SYDNEY, Suara Muhammadiyah — Muhammadiyah New South Wales (NSW) Australia menggelar Musyawarah Pimpinan (Musypim) pada Ahad, 10 Desember 2023 di Mount Druitt, Blacktown — sekitar satu jam dari pusat kota Sydney. Di antara hasil penting Musypim yang berlangsung lima jam ini adalah rumusan strategi perintisan amal usaha Muhammadiyah (AUM) di kawasan Sydney raya.
Terlebih sejak November 2021, Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah New South Wales (PRIM NSW) telah melakukan beberapa upaya untuk mulai mendirikan amal usaha di negara bagian dengan populasi terbesar di Australia ini. Upaya itu termasuk diskusi dengan berbagai pihak, komunikasi internal, pencanangan dimulainya perintisan AUM pada saat kunjungan Pimpinan Pusat Muhammadiyah ke Sydney pada Agustus 2022, dan penyiapan rekening donasi pembangunan serta penggalangan dana dengan melibatkan tim relawan diseminasi informasi.
Sejak akhir Juli 2022 donasi pembangunan AUM Sydney perlahan mulai mengalir. Hingga saat ini sudah terhimpun hampir dua puluh ribu dollar Australia (sekitar dua ratus juta rupiah). Semuanya tertampung dalam dua rekening yang didedikasikan khusus untuk upaya ini: pertama adalah rekening untuk sumbangan dalam mata uang dollar a.n. PRIM NSW di bank NAB dan kedua adalah rekening untuk sumbangan dalam rupiah a.n. Lazis Muhammadiyah di bank BSI.
Seiring waktu dirasa perlu perumusan strategi upaya perintisan AUM yang menjadi kebijakan besar organisasi. Ada beberapa hal yang membuatnya perlu. Pertama, Muhammadiyah NSW adalah suatu ranting istimewa. Secara keorganisasian PRIM NSW berada di bawah Pimpinan Cabang Istimewa Muhammmadiyah (PCIM) Australia. Itu berarti koordinasi dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah tidak dapat dilaksanakan secara langsung tanpa keterlibatan PCIM — apalagi PCIM-lah yang teregister sebagai organisasi resmi di Australia.
Kedua, konsekuensi lain dari ranting istimewa adalah periode kepemimpinan yang hanya berlangsung dua tahun, sehingga butuh rumusan strategi yang dapat menjadi haluan bagi setiap periode kepemimpinan ke depan sampai AUM dapat nyata terwujud.
Ketiga, warga Muhammadiyah NSW umumnya tinggal di kawasan Greater Sydney. Sydney adalah kota dunia dengan tingkat kemajemukan, kemodernan, dan taraf biaya yang sangat tinggi. Mewujudkan AUM di kawasan ini ataupun tempat lain di NSW tentu sama-sama memiliki tantangan yang terbilang jauh lebih besar dibandingkan pendirian AUM di tanah air atau negara lain pada umumnya.
Pada Musyawarah Ranting tahun lalu (17 Desember 2022) disepakati bahwa perintisan AUM menjadi salah satu dari tujuh prioritas PRIM NSW Periode 2022-2024. Pada tahun ini, Musyawarah Pimpinan menjadi forum di mana strategi perintisan itu dapat disepakati bersama oleh anggota dan peserta musyawarah.
Terkait amal usaha, Musypim Muhammadiyah NSW yang dihadiri oleh PRIM dan PRIA NSW menghasilkan tiga keputusan penting: strategi perintisan amal usaha, bentuk amal usaha, dan forum diskusi amal usaha. Strategi perintisan AUM Sydney mencakup empat jalur atau skenario: a) penguatan keorganisasian baik Muhammadiyah ataupun ortomnya (termasuk lembaga seperti penumbuhan Lazismu), b) pencarian lokasi/lahan dan studi kelayakan, c) penggalangan dana, serta d) kaderisasi dan penyiapan sumber daya insani.
Bentuk amal usaha yang dirintis mencakup beberapa jenis: sekolah, pusat pendidikan anak usia dini, pusat layanan warga senior, klinik, dan rumah dakwah produktif. Semuanya dibuka kemungkinannya, namun dengan penekanan pada amal usaha sekolah dan pusat layanan anak atau lansia. Musypim juga menyepakati untuk mengamanahkan diselenggarakannya forum diskusi berkala untuk upaya-upaya rintisan berikutnya.
Selain membahas rencana amal usaha, Musypim juga menghasilkan kesepakatan penambahan dua anggota pimpinan dalam PRIM NSW periode ini. Dua anggota tambahan yang terpilih adalah Novianto Fitriawan (yang sebelumnya pernah menjadi Ketua, Wakil Ketua, dan Penasihat PRIM) dan Ibnu Jamaludin (sebelumnya anggota bagian tabligh). Sehingga, kini PRIM NSW memiliki tujuh anggota. Lima anggota pimpinan lainnya terpilih dalam Musyran akhir tahun lalu, yaitu: Izza Rohman, Muhamad Fauzi Irawan, Syafiie, Bahren, dan Fathurohman. [i]
