Muhammadiyah Adalah Ormas Sociopreneur

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
133
Ketua PWM Jawa Tengah KH Tafsir

Ketua PWM Jawa Tengah KH Tafsir

MAGELANG, Suara Muhammadiyah - Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah KH Tafsir saat membuka Rakerwil II LP UMKM PWM Jawa Tengah mengatakan, di seratus tahun pertamanya, Muhammadiyah berfokus membangun sekolah, rumah sakit, dan amal usaha sosial. Namun sekarang, Muhammadiyah mulai terpikir untuk membangun pasar alias ekonomi. Hal ini bukan tanpa alasan, jauh sebelum itu, tepatnya di era kenabian, membangun sektor ekonomi keumatan menjadi sesuatu yang sangat strategis untuk memuluskan perjuangan dakwah. Contoh konkritnya 14 abad lalu melalui peristiwa hijrah yang dilakukan oleh kaum Muhajirin ke Madinah.

Sesampainya di Madinah, rombongan kaum Muhajirin yang dipimpin Abdurrahman bin Auf meminta ditunjukkan di mana lokasi pasar. Ia menolak tawaran kaum Anshar yang menawarinya istri dan rumah. Abdurrahman lebih memilih untuk mencari penghidupan di pasar dengan berdagang.

Berkaca kepada kisah kaum Muhajirin dan Anshar tersebut, Muhammadiyah selama 1000 tahun pertama sejatinya belum berpikiran untuk membangun pasar. Baru setelah memasuki abad keduanya, Muhammadiyah mulai berbicara pasar melalui pengembangan UMKM.

"Kita tidak boleh untuk tidak mencoba sekalipun bermain di ekor. Sudah waktunya Muhammadiyah selesai berbicara tentang ormas. Kita anggap Muhammadiyah telah selesai berbicara kesehatan, pendidikan, dan sosial," tegasnya.

Sekalipun fokus membangun pasar, ia berpesan kepada seluruh warga Persyarikatan untuk tidak mengabaikan kekuasaan. Menurutnya, penguasa sangat menentukan dalam berbagai aspek dakwah yang dilakukan oleh Muhammadiyah. Mulai dari aspek kebijakan, perizinan, keamanan, dan lain sebagainya. 

"Sehingga sekarang kita perlu membuat paradigma baru, Muhammadiyah sebagai ormas kita anggap selesai. Saatnya kita buat Muhammadiyah sebagai sociopreneurship," ucap Tafsir. 

Baginya, terkait dengan AUM yang sudah ada, seperti AUM pendidikan dan kesehatan, hanya perlu dikembangkan dan ditingkatkan kualitasnya. Dan untuk AUM ekonomi seperti UMKM yang tergolong baru, sektor ini yang menurut hematnya perlu terus dibangun dan diperbanyak di semua lapisan.

"Muhammadiyah bukan sekedar ormas tapi juga sociopreneur," tegasnya.

"Melalui rakerwil ini diharapkan dapat menghasilkan keputusan dan kebijakan yang strategis untuk perkembangan UMKM ke depan," tambahnya.

Edy Sulistyo, Kepala UMKM Jawa Tengah yang hadir mewakili Gubernur Jawa Tengah mengatakan, Muhammadiyah sebagai organisasi yang besar, tidak hanya berperan di sektor pendidikan dan kesehatan, tapi juga berperan menggerakkan sektor ekonomi kerakyatan.

"Langkah inovasi menjadi sesuatu yang harus dilakukan di era sekarang. Berdaya saing tanpa meninggalkan nilai keislaman. Saya yakin, itulah yang terus dilakukan oleh Muhammadiyah hingga sekarang," paparnya. (diko


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

BANYUWANGI, Suara Muhammadiyah – Raungan sirine dan iringan bacaan talbiyah menandai diberangk....

Suara Muhammadiyah

28 May 2024

Berita

BANTUL, Suara Muhammadiyah - Meski baru dimulai tahun 2024, Kelas Khusus Olahraga (KKO) Sekolah Mene....

Suara Muhammadiyah

27 November 2024

Berita

UMJ Hibahkan Mobil dan 40 Mini PC untuk UM Brebes, Pendidikan Tinggi Berkualitas Bisa Diraih tanpa K....

Suara Muhammadiyah

16 August 2025

Berita

TELUK KUANTAN, Suara Muhammadiyah - Perguruan Muallimin Muhammadiyah Teluk Kuantan bekerjasama denga....

Suara Muhammadiyah

13 November 2023

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, ....

Suara Muhammadiyah

22 August 2024