Muhammadiyah Bali Lebih Maju, Inklusif dan Mandiri
TABANAN, Suara Muhammadiyah – Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Bali menyelenggarakan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) di Cafe Pondok Indi, Penebel, Tabanan. Kegiatan ini mengusung semangat besar PWM Bali untuk menghadirkan manfaat inklusif bagi masyarakat di Pulau Dewata.
Ketua MPKS PWM Bali, Ikhwansyah, menyatakan bahwa Rakerwil ini adalah upaya untuk menguatkan ikatan dan semangat kebersamaan antar pengurus. “Ini memang cara kami di MPKS Bali mengumpulkan kawan-kawan MPKS daerah agar lebih guyub,” ujarnya.
Rakerwil ini dibuka langsung oleh Ketua MPKS PP Muhammadiyah, Dr. Mariman Darto, yang menekankan pentingnya MPKS PWM Bali turut serta dalam mendorong transformasi Aumsos yang lebih maju, inklusif dan mandiri. Transformasi diarahkan pada tiga aspek penting yaitu pertama, aspek pendekatan pelayanan yang dilakukan. Aspek ini menekankan bahwa MPKS PP Muhammadiyah mulai meninggalkan pendekatan institusional dan menuju ke pendekatan pelayanan yang berbasis keluarga dan komunitas.
“Kita realistis, pendekatan institusi yang lebih mengedepankan lembaga sebagai pelayanan sosial berdampak pada sulitnya Muhammadiyah mengembangkan sayap dakwahnya ke daerah-daerah lain. Dengan jumlah lembaga kesejahteraan sosial yang hanya 700 buah sangat tidak mungkin Muhammadiyah menjangkau Indonesia yang sangat luas”.
Pilihan pada keluarga dan komunitas juga mempertimbangkan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk merawat sendiri keluarga besar mereka yang yatim, piatu dan yatim piatu dalam naungan keluarga sendiri. Disamping itu, menjamurnya komunitas masyarakat yang peduli masalah kesejahteraan sosial menunjukkan bahwa pendekatan institusi makin ditinggalkan.
Kedua, pendekatan charity mulai ditinggalkan karena membawa dampak ketergantungan para pemerlu pelayanan sosial. Transformasi diarahkan pada aspek yang lebih menjamin keberlanjutan layanan melalui pola pemberdayaan yang lebih menjamin kemandirian.
“Kami sedang mengembangkan model kemandirian ini melalui pola pemberdayaan sosial yang melibatkan beberapa lembaga seperti kitabisa, comma dan menggandeng temen-temen dari majelis pemberdayaan masyarakat. Dengan kita bisa.com dan comma kami telah melaksanakan program teach4hope sebuah program pemberdayaan sosial bagi para PSK di Kemayoran. Pemberdayaan dilakukan melalui beberapa tahapan : assessment terhadap pemerlu layanan, pelatihan selama tiga bulan, pendampingan hingga 9 bulan dan pemberian stimulan modal bagi mereka”, tegas Mariman.
Menurut Mariman, Rakerwil MPKS PWM Bali ini merupakan momentum penting bahwa gerakan pemberdayaan sosial perlu didorong lebih masif agar Muhammadiyah sebagai gerakan Islam menampakkan hasil nyata.
“Tidak boleh lagi ada alasan karena tidak punya LKS Anak, Lansia dan yang lainnya lalu PDM tidak membentuk MPKS. Dengan membentuk MPKS di setiap PDM dan PCM diharapkan ruang lingkup dan sebaran dakwah Muhammadiyah menjadi semakin luas menjangkau daerah-daerah terpencil sekalipun”, tegas Mariman bersemangat.
Acara ini dihadiri oleh PWM Bali, Ustadz Miftah; perwakilan ortom tingkat wilayah Bali seperti Aisyiyah, IMM, NA, dan Pemuda Muhammadiyah; serta empat dari sembilan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) di Bali, yaitu Tabanan, Jembrana, Denpasar, dan Buleleng, serta perwakilan dari LKSA Muhammadiyah Jembrana. Acara dimulai pukul 10.00 WITA dan berlangsung hingga pukul 15.00 WITA.
Pada sesi pembahasan teknis, anggota MPKS PP, Zaenal Abidin, menyampaikan materi lanjutan tentang Ketentuan Majelis MPKS PP serta membahas solusi dan teknis permasalahan yang dihadapi PDM di Bali dalam melaksanakan program MPKS.
Di akhir Rakerwil, disepakati bahwa PWM Bali siap mendukung dan mensukseskan program-program MPKS PP yang lebih inklusif dan adaptif di wilayah Bali. Hasil dari Rakerwil ini diharapkan dapat memperkuat peran Muhammadiyah dalam kesejahteraan sosial bagi seluruh masyarakat Pulau Dewata.