MLH Inisiasi Green Hajj, Haji yang Ramah Lingkungan

Publish

28 March 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
393
Foto Istimewa

Foto Istimewa

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Muhammadiyah harus memprioritaskan isu green hajj dalam menatap persoalan haji saat ini, sebagaimana disampaikan oleh Hilman Latief pada kajian Green Ramadhan Rabu (27/3). Pada sesi kali ini Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengangkat tema mengenai ‘’Green Hajj: Haji yang Ramah Lingkungan’’ mengundang seluruh warga Muhammadiyah se-Indonesia dan masyarakat umum. Kajian pada sesi ini bertujuan untuk mengenalkan masyarakat tekait pentingnya pelaksanaan haji ramah lingkungan. 

Acara dibuka oleh sambutan dari Rijal Ramdani selaku Ketua Panitia Green Ramadhan MLH PP Muhammadiyah. Dalam sambutannya Rijal menyampaikan momen haji yang mendatangkan jutaan umat Muslim dari seluruh dunia menimbulkan konsen dan problem lingkungan yang harus diperhatikan. Menurutnya, permasalahan bptol plastik, sampah, penggunaan air hingga listrik menjadi permasalahan serius. Dalam hal ini Muhammadiyah dapat menjadi pelopor penyelenggaraan haji yang ramah lingkungan. 

”Setiap tahun setidaknya 2 juta umat Muslim melaksanakan ibadah haji. Indonesia menjadi negara terbesar dengan 241.000 jamaah. Ini menimbulkan consent lingkungan (Sampah, penggunaan listrik dan air), bagaimana jika Muhammadiyah dapat mempelopori untuk dapat mendorong pelaksanaan green hajj” Ujar Rijal

Selanjutnya acara disambung dengan materi inti yang disampaikan oleh Hilman Latief selaku Dirjen Haji dan Umrah Kementerian Agama.  Dalam pemaparan materi Hilman menguraikan ibadah haji merupakan proses panjang yang terdiri dari persiapan, proses dan dampak. Maka dari itu dampak haji harus ditekankan pada manfaat akhirat dan dunia. ”Haji adalah ibadah yang sangat berat pada segi persiapan, proses dan dampak. Maka haji harus memiliki manfaat akhirat untuk spiritual dan silaturahmi dan manfaat dunia bernilai ekonomis dan meningkatkan aspek sosial-kemanusiaan” Urai Hilman

Penyelenggaraan haji setiap tahunnya melibatkan banyak aspek. Setiap tahun sekitar 70 triliun uang dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan jamaah seperti makan-minum, tempat tinggal, transportasi hingga berbagai akomodasi lain. Penekanan manfaat dunia yang dimaksud adalah bagaimana haji tidak hanya memberi manfaat bagi jamaahnya yang menjadi mabrur.  Penyelenggaraan ibadah haji di sini juga dapat diarahkan untuk berdampak pada aspek ekonomis dan sosial-kemanusiaan masyarakat Indonesia. ”Kajian haji di Indonesia, khususnya Muhammadiyah masih menyentuh pada ranah mabrur. Sedangkan di Arab sudah menyentuh ranah bisnis (Dampak sosial-masyarakat). Sehingga haji ini harus menghadirkan manfaat-manfaat dalam segala aspek” Ungkap Hilman

Green hajj meliputi upaya halal industries, haji-umrah tourism dan sustainability. Hilman menguraikan terdapat dua aspek yang dapat dilakukan untuk menunjang pelaksanaan green hajj yaitu green economy dan green attitude. Untuk mencapai green economy ditopang dengan infrastruktur dan kualitas perekonomian yang mumpuni. Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah namun belum ditunjang dengan infrastruktur yang mumpuni dari hulu ke hilir. Dirinya sangat menyayangkan akan proses ibadah haji yang belum mampu meningkatkan taraf perekonomian Indonesia. Hilman menyebutkan, terdapat banyak barang kebutuhan haji yang tidak dapat masuk oleh SFDA (Badan Ototritas Pangan Arab). Barang-barang tersebut tidak dapat masuk karena banyak yang tidak memenuhi lisensi standar yang ditetapkan. Peluang ini justru dimanfaatkan oleh negara lain. 

Sedangkan pengertian green attitude ini merujuk pada perilaku ramah lingkungan jamaah haji Indonesia. Menurut Hilman, perilaku jamaah haji Indonesia tidak bisa dilepaskan dari profil masyarakat Indonesia dari segi profesi dan jenjang pendidikan. Profil tersebut sangat menentukan perilaku hidup masyarakat selama menjalankan proses ibadah haji. Maka dari itu, profil tersebut sangat berpengaruh terhadap penerapan green hajj. Sehingga pelaksanaan green hajj harus diseimbangkan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat. 

”Untuk mencapai green economy perlu infrastruktur yang memadai. Kita memiliki sumber daya yang melimpah, namun tidak untuk infrastruktur. Sedangkan negara lain sudah. Profil jamaah haji Indonesia juga berpengaruh pada pelaksanaan green hajj. Maka mekanisme ini perlu diseimbangkan," terang Hilman

Hilman turut menerangkan pelaksanaan green hajj dapat dilakukan dengan menerapkan mekanisme ramah lingkungan dalam pelaksanaannya. Pelaksanaan haji ramah lingkungan dapat diarahkan pada pengurangan risiko lingkungan, menghindari kelangkaan ekologis dan pada pembangunan berkelanjutan. Di akhir sesi, ia juga mengajak agar MLH PP Muhammadiyah agar memiliki fokus tertentu terkait edukasi haji ramah lingkungan terhadap masyarakat Indonesia. 

”Haji harus memiliki penguatan ekologi dan ramah lingkungan. Dapat dimulai dari Lingkungan asrama haji yang lebih hijau, ekosistem ekonomi haji yang ramah lingkungan, penggunaan produk zero waste lifestyle, makanan yang sehat. MLH dapat memprioritaskan isu yang edukatif dalam mengangkat dakwah green hajj,” pungkasnya. (dimas/riz)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - SM Tower Malioboro, perusahaan yang bergerak di bidang jasa bisnis ....

Suara Muhammadiyah

16 October 2023

Berita

MADIUN, Suara Muhammadiyah - Jumlah pemilih pemula yang mencapai 30 persen dari total pemilih pada P....

Suara Muhammadiyah

14 September 2023

Berita

PALEMBANG, Suara Muhammadiyah   – Pimpinan Cabang Aisyiyah Ilir Timur 1 Palembang sukses ....

Suara Muhammadiyah

23 September 2024

Berita

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah - Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Solo menggelar ....

Suara Muhammadiyah

17 May 2024

Berita

BANYUMAS, Suara Muhammadiyah – Bertempat di Menara Teratai Purwokerto, Pimpinan Daerah ‘....

Suara Muhammadiyah

20 November 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah