Ngurus Muhammadiyah Jangan Asal-asalan

Publish

2 October 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
322
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Ngurus Muhammadiyah Jangan Asal-asalan

Oleh: Iu Rusliana: Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat

Mengelola Muhammadiyah jangan dilakukan sambilan, apalagi asal-asalan. Hendaknya penuh gairah juang membangun Persyarikatan. Disiplin, istikamah, dan penuh keteladanan. Hal ini diingatkan dalam Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM). Pada bagian Kehidupan Berorganisasi poin 4 dan 5 berbunyi: “4. Menggairahkan ruh al Islam dan ruh al jihad dalam seluruh gerakan Persyarikatan dan suasana di lingkungan Persyarikatan sehingga Muhammadiyah benar-benar tampil sebagai gerakan Islam yang istikamah dan memiliki girah yang tinggi dalam mengamalkan Islam. 5. Setiap anggota pimpinan Persyarikatan hendaknya menunjukkan keteladanan dalam bertutur kata dan bertingkah laku, beramal dan berjuang, disiplin tanggung jawab, dan memiliki kemampuan untuk belajar dalam segala lapangan kehidupan yang diperlukan.”  

Berdasarkan pedoman tersebut, mari kelola organisasi ini sedisiplin mungkin. Tentunya tanpa harus meninggalkan tugas utama pada profesi atau pekerjaan. Sebagai guru, misalnya, tugas harian tetap harus ditunaikan. Bukankah dari situ pula, penghidupan keluarga diperoleh bulanan. Sebagai petani, pengusaha, dosen, nelayan, dan pedagang atau profesi lainnya pun demikian. Pastikan tugas profesi dan nafkah keluarga dipenuhi, lalu berfokuslah untuk mengelola organisasi. Agar hak-hak keluarga tercukupi, organisasi pun tetap terkelola sepenuh hati. Kecuali sebagai pensiunan, cukup waktu dan pikiran, walau fisik mungkin tidak lagi sekuat saat masih aktif sebagai pegawai atau karyawan. 

Kesungguhan itu terlihat dengan menyediakan waktu yang fokus, efektif, dan efisien. Dengan demikian, jangan asal-asalan itu tidak bermakna setiap hari dari pagi sampai malam terus-menerus mengurus organisasi sampai lupa bahwa kita ini ada tugas lain. Tidaklah demikian, tetapi bagaimana mengatur waktu dan prioritas sehingga semuanya mendapatkan porsi proporsional, optimal, dan maksimal. 

Tidak hanya waktu, tetapi juga pikiran, tenaga, dan terkadang biaya kita keluarkan. Muhammadiyah sebagai ladang jihad. Invetasi amal ibadah untuk dituai kini dan masa keabadian. Seimbangkan dan menahan diri, agar tidak timbul sifat ingin terus menguasai. Tak mau diganti karena merasa sebagai pendiri awal. Jangan terlalu condong mewariskan ke anak cucu tanpa profesionalisme. Meski demikian, sebaliknya, tidak elok juga anak cucu ditelantarkan karena ikhlas mengabdi kepada Persyarikatan. Semuanya harus proporsional. Agar kaderisasi dan regenerasi tetap terjadi. Namun, para aktivis Muhammadiyah dan tokoh-tokoh seniornya tetap terayomi. Keluarga dan keturunannya juga mendapatkan jaminan hidup sambil ikut berkontribusi dengan majunya amal usaha yang didirikan orang tuanya. Kecuali mereka tidak tertarik berpartisipasi, tetapi tetap harus diajak agar mau berkontribusi. Titik seimbang antara keluarga-organisasi dan profesionalisme memang menjadi penting. Tak ada yang merasa disingkirkan atau diabaikan. Semuanya riang gembira berkontribusi dengan tenang dan mendapatkan kepastian masa depan.

Mungkin bagi sebagian orang, pandangan ini mudah dikatakan, sulit direalisasikan. Namun, bilamana komitmen pimpinan yang tinggi dan keikhlasan bersama, semuanya menjadi mungkin terlaksana. Walau nafsu berkuasa memang tak bisa dibendung. Hanya yang selalu introspeksi, menahan diri, dan menjaga teguh kepribadian Muhammadiyah bisa memastikan upaya kita penuh kebaikan.

Teruslah semangat dan penuhi hari-hari mengelola Persyarikatan dengan riang gembira. Walau kadang-kadang bertemu duka, marah, dan kecewa, tetapi perbanyaklah senang dan bahagia. Apabila sedang kurang semangat, sadarilah amanah yang disampaikan peserta dalam permusyawatan mesti diingat. Allah Yang Maha Menghakimi akan meminta pertanggungjawabannya. Jangankan di akhirat yang sudah pasti, di dunia ini, kita pun akan dimintai pertanggungjawaban saat permusyawaratan.

Manajemen modern mengajarkan, bukan soal banyak waktu dan orang. Tata kelola bermutu yang efektif, efisien, dan fokus pada agenda-agenda utama. Bagaimana setiap urusan ditunaikan dengan cepat sehingga bisa berlanjut ke urusan berikutnya. Terorganisasi dengan baik dan dikerjakan oleh orang yang tepat. Disediakan indikator kinerja yang secara bertahap mendorong kita menjadi lebih baik dalam tata kelola. 

Rutinitas aktivitas seperti rapat ditetapkan dan kesediaan memberikan prioritas harus menjadi komitmen pada Persyarikatan. Mari bersama untuk tidak sekadarnya. Hindari kebiasaan jarang hadir, malas-malasan kalau ada rapat. Paling senang dengan kegiatan seremoni semata. Walau itu hal penting, tindak lanjut operasional sehingga program terealisasi dengan baik jauh lebih utama. 

Jika ada amal usaha Muhammadiyah yang maju berkembang, pasti karena dikelola dengan sungguh-sungguh, profesional, implementasi nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahannya nyata dalam denyut nadi pengabdian. Namun, jika amal usahanya hidup segan mati tak mau, itu karena dikelola asal-asalan. Kurang niat ikhlas, tanpa ilmu, dan dikelola berdasarkan keinginan pribadi, bukan kebersamaan. Sementara pimpinan Persyarikatannya tidak memiliki visi besar. Hanya senang datang, duduk, mendengar laporan baik-baik saja, sambutan basa-basi, tanpa sikap kritis dan membangun kebijakan yang berorientasi pada kemajuan.

Masih ada waktu untuk berbenah. Apabila semuanya bergandengan tangan, bersedia fokus, proporsional dalam membagi waktu antara profesi, keluarga, dan organisasi, maka perubahan menuju kebaikan pasti akan terasakan. Mari tunaikan amanah dengan melayani Persyarikatan dengan sepenuh hati dan kesungguhan. Wallaahu’alam.***


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Ikhtiar Awal Menuju Keluarga Sakinah (17) Oleh: Mohammad Fakhrudin dan Iyus Herdiana Saputra Di da....

Suara Muhammadiyah

28 December 2023

Wawasan

Mengapa Rush pada BSI Harus Dilakukan Muhammadiyah? Oleh: Amidi, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis ....

Suara Muhammadiyah

15 June 2024

Wawasan

 Muharam Mari Berbenah  Oleh: Ika Sofia Rizqiani, S.Pd.I., M.S.I Bulan telah berganti, k....

Suara Muhammadiyah

8 July 2024

Wawasan

International Women’s Day; Apa Kabar Paradigma Kesetaraan dan Keadilan Gender IMM? Savanna Se....

Suara Muhammadiyah

13 March 2024

Wawasan

Homo Muhammadiyahicus Oleh: Hilma Fanniar Rohman, Dosen Perbankan Syariah, Universitas Ahmad Dahlan....

Suara Muhammadiyah

26 June 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah