Nasib Muhammadiyah Kedepan, Mari Perhatikan Kader

Publish

24 June 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
448
Foto Dok SM

Foto Dok SM

Nasib Muhammadiyah Kedepan, Mari Perhatikan Kader

Oleh: Noval Sahnitri, Kader PW IPM Lampung

Muhammadiyah merupakan organisasi yang lahir sudah lama dan besar secara nasional bahkan internasional. Muhammadiyah pasti akan terus berkembang dengan sesuai zamannya. Perkembangan Muhammadiyah tentu tidak bisa dilepaskan dengan estafet kepemimpinan kedepan nanti. Maka perlu adanya campur tangan kader-kader yang sudah disiapkan Muhammadiyah kedepan. Pertanyaannya apakah Muhammadiyah sudah memikirkannya?

Pasti sudah sebagian dipikirkan oleh Muhammadiyah setempat. Ada beberapa hal yang perlu kita renungkan bersama berkaitan dengan kader.

Ada 3 hal yang ingin disampaikan yang pertama pemahaman terhadap kader, kita harus paham terhadap kader, apa itu kader? Tentu semua sudah paham apa itu kader. Yang menjadi masalah adalah apakah sudah paham keadaan kadernya seperti apa?

Kadang kala dijumpai di beberapa sekolah Muhammadiyah tentang keadaan IPM yang berbeda-beda. Ada beberapa kader IPM yang bersemangat berorganisasi tapi tidak mendapat dukungan dari sekolah, padahal sekolahnya terbilang mampu secara finansial. Ada Kader yang bersemangat tapi sekolah tak mampu secara finansial. Ada yang mampu sekolahnya tapi tidak ada kader IPM yang muncul. Bahkan ada yang tidak ada kedua-duanya, pun di dunia IMM di Universitas Muhammadiyah sebagian juga terjadi.

Kalau di lingkungan desa ada beberapa kader yang itu sekolah atau kuliah diluaran sana. Ketika sudah pulang belum tentu mereka muncul. Persoalannya bisa jadi mereka memang menutup diri atau malu. Bisa juga Muhammadiyah setempat tak tahu keberadaan mereka. Maka ini perlu didiskusikan bersama bagaimana agar kader-kader yang sudah pulang ini bisa dikondisikan.

Sebenarnya kalau mau diusahakan pasti ada jalan, walaupun memang tak mudah. Namun apa salahnya ketika memikirkan keadaan mereka.

Yang kedua perkaderan terhadap kader, Muhammadiyah tentu hari ini selalu terus berfikir dan melakukan perkaderan terus-menerus. Dalam hal ini tidak bermaksud apa-apa hanya ingin mengajak kepada seluruh lapisan warga Muhammadiyah dimanapun untuk memperhatikan perkaderan terhadap kader.

Muhammadiyah hari ini terutama di akar rumput harus mensurvei dan mendata berapa kader yang ada di lingkunganya. Ini menjadi penting selain kita paham dengan kader.

Rasanya penting untuk memberikan wadah bagi kader-kader untuk mengembangkan minat dan bakatnya. Entah dengan cara diberikan pelatihan, seminar, bimbingan atau diskusi yang penting ada forum untuk mereka dan tentunya difasilitasi bukan sekedar dibuat forum. Keadaan setiap pimpinan setempat punya keadaan dan ciri khas yang berbeda-beda apalagi soal pendanaan yang pastinya menjadi persoalan dilematis.

Pada prinsipnya kalau kita mau berjalan terlebih dahulu apalagi untuk kepentingan perkaderan dan pada akhirnya untuk kebaikan agama, bangsa serta Muhammadiyah kedepan pasti akan ada solusi. Berbeda ketika hanya merenung saja gimana ya, harus ngapain dulu ya apalagi malah merenung pasti tidak akan menemukan solusi karena tidak segera berjalan. Kemudian yang terpenting Muhammadiyah harus selalu memberikan ruang kebebasan kepada kader-kadernya namun bukan berarti dibiarkan saja akan tetapi selalu dikontrol agar tidak kelabasan.

Itulah fungsinya ketika Ayahanda/Ibunda dan Kaum muda saling bersama-sama memberikan kepercayaan dalam membangun Muhammadiyah kedepan. Kaum muda yang terus bergerak biar Ayahanda/Ibunda tidak kerepotan dan yang tua selalu memberikan arahan, membina, mendampingi serta mengerem yang muda ketika kelabasan. Dengan hal ini pasti bermuhammadiyah tidak akan monoton dan pasti lebih berwarna.

Kita ini sering mengatakan yang tidak-tidak. Maka jangan sekali-kali bilang tempat kami tidak kader, coba ikhtiar dulu untuk dicari kemudian diarahkan dan dikembangkan potensinya. Kalau sudah melakukan dengan sangat effort dan ternyata tidak ada hasil baru bisa berkata seperti demikian diatas.

Dan ini mohon maaf sekali bukan bermaksud menyalahkan atau bagaimana kepada Ayahanda atau Ibunda yang tidak menyekolahkan anaknya di Muhammadiyah tempat ia tinggal malah disekolahkan negeri atau salafi dan lain sebagainya ini juga menjadi penting bahkan ada juga yang bersekolah di Muhammadiyah akan tetapi tidak dikader. Kalau hanya Unversitas yang negeri its okay.

Sebenarnya itu adalah hak, yang perlu garis bawahi adalah berarti secara tidak langsung tidak percaya dengan pendidikan Muhammadiyah sendiri. Itu lo sekolahnya gini, gitu. Kalau memang seperti maka ayo dibenahi dan dipikirkan bareng-bareng bagaimana caranya sekolah itu bisa bersaing dengan yang lainnya. Bukan malah ngajak yang lain jangan sekolah di Muhammadiyah itu anak kami aja disini. Ini tentu tidak baik kalau sampai ada yang mengatakan seperti ini.

Sebenarnya terserah mau dimanapun saja, tapi please ayo ajari, beri motivasi dan berikan kaderisasi kepada anak-anaknya agar bisa melanjutkan Muhammadiyah kedepan nantinya.

Yang ketiga perjuangan terhadap kader, Muhammadiyah kedepan tentu seharusnya bergantung kepada kualitas dan dedikasi kadernya-kadernya. Dari hal tersebut artinya Muhammadiyah harus sangat perhatian terhadap kader dalam proses pengembangannya. Selain kader-kadernya di pahami dan diberikan kaderisasi ini harus benar-benar diperhatikan dalam segala lini. Maka bukan hanya sekedar memahami dan memberikan fasilitas kaderisasi akan tetapi benar-benar dikawal dan diperjuangkan sampai titik darah penghabisan.

Setidaknya ada beberapa alasan kenapa kader-kader angkatan muda muhammadiyah harus diperjuangkan. Point pertama untuk regenerasi kpemimpinan di segala lini, kalau Muhammadiyah dari akar rumput sampai ke atas benar-benar menjalankan dan memperjuangkan sistem perkaderan, memberikan fasilitas, dukungan, dorongan serta pendampingan yang matang.

Sudah semestinya kedepan sudah tak bingung lagi mencari guru, kepala sekolah, dosen, ketua ranting, cabang dan lain sebagainya. Tidak ada lagi cerita lagi ketua ranting atau cabang itu sudah sepuh bahkan belasan tahun menjabat. Rasanya ini memang tak mudah untuk dilakukan akan tetapi mau siapa lagi kalau bukan kader-kader kita sendiri yang mengisi pos-pos tertentu dalam kepemimpinan Muhammadiyah kedepan.

Bukan berarti tidak sepakat dengan beberapa orang yang baru mengenal Muhammadiyah kemudian mendapati jabatan tertentu dibeberapa level kepemimpinan. Selama mau memperjuangkan nilai-nilai Muhammadiyah dan Para Angkatan Muda Muhammadiyah itu tidak masalah akan tetapi sebagian yang terjadi tidak sedikit dan banyak juga para Pimpinan yang tidak pro dengan hal tersebut.

Point kedua, untuk peningkatan kuantitas dan kualitas pendakwah, selain berbicara kepemimpinan ada juga yang perlu benar-benar di perjuangkan yakni kuantitas dan kualitas pendakwah atau penceramah di pengajian tarjih kita masing-masing. Di beberapa tempat pasti terjadi kalau yang menjadi penceramah itu-itu saja sampai membuat bosan.

Bukan mau mengatakan bahwa hari ini kuantitas dan kualitas pendakwah di Muhammadiyah itu turun akan tetapi ingin mengajak bersama berfikir bagaimana ini agar tidak terjadi sedemikian rupa. Ini menjadi PR Muhammadiyah kedepan bagaimana kemudian pelosok-pelosok negeri muhammadiyah kita ini agar tidak kekurangan kuantitas dan kualitas pendakwah.

Point ketiga, untuk menghadapi perkembangan zaman dan teknologi yang signifikan berubah secara drastis, kalau kita melihat perkembangan hari ini tentu tidak bisa dilepaskan oleh campur tangan Angkatan Muda Muhammadiyah. Generasi tua hari ini tidak semuanya bisa menyesuaikan dengan perkembangan saat ini. Kita sering mendengar pepatah setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya.

Maka sekali lagi penting bahwa Muhammadiyah harus benar-benar membawa spirit besar untuk pemahaman dan perkaderan kepada kader-kadernya. Begitupun yang sudah dikader jangan merasa bangga bahkan lupa karena sejatinya mereka juga harus terus melakukan hal tersebut karena perkembangan zaman dan teknologi ini sangat berpengaruh kepada setiap generasi. Pastinya setiap generasi menggunakan pendekatan yang berbeda.

Sekali lagi pada intinya dalam tulisan ini tidak bermaksud kepada Muhammadiyah untuk tidak sepakat bahkan menyalahkan akan tetapi ini bentuk kepedulian terhadap Muhammadiyah kedepan nanti. Kalaupun tulisan ini ada yang sesuai dengan kondisinya maka dari itu mari benar-benar kita perhatikan kader-kadernya dan kalaupun ada yang tidak seperti itu kondisisnya maka cukup diperhatikan lagi dan dipertahankan kader-kadernya. Karena ini semua demi kepentingan nasib Muhammadiyah kedepan.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Memegang Mushaf Al-Qur'an saat Shalat Tarawih Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Unive....

Suara Muhammadiyah

29 March 2024

Wawasan

Ekonomi Berdikari Muhammadiyah Oleh: Dr Masud HMN Berdirinya gedung SM delapan tingkat yang terlet....

Suara Muhammadiyah

5 October 2023

Wawasan

Trilogi Bagian Pertama: Suami Istri adalah Perhiasan bagi Pasangannya dengan Akhlak dan Perilakunya ....

Suara Muhammadiyah

14 November 2023

Wawasan

Ramadhan di Masjid Kampus UAD: Milenial, Intelektual dan Harmonisasi Agama Oleh: Fuandani Istiati, ....

Suara Muhammadiyah

23 March 2024

Wawasan

Belajar dari Kiai Dahlan dan Jackie Chan Oleh: Agusliadi Massere, Wakil Ketua Majelis Pustaka dan I....

Suara Muhammadiyah

27 December 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah