SURABAYA, Suara Muhammadiyah – Biduk kepemimpinan baru Universitas Muhammadiyah Surabaya, Jawa Timur. Mundakir ditetapkan sebagai Rektor periode 2024-2028. Ia menggantikan rektor sebelumnya yakni Sukodiono. Pelantikan Rektor ini dilaksanakan pada Senin (9/12) di Auditorium Lantai 13 At-Tauhid Tower UM Surabaya.
Mundakir dilantik oleh Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah Khudzaifah Dimyati. Dan dihadiri oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Jajaran Ketua PP Muhammadiyah Agung Danarto, Muhammad Saad Ibrahim, dan Syafiq A Mughni.
Seusai dilantik, Mundakir menyampaikan terima kasih atas amanah yang diberikan kepadanya untuk membawa Kampus UM Surabaya ke depan jauh lebih unggul dan berkemajuan.
“Saya sadar betul, tidak banyak orang diberi amanah dan tantangan untuk berkhidmat di Persyarikatan Muhammadiyah,” tuturnya.
Melihat kepemimpinan Sukodiono, Mundakir mengungkapkan UM Surabaya telah menunjukkan perkembangan sangat baik. Ini merupakan bukti kerja keras seluruh civitas akademika sehingga dapat bersanding dan sejajar dengan perguruan tinggi lainnya.
“Kita bersyukur UM Surabaya sudah sedemikian (bagus). Tapi inilah tantangan bagi saya,” katanya.
Selama kepemimpinannya, Mundakir akan melanjutkan seluruh program sebagaimana telah dicanangkan oleh rektor sebelumnya. Apalagi, UM Surabaya telah meraih akreditasi unggul oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).
“Capaian ini tentu tidak mungkin terjadi kalau sistem kinerja, pendidikan, penelitian semuanya tidak baik. Tentunya tidak mungkin,” ujarnya.
Untuk itu, Ia memiliki visi utama yakni transformasi berkelanjutan. Di antaranya mencakup tiga hal, pertama penguatan kapasitas Sumberdaya Insani. Kedua, penguatan implementasi AL-Islam Kemuhammadiyahan (AIK). Dan ketiga, penguatan program internasionalisasi dan digitalisasi kampus.
Sementara, Sukodiono berpesan kepada Mundakir agar menjaga keikhlasan. “Keikhlasan itu harus betul-betul dijaga dalam menjalankan misi Persyarikatan Muhammadiyah,” tegasnya. Tanpa keikhlasan, semuanya akan menjadi beban. “Insyaallah dengan keikhlasan, semuanya akan diringkankan oleh Allah,” sambungnya.
Lalu menjaga kualitas. Sebagai PTM terakreditasi unggul, Sukodiono meminta Mundakir agar dapat menjaga kualitas. “Tugas berat adalah bagaimana menjaga kualitas UM Surabaya yang tentu sudah punya roadmap yang harus betul-betul dijalankan dan dijaga,” pesannya.
Berikutnya, menjaga kondusifitas. Menurutnya, kondusifitas kampus sangat penting untuk menjaga kondisi kampus agar tetap berjalan sebagaimana semestinya. “Tidak ada rival, kompetitor, yang ada semuanya adalah teman. Maka rangkul semuanya,” ajaknya.
Dan, menjaga kesejahteraan dosen dan karyawan. Sukodiono meminta agar hal ini diperhatikan secara saksama. “Jangan sampai kita menzalimi anak buah kita tidak bisa menyejahterakan. Tentu sesuai dengan kemampuan UM Surabaya,” timpal Ketua PWM Jawa Timur tersebut.
Acara ini juga melaunching buku karya Mundakir “Jalan Dakwah Sukodiono” dan “Oase Panjang Merawat Kader karya Arin Setyowati dkk. Kedua buku ini dilaunching secara spesial oleh Haedar Nashir. (Cris)