TOKYO, Suara Muhammadiyah - Gerakan Circular Economy terus dikumandangkan. Pusat Studi Perdagangan Dunia (PSPD) UGM dan Janitra Bhumi Indonesia Consulting penyelenggara Circular Economy sangat antusias mengajak sekolah- sekolah menjadi sekolah sirkular. Dengan melibatkan kepala-kepala sekolah di Indonesia pada kegiatan IGPA (Indonesian Green Principle Award) diharapakan ada percepatan dalam implementasi 6R (Rethink, reuse, reduce, recycle, refuse, dan repair) di sekolah.
Sebagai upaya meningkatkan kompetensi, wawasan، dan akselerasi implementasi 6 R, dua lembaga tersebut menyelenggarakan kegiatan seminar، Focus Group Discussion (FGD), workshop, atau konferensi.
Pada tgl 17-19 Juli 2024, PSPD dan Janitra Bhumi Indonesia Consulting yang dipimpin oleh Junita Arfani, Ph. D. menyelenggarakan Konferensi dan Excursion Circular Economy kerjasama dengan Universitas Hiroshima. Dalam kegiatan tersebut dua guru besar dari Hiroshima University, Prof. Nayaka Ayami dan Prof. Mari Katayanagi diundang sebagai Keynote Speakers.
Peserta yang hadir pun dari beberapa negara, misal: Indonesia, Jepang, Filipina, Pakistan, dan beberapa negara lain.
Kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, Edy Susanto, MPd yang juga menjadi anggota IGPA mendapatkan undangan konferensi yang bertema 2024 Circular Economy Leadership and Education.
Hari pertama, peserta yang berjumlah sekitar 35 orang mengikuti kegiatan dengan antusias. Setiap peserta wajib presentasi program dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Seusai presentasi dibuka sesi tanya jawab.
Pada hari kedua, peserta diajak berkunjung untuk melakukan observasi ke Hiroshima Eco Park(tempat pengolahan sampah limbah) dengan teknologi yang modern. Sebelum melakukan observasi peserta dimasukkan ke ruang yang besar untuk melihat video profil Hiroshima Eco Park. Sekitar 2 jam di lokasi tersebut peserta diajak keliling melihat proses pengolahan sampah. Peserta sangat kagum karena lokasi yang sangat bersih dan rapi. Tidak tercium bau yang menyengat dan sampah yang tercecer yang dibawa masuk oleh truk-truk sampah.
Usai melakukan observasi di Eco Park, peserta melanjutkan perjalanan untuk observasi ke sekolah yang menerapkan Sirkular ekonomi, Mitsujo Elementary School. Di akhir sesi, pada hari Jumat, 19 Juli 2024 peserta melakukan diskusi kelompok dan refleksi.
Sangat beralasan mengapa Jepang sebagai lokasi konferensi, karena Jepang sebagai negara yang sangat ramah lingkungan. Jepang juga sangat terkenal dengan kebersihan lingkungan, kedisiplinan, ketertiban dalam berlalu lintas. Di negara Samurai ini, siswa sejak dini sudah diajari bagaimana hidup sehat, bersih, dan, mandiri, serta peduli terhadap lingkungan. Siswa dilibatkan dalam kebersihan lingkungan sekolah. Selain itu, Jepang adalah negara yang terkenal dengan teknologi modern yang dapat mendukung keberhasilan ekonomi sirkular.
Sebagai negara berkembang, Indonesia masih perlu banyak belajar ke Jepang bagaimana mengelola sampah dengan baik dan ramah lingkungan. Selain itu, warga negara Jepang sangat peduli terhadap kelestarian lingkungan. Warga negaranya memiliki budaya yang tinggi terhadap hidup bersih، sehat, disiplin، dan mandiri. Negara yang terkenal dengan bunga sakura ini memiliki kesamaan budaya (mono culture) terhadap kebersihan، kerapian, dan kedisiplinan.
Kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, Edy Susanto, M. Pd sangat berharap bahwa warga sekolahnya dapat meniru nilai² budaya hidup bersih, sehat, disiplin, tertib, pekerja keras, dan sangat ramah seperti warga negara Jepang. (Eds)