Mukjizat di Balik Hukum Alam

Publish

13 August 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
56
Dok Istimewa

Dok Istimewa

Mukjizat di Balik Hukum Alam: Memahami Kuasa Ilahi di Tengah Tantangan Hidup

Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Saya pernah mendapatkan sebuah pertanyaan menyentuh relung hati, mencerminkan pergulatan banyak jiwa di tengah badai kehidupan, "Saya telah melalui masa sulit akhir-akhir ini, dan saya terus berharap sesuatu yang luar biasa akan terjadi, sesuatu yang hanya bisa saya sebut mukjizat. Apakah Islam mengajarkan bahwa mukjizat itu nyata?" Pertanyaan ini, yang diwarnai dengan kerinduan akan campur tangan ilahi, membuka diskusi mendalam tentang peran harapan dan kuasa Tuhan dalam hidup kita.

Menjawab langsung pada inti pertanyaan yang penuh kerentanan ini, saya ingin memberikan penegasan yang menenangkan. Allah berfirman kepada kita dalam Al-Quran, “Sungguh, Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS 22: 14). Dan sebagai respons atas tulusnya doa-doa kita, Tuhan dapat mewujudkan apa yang kita sebut sebagai mukjizat. Pernyataan ini menegaskan keyakinan fundamental dalam Islam tentang kemahakuasaan Tuhan, yang mampu melampaui segala batas yang kita pahami.

Namun, kita perlu dengan bijak menggarisbawahi nuansa penting dalam memahami konsep mukjizat. Ia menekankan perlunya memahami sunnah Tuhan, atau cara-Nya bekerja di alam semesta ini. Pada saat yang sama Tuhan melakukan segala sesuatu melalui apa yang disebut sunnah-Nya, cara-Nya melakukan sesuatu. Itu adalah cara Tuhan, dan cara Tuhan, sejauh yang bisa kita pahami, mencakup semua hukum alam.

Ini adalah poin krusial: mukjizat tidak selalu berarti pembatalan total hukum alam, melainkan bisa jadi manifestasi kekuasaan Ilahi di dalamnya. Jadi Dia melakukan sesuatu melalui sebab dan akibat. Campur tangan ilahi seringkali terjalin erat dengan tatanan alam semesta yang telah ditetapkan-Nya, sebuah perspektif yang membawa kedalaman lebih pada pemahaman kita tentang keajaiban.

Namun, penting untuk mengutarakan sebuah nuansa yang sering kali disalahpahami. Kita tidak seharusnya, dalam setiap doa, berharap Tuhan akan membatalkan seluruh sistem sebab dan akibat demi mewujudkan keinginan kita. Ada batasan realistis dalam permohonan kita kepada Tuhan. Kita perlu ingat, beberapa hal memang pada dasarnya mustahil untuk kita minta—seperti harapan agar Tuhan secara fisik memindahkan gunung, sebuah perumpamaan klasik untuk sesuatu yang di luar jangkauan. Ini bukan tentang membatasi kuasa-Nya, melainkan memahami kebijaksanaan-Nya dalam menjalankan alam semesta.

Merujuk pada teks suci lainnya, dalam Injil disebutkan bahwa jika Anda berdoa kepada Tuhan dan jika Anda berkata kepada gunung ini, 'Pindahlah dari tempatmu,' itu akan bergerak. Namun, ini dianggap contoh hiperbola dalam Perjanjian Baru. Artinya, meskipun Alkitab mencatat metafora tentang kuasa doa yang luar biasa, hal itu tidak selalu harus diartikan secara harfiah.

Meski demikian, kita tidak menafikan adanya keajaiban di masa lalu. Meskipun demikian dalam narasi Al-Qur`an, ada kisah-kisah yang disebutkan tentang mukjizat besar yang dilakukan di masa lalu. Kisah-kisah kenabian penuh dengan intervensi ilahi yang menakjubkan, menegaskan bahwa Tuhan memang memiliki kemampuan untuk bertindak di luar kebiasaan. Namun, di masa sekarang, kita melihat bahwa segala sesuatu terjadi sesuai dengan hukum alam, dan kita harus berharap bahwa hukum alam ini akan terus berlanjut, dan tidak berharap bahwa Tuhan akan melanggar semua hukum alam ini untuk kita. Ini adalah panggilan untuk memahami bahwa sementara mukjizat memang ada, kebijaksanaan ilahi juga termanifestasi dalam keteraturan dan konsistensi alam semesta.

Jika hukum alam berlaku teguh, lantas di mana ruang bagi mukjizat yang kita dambakan? Keajaiban ilahi tidak selalu berarti melanggar total tatanan yang sudah Tuhan tetapkan. Sebaliknya, dalam fungsi hukum alam itu sendiri, Tuhan bisa melakukan begitu banyak hal. Ini adalah konsep yang dalam, menunjukkan bahwa kuasa Tuhan tidak terbatas pada pembatalan aturan, melainkan pada kemampuan-Nya untuk bekerja dalam kerangka yang ada, menghasilkan hasil yang luar biasa.

Kita bisa melihat berbagai manifestasi mukjizat terjadi dalam lingkup hukum alam. Tuhan dapat memengaruhi orang untuk melakukan hal-hal untuk atau melawan Anda, menunjukkan bagaimana interaksi antarmanusia bisa menjadi saluran kehendak ilahi. Dalam konteks kesehatan, saat Anda punya masalah medis, Tuhan bisa memengaruhi dokter untuk menemukan solusi yang tepat dan meresepkan obat yang pas. Bahkan di tingkat mikro, Tuhan dapat memengaruhi obat agar bekerja dengan cara yang halus, sehingga berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan Anda.

Tuhan dapat menyebabkan penyakit dan sebagainya, untuk mengalami remisi dengan cara yang tidak dapat diamati oleh orang yang menelitinya. Ini menunjukkan bahwa campur tangan ilahi seringkali terjadi melalui mekanisme yang kompleks dan tidak selalu terlihat secara langsung, namun dampaknya nyata. Dan pada saat yang sama Tuhan melakukan apa yang Tuhan ingin lakukan.  Ini menegaskan bahwa kehendak ilahi selalu aktif, bekerja dengan cara-Nya sendiri yang menakjubkan.

Saya ingin berbagi sebuah kisah nyata yang luar biasa, sebuah peristiwa yang bagi saya pribadi adalah mukjizat modern. Ini adalah pengalaman yang tak terlupakan, bukti nyata bahwa harapan dan iman bisa mengukir keajaiban bahkan di saat-saat paling gelap.

Saya mengenal seseorang yang, di puncak gelombang pandemi COVID-19—saat angka kematian melonjak tinggi dan keputusasaan merajalela—ia harus dirawat di rumah sakit selama sebulan penuh, tepat di bulan Ramadhan. Di tengah kondisi kritis yang mencekam itu, kami tak henti-hentinya berdoa untuknya. Dalam pertemuan Zoom, karena kami tak bisa bertemu langsung, doa-doa tulus terus terpanjatkan, mengalirkan energi harapan bagi kesembuhannya.

Situasinya begitu parah. Para dokter, yang telah berjuang keras, pada akhirnya menyerah. Mereka bahkan mendesak keluarga untuk melepas alat bantu hidup, menyarankan agar ia bisa "pergi dengan tenang." Namun, di tengah dilema yang menyayat hati itu, keluarga mengambil keputusan yang teguh. Setelah melalui perenungan mendalam dan diskusi yang penuh harap, mereka memilih untuk terus berdoa dan membiarkan sistem pendukung kehidupan tetap menyala. Itu adalah keputusan yang didasari iman dan keyakinan kuat pada kuasa Ilahi.

Dan kemudian, keajaiban itu terjadi. Tepat di hari Idul Fitri, secara ajaib dan atas rahmat Allah, orang ini mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupan! Perlahan tapi pasti, ia pulih. Kini, ia telah kembali beraktivitas, berfungsi normal, seolah tak pernah terjerat dalam cengkeraman maut. 

Kisah pemulihan yang luar biasa ini, yang terjadi di tengah epidemi global yang menghancurkan, menjadi bukti nyata akan kekuatan doa dan campur tangan ilahi yang bekerja melalui cara-cara yang seringkali tak terduga oleh nalar manusia. Ini adalah pengingat abadi bahwa bahkan dalam keputusasaan terbesar, harapan dapat menjelma menjadi kenyataan.

Kisah yang mengharukan ini menjadi pengingat kuat bahwa mukjizat dapat terjadi dengan cara yang tidak terduga, bahkan dalam kerangka hukum alam yang kita pahami. Itu adalah sesuatu yang terukir dalam ingatan kami sebagai salah satu cara Tuhan telah melakukan mukjizat, tidak dapat dilupakan.

Demikianlah, keajaiban intervensi Ilahi tak hanya terjadi dalam satu kisah, namun Tuhan terus melakukan mukjizat ini untuk begitu banyak keluarga, dalam begitu banyak situasi di seluruh dunia. Ini adalah pengingat kuat agar kita tidak boleh menyerah pada harapan.

Memang, kita mungkin tidak seharusnya berharap Tuhan akan memindahkan gunung secara harfiah dari satu tempat ke tempat lain. Namun, ada begitu banyak cara halus di mana Tuhan dapat bekerja. Tanpa membatalkan sistem sebab dan akibat alami, Dia tetap mampu menghasilkan hasil yang ajaib bagi kita. 

Pesan ini adalah undangan bagi kita semua untuk membuka mata dan hati terhadap keajaiban yang mungkin tersembunyi dalam interaksi sehari-hari kita dan di balik tirai hukum alam yang tampaknya biasa. Ini adalah penegasan bahwa harapan sejati tidak pernah padam, karena kuasa Tuhan senantiasa bekerja di sekitar kita.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Oleh: Gunawan Trihantoro, Angkatan Muda Muhammaadiyah dan Anggota Satupena Jawa Tengah, tinggal di B....

Suara Muhammadiyah

16 August 2024

Wawasan

Al-Qur'an sebagai Cahaya Umat Manusia Oleh: Rumini Zulfikar, Penasehat PRM Troketon "Bacalah denga....

Suara Muhammadiyah

27 March 2024

Wawasan

Oleh: Suko Wahyudi Mencintai Rasulullah Saw merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Karena, mencint....

Suara Muhammadiyah

13 September 2024

Wawasan

Meniti Jalan Kehidupan dengan Ilmu dan Iman Oleh: Suko Wahyudi,  PRM Timuran Yogyakarta  ....

Suara Muhammadiyah

1 February 2025

Wawasan

Oleh: Mukhaer Pakkanna Sejak 1987, World Health Organization (WHO) mendeklarasikan setiap 31 Mei s....

Suara Muhammadiyah

29 May 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah