Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah New South Wales Selain mengusung kons....

Suara Muhammadiyah

4 January 2024

Wawasan

Benarkah Muhammadiyah Kekurangan Kader Ulama? Oleh: Muhammad Utama Al Faruqi, Penerjemah Bahasa Ara....

Suara Muhammadiyah

17 April 2024

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Al-Qur`an diturunkan secara ber....

Suara Muhammadiyah

12 April 2024

Wawasan

Kelompok Salafi  dan Pudarnya Kesalehan Sosial Oleh: Muhammad Utama Al Faruqi, Demisioner Sekr....

Suara Muhammadiyah

26 April 2024

Wawasan

Galpão da Cidadania dan Fikih Almaun Muhammadiyah Oleh: Syamsul Anwar, Ketua PP Muhammadiyah....

Suara Muhammadiyah

5 November 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah