YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Musyawarah Daerah (Musyda) XVII Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kota Yogyakarta secara resmi ditutup pada Ahad (5/11). Penutupan berlangsung di Grha Ibnu Sina SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Selama rentang dua hari, sejak Sabtu (4/11) kemarin, kegiatan tersebut berjalan dengan lancar dan sukses. Musyda berkemajuan dan penuh butiran keteladanan.
Dalam Musyda ini, salah satu agendanya adalah mendengarkan laporan pertanggung jawaban dan pandangan umum. Selain itu, juga merancang program prioritas yang akan diejawantahkan selama tempo lima tahun ke depan. Dan, di waktu bersamaan dilakukan proses pemilihan pimpinan baru. Yakni yang bakal memimpin pada periode 2023-2027 mendatang.
Proses pemilihannya berbasis online dengan menggunakan peranti smartphone. Ini bagian dari bentuk digitalisasi merespons perkembangan zaman kontemporer. Selama pemilihan, seluruh peserta Musyda saling bergantian masuk ke ruangan untuk memilih pimpinan yang bakal didapuk untuk memimpin PDPM Kota Yogyakarta di masa berikutnya.
Sebanyak 17 orang, masuk dalam daftar calon tetap formatur. Kemudian, disaring menjadi 9 orang. Adapun 9 orang tersebut adalah 1) Guntur Aji Hidayatullah (92 suara). 2) Akhsanul Fikri Al Anshori (88 suara). 3) Muhammad Tegar (86 suara). 4) Muhammad Budi Setiawan (84 suara). 5) Muhammad Afdhol Mufti Alhakiki (77 suara). 6) Eka Krisna Jaya (70 suara). 7) Nuzulul Purwandana (67 suara). 8) Muhammad Isa Anshori (61 suara). 9) Muhammad Amien Mujadid (60 suara).
Sebanyak 9 orang ini, lalu menggelar rapat kembali untuk memilih ketua, sekretaris, dan bendahara Pemuda Muhammadiyah Kota Yogyakarta. Hasil rapat memutuskan, Muhammad Tegar ditetapkan sebagai ketua, Nuzulul Purwandana sebagai sekretaris, dan Muhammad Afdhol sebagai bendahara.
“Demikian hasil Musyda yang berlangsung hari ini,” ujar pimpinan sidang Guntur.
Dalam sambutan perdananya, Tegar menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan untuk melanjutkan estafet kepemimpinan Sholahudin Zuhri pada periode lalu. Ia mengaku, amanat tersebut sangat berat jika dilakukan seorang diri. Ia meminta seluruh pihak untuk dapat kolaborasi dan kerja sama agar dapat menjalankan program kerja dengan sebaik-baiknya.
“Amanat ini adalah amanat yang luar biasa besar bagi saya. Dan saya mengingatkan, Pemuda Muhammadiyah ini bukan hanya milik ketua, sekretaris, dan bendahara, tapi milik kita semua. Karena itu, mari kita bekerja sama untuk memajukan pemuda Muhammadiyah di kota ini,” katanya. (Cris)