Muhammad Barie Irsjad, Memuliakan Pencak Silat dengan Kaidah Methodis Dinamis

Publish

17 February 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
463
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Muhammad Barie Irsjad, Memuliakan Pencak Silat dengan Kaidah Methodis Dinamis 

Oleh : Yudha Kurniawan, Kader Tapak Suci Bantul

 

Muhammad Barie Irsjad lahir dan tumbuh di lingkungan masyarakat santri Kampung Kauman Yogyakarta. Kultur di lingkungan tempat tinggalnya menunjang penanaman aqidah yang kuat dalam dirinya, sehingga pola pikir Barie Irsjad rasional, ilmiah, dan dinamis. 

Masyarakat Kauman kala itu gemar dengan olahraga keras yaitu sepakbola dan beladiri pencak. Saat Barie Irsjad lahir, di Kauman telah ada perguruan Cikauman asuhan Pendekar Achmad Dimyati dan Muhammad Wahib, serta Perguruan Seranoman asuhan Pendekar Muhammad Syamsuddin. 

Sebagai anak Kauman, Barie aktif berlatih pencak bahkan terbilang menonjol dan berbakat. Barie Irsjad tercatat sebagai anak murid generasi ke-6 dari Perguruan Cikauman. 

Kombinasi akidah yang kuat, pola pikir rasional dan dinamis, berikut latihan pencak yang diikutinya menumbuhkan sifat pemberani dalam diri Barie Irsjad. Saat Belanda menduduki Yogyakarta akhir 1948 hingga 1949, Barie masih bocah yang sangat belia. 

Kendati demikian, Barie berani berkiprah dalam perang kemerdekaan sebagai mata-mata yang memasok informasi kepada jaringan intelejen TNI. Barie yang masih bocah, justru leluasa mengumpulkan data-data intelejen di dalam kota Yogyakarta yang sangat diperlukan para pejuang Indonesia untuk menentukan strategi penyerangan ke dalam kota.

Selepas perang kemerdekaan, Barie Irsjad kembali mengasah bakat beladirinya.  Dibimbing beberapa guru pencak, ilmu tangan kosong maupun permainan senjata dikuasainya dengan sangat baik. 

Pasca perang kemerdekaan, terjadi kelesuan aktivitas pencak di Kauman akibat gugurnya banyak pendekarnya. Maka kalangan pencak di Kauman beruntung memiliki Barie Irsjad yang sangat berbakat. Barie yang muda berbakat, menumbuhkan ekspektasi para gurunya untuk dikader sebagai pelanjut generasi pencak di Kauman. 

Barie Irsjad muda tumbuh dalam masyarakat Jawa yang di dalamnya berkembang banyak aliran pencak dengan beragam varian ilmunya. Ada aliran pencak yang menonjol dalam ilmu gerak beladirinya, ada pula yang mengusung konsep ilmu pernafasan. 

Aliran lain menawarkan kesaktian sebagai keunggulannya lengkap dengan ritual-ritual tertentu dalam proses mempelajari ilmunya. Ada yang mengembangkan teknik permainan senjata, ada pula yang berbasis teknik tangan kosong, dan sebagainya.

Barie Irsjad yang lahir dan dididik dalam keluarga dan lingkungan Muhammadiyah, memiliki pemahaman aqidah yang kuat. Maka dalam menilai tawaran-tawaran beragam aliran yang ada, Barie menggunakan penalaran yang jernih. 

Aqidah Islam yang murni dalam persepsi Barie dapat memberdayakan penganutnya untuk melakukan kajian-kajian rasional termasuk dalam mempelajari ilmu pencak. Aqidah menjadi benteng bagi Barie Irsjad dari derita kejumudan pemikiran. 

Dengan demikian Barie tidak terjerumus mempelajari aliran pencak yang tidak rasional berikut bumbu penyedapnya berupa praktik-praktik yang bertentangan dengan ajaran Islam. Kemampuan pencak Barie Irsjad yang semakin matang dan didasari akidah yang kuat, membawanya pada simpulan terpenting. 

Bagi Barie Irsjad, pencak adalah ilmu gerak ragawi yang rasional sehingga dapat dipelajari dan dapat diajarkan dengan metode yang rasional pula. Penguasaan tekniknya pun dapat diukur kualitasnya secara rasional, sehingga manfaat yang diperoleh oleh yang mempelajarinya dapat dirasakan secara nyata. 

Ilmu pencak yang demikian oleh Barie Irsjad disebut memiliki sifat keilmuan yang methodis. Bagi Barie Irsjad, ilmu pencak yang methodis bersifat terbuka. Konsekuensinya, perlu dilakukan publikasi ilmiah untuk dikoreksi oleh sejawat pendekar yang kompeten pula. 

Maka Barie Irsjad biasa melakukan adu kaweruh dengan pendekar lain. Hal ini dilakukan untuk menilai keilmuan masing-masing, saling mengoreksi, dan memberikan rekomendasi penyempurnaan. 

Budaya adu kaweruh ini mendorong dinamika pengembangan ilmu pencak ragawi. Maka sifat terbuka dari ilmu pencak yang methodis adalah dinamis. Sifat keilmuan pencak yang dinamis dan methodis ini belakangan hari dikenal sebagai ruh dari ilmu pencak silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah yang didirikan Barie Irsjad pada tanggal 31 Juli 1963 di Kauman.

Bagi Barie Irsjad, ilmu pencak ragawi yang methodis dinamis saja tidaklah cukup handal. Pendidikan agama Islam yang kental mewarnai hidupnya sejak kecil, membentuk persepsi dalam diri Barie Irsjad mengenai tujuan belajar ilmu beladiri. 

Menguasai ilmu pencak untuk menjadi orang ampuh bagi Barie Irsjad adalah keliru. Tujuan yang benar dalam belajar pencak menurut Barie Irsjad adalah mencari keselamatan di dunia dan akherat. 

Maka belajar pencak harus dilandasi aspek pendidikan ruhani, sehingga nilai-nilai agama harus tertanam dalam diri pendekar. Ketika mendirikan Tapak Suci 31 Juli 1963, Barie Irsjad kemudian menetapkan kurikulum pendidikan di perguruannya mencakup pendidikan ragawi dan pendidikan ruhani. 

Konsep ilmu beladiri yang dibangun oleh Barie Irsjad, secara komprehensif adalah mengantarkan seseorang untuk memiliki keteguhan iman yang perlu dibuktikan kualitasnya dengan akhlaqul karimah. Hal ini melahirkan motto perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah “dengan iman dan akhlaq saya menjadi kuat, tanpa iman dan akhlaq saya menjadi lemah”. 

Maka sikap hormat perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah bermakna amar makruf-nahi mungkar. Sikap hormat ini menggambarkan kesiapan setiap anggota Tapak Suci dalam kapasitasnya masing-masing tampil sebagai individu pembela gerakan dakwah amar makruf nahi mungkar. 

Tapak Suci ini warisan Barie Irsjad yang sangat keren. Barie telah menawarkan corak pemikiran baru khasanah beladiri Indonesia, yang kemudian berhasil menggerus persepsi anak muda bangsa ini. 

Dahulu banyak anak muda belajar pencak agar sakti mandraguna, menempuh ritual ini itu agar memiliki kemampuan tidak sewajarnya seorang manusia. Dengan meyakinkan, Barie Irsjad mengerek bendera Tapak Suci sebagai perguruan yang murni melatih ketrampilan pencak ragawi yang rasional, serta muatan pembinaan ruhani Al Islam dan Kemuhammadiyahan. 

Dakwah Bari Irsjad melalui Tapak Suci menjadi terobosan cerdas yang mengubah trend anak muda. Bila hari ini kita melihat anak usia dini, remaja, dan pemuda antusias mengikuti berbagai kejuaraan pencak silat adalah bukti adanya pergeseran trend itu. 

Dagangan beladirinya Muhammadiyah ini, mampu menggeser trend anak muda untuk belajar pencak silat dari ingin sakti menjadi ingin mengukir prestasi. Barie dengan Tapak Suci-nya telah meyakinkan bangsa ini, bahwa ritual aneh-aneh tidak akan mendongkrak prestasi di gelanggang. 

Berlatih sungguh-sungguh dengan metode yang benar adalah cara yang tepat untuk berprestasi. Populasi pesilat Tapak Suci sebagai peserta terbanyak dalam PON, dan tampil sebagai perguruan yang mendominasi perolehan medali even paling bergengsi ini, adalah bukti nyata yang terbantahkan.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Oleh: Mohammad Fakhrudin Di dalam “Anak Saleh” (AS) 8 telah diuraikan keteladanan dalam....

Suara Muhammadiyah

19 September 2024

Wawasan

Memaknai Hari Guru Nasional 2024: “Guru Hebat Muhammadiyah untuk Indonesia Kuat” Oleh: ....

Suara Muhammadiyah

25 November 2024

Wawasan

Membangun Indonesia dengan Gagasan dan Akhlak Oleh: Agusliadi Massere Indonesia sebagai negara-ban....

Suara Muhammadiyah

25 November 2023

Wawasan

Beridul Fitri untuk Menjadi Muslim yang Lebih Baik Oleh: Mohammad Fakhrudin Idul Fitri satu ra....

Suara Muhammadiyah

8 April 2024

Wawasan

Anak Saleh (13) Oleh: Mohammad Fakhrudin "Anak saleh bukan barang instan. Dia diperoleh melalui pr....

Suara Muhammadiyah

17 October 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah