Indonesia Antara Idealita dan Dunia Nyata

Publish

20 December 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
95
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Indonesia Antara Idealita dan Dunia Nyata

Oleh: Prof Dr H Haedar Nashir, M.Si

Indonesia sungguh merupakan anugerah terbesar Tuhan. Indonesia merupakan Negara kepulauan terluas dan menjadi poros maritim dunia dengan sumberdaya alam yang sangat kayaraya. Eduard Douwes Dekker atau Multatuli (1820-1887) menyebut Indonesia “bak untaian zamrud di khatulistiwa”. Sedangkan Koes Ploes dalam salah satu lagunya terkenal melantunkan: “Orang bilang Tanah kita tanah surga, Tongkat kayu dan Batu jadi tanaman”.

Di masa lalu kerajaan Samudra Pasai, Sriwijaya, Majapahit, dll merajai kawasan Asia sebagai tonggak penting kejayaaan Indonesia. Di era Presiden Soekarno, Indonesia pemimpin penting negara-negara Non-Blok dan dijuluki The Lion of Asia (Singa Asia), yang memelopori kebangkitan negara-negara Asia-Afrika. Di masa Soeharto Indonesia dijuluki “Macan Asia” (The Tiger of Asia). Kini, Indonesia dipercaya sebagai presidensi G-20 dan Ketua ASEAN. Elad Natanson (2019) menyebut “Indonesia: The New Tiger Of Southeast Asia“.

Kini Indonesia pada 17 Agustus 2023 berulang tahun atau merayakan kemerdekaan ke-78. Apakah Indonesia sudah sejalan atau berbeda dari nyawa yang diletakkan oleh para pendiri negara tahun 1945? Segenap elite dan warga bangsa merayakannya dengan gempita, disertai segala seremoni beraura budaya yang menggema di seluruh persada. Harga kemerdekaan itu sangatlah mahal. Sebagai berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan perjuangan luhur seluruh rakyat Indonesia.

Visi Keindonesiaan

Pembangunan Indonesia terus berlanjut dari satu periode ke periode pemerintahan. Kemajuan fisik, sarana prasarana, dan ekonomi makin maju. Namun harap diingat kemajuan Indonesia bukan hanya raga Indonesia saja. Dalam salah satu bait Indonesia Raya disebutkan “Bangunlah jiwanya, Bangunlah raganya”. Mr. Soepomo bahkan dalam pidatonya di BPUPKI tahun 1945 menyatakan bahwa Indonesia bukan hanya ragad-fisik, Indonesia itu “bernyawa”!. 

Nyawa Indonesia tersimpan dalam perjuangan bangsa untuk merdeka melalui pengorbanan jiwa raga yang sangat mahal sejak melawan penjajah hingga kebangkitan nasional, bahkan setelah Indonesia merdeka yang dijajah kembali melalui dua kali agresi. INDONESIA sebagai sebuah nama negara, bangsa, dan tanah air melalui perjalanan panjang menyisihkan nama2 lain yaitu Insulindo, Swarnadwipa, dan menurut Vieille nama yang lebih tidak terkenal Nusantara.

Nyawa Indonesia dalam pembukaan UUD 1945. Pertama, menghapusksn segala bentuk penjajahan karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan. Kedua, memiliki visi dan cita-cita nasional yaitu menjadi Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima dasar tersebut disebut Pancasila sebagai dasar negara.

Di balik terbentuknya pemerintahan Negara Republik Indonesia yang anta4a lain diwakili eksekutif, legislatif, yudikatif, dan lembaga-lembaga pemerintahan launnya terletak tanggung jawab sangat berat. Kewajiban konstitusional Pemerintah Negara Republik Indonesia: melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Realitas Keindonesiaan

Saat ini seluruh elite dan warga bangsa niscaya berefleksi dan introspeksi diri secara mendalam penuh kejujuran. Apakah setelah 78 tahun merdeka para pemimpin Indonesia bersama warga telah mewujudkan tujuan kemerdekaan di dunia nyata? Menjadikan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur merata. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa; serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Apakah setelah 78 tahun merdeka para pemimpin Indonesia bersama warga telah mewujudkan tujuan kemerdekaan di dunia nyata? Pemerintahannya benar-benar berusaha mewujudkan Indonesia menjadi negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur merata di dunia realitas. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa; dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial secara nyata.

Semoga Indonesia benar-benar telah merdeka di kehidupan nyata. Merdeka dari kebijakan negara yang berpotensi rakyat menderita. Merdeka dari jeruji oligarki yang melilit negeri. Para petingginya menjadi negarawan yang mengutamakan kepentingan Ibu Pertiwi di atas hasrat diri, kroni, dinasti, dan golongan sendiri. Menjadikan kekuasaan sebagai jalan utama mewujudkan kemerdekaan. Seraya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar terhindar dari segala sikap adidaya. 

Harapan utamanya agar Indonesia benar-benar telah merdeka di kehidupan nyata. Merdeka dari kebijakan negara yang berpotensi rakyat menderita. Merdeka dari jeruji oligarki yang melilit negeri. Para petingginya menjadi negarawan yang mengutamakan kepentingan Ibu Pertiwi di atas hasrat diri, kroni, dinasti, dan golongan sendiri. Menjadikan kekuasaan sebagai jalan utama mewujudkan kemerdekaan. Seraya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar terhindar dari segala sikap adidaya!

Pasca reformasi 1998 Indonesia sungguh mengalami liberalisasi kehidupan politik, ekonomi, dan sosial budaya yang sangat terbuka dengan antara lain mempraktikkan liberalisme-kapitalisme. Politik dan ekonomi Indonesia dikuasai oligarki, yakni sekelompok kecil orang atau kelompok yang digdaya khususnya secara ekonomi dan politik. Menurut para ahli banyak sekali Undang-undang yang memperkokoh oligarki dan liberalisasi di berbagai aspek kehidupan Indonesia. Pemilu dan keterpilihan hasilnya tergantung kekuatan Oligarki. Berkembang pendapat, bahwa berapa pasang capres-cawapres 2024 diduga kuat ditentukan oleh Oligarki atau oleh pihak yang dibackup oligarki.

Indonesia “tidak bernyawa” lagi di tangan Oligarki, ketamakan, dan kesewenang-wenangan elit maupun wargabangsanya. Padahal Indonesia dibangun atas asas kebersamaan yang dikenal Gotong Royong sebagaimana terkandung dalam Pancasila (sila ketiga, keempat, kelima) dan UUD 1945 (pasal 33) serta semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”. Praktik oligarki dan perikehidupan kebangsaan yang liberal itu bertentangan dengan fondasi, jiwa, dan cita-cita nasional yang diletakkan oleh pendiri Negara Republik Indonesia. Soekarno: “Kita hendak mendirikan suatu negara semua buat semua. Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan, baik golongan bangsawan, maupun golongan yang kaya, tetapi semua buat semua”.

Sumber: Majalah SM Edisi 17 Tahun 2023


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Editorial

PALESTINA DAN UJIAN KEMANUSIAAN Palestina dapat dikatakan sebagai wilayah yang mempunyai sejarah te....

Suara Muhammadiyah

5 December 2023

Editorial

TAAT UNTUK MASLAHAT Seorang pria tampak berjalan di parkiran yang cukup luas menuju bangunan teduh ....

Suara Muhammadiyah

30 October 2024

Editorial

Agenda Strategis Muhammadiyah Oleh Prof Dr H Haedar Nashir, M.Si. Era digital dan media sosial saa....

Suara Muhammadiyah

27 February 2024

Editorial

Elite Politik Menjaga Situasi Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 terus bergerak maju sampai tiba 14 Fe....

Suara Muhammadiyah

6 January 2024

Editorial

Muhammadiyah Berwawasan Wasathiyah Oleh Prof Dr H Haedar Nashir, M.Si. Anggota, kader, dan pimpina....

Suara Muhammadiyah

30 October 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah