Nubuwah Era Digital dan Aplikasinya dalam Pembelajaran
Oleh: Dr. Samson Fajar, M.Sos.I.
Era digital adalah sebuah era kepastian, dimana semua manusia membutuhkan tekhnologi digital dalam setiap aspek kehidupan yang. Era ini dicirikan dengan banyak hal, diantaranya perkembangan alat komunikasi yang begitu dahsyat, internet yang berkembang sangat cepat, bahkan hari ini diinformasikan hadir kecerdasan buatan atau artificial intelligence.
Kondisi digitalisasi ini seperti dua mata pisau, bisa manfaat dan bisa mendatangkan mudarat. Sehingga sering muncul pernyataan _apakah Handphone adalah kawan atau lawan?_ dalam menjawab ini banyak orang tua bahkan pelaku pendidikan kesulitan memahami, antara konsepsi dan implementasi, idealita dan realita yang sangat jauh.
Digitalisasi akan menjadi masalah bahkan lawan atau musuh kehidupan, ketika manusia tidak siap menghadapinya. Ketidak siapan ini meliputi kesiapan mindset akan digitalisasi dan kesiapan dalam pemanfaatan digitalisasi itu sendiri. Sehingga ketidak siapan ini menjadikan digitalisasi ini menjadi musuh kehidupan.
Betapa banyak generasi ini yang rusak karena gawai HP yang dipegang. Karena mereka tidak mampu memanfaatkan dengan baik. Munculnya sindrom HP bagi anak-anak, munculnya perselingkuhan bagi keluarga melalui HP, munculnya penipuan dalam bisnis, bahkan munculnya kesenjangan hubungan antara individu.
Akan tetapi ketika digitalisasi ini disambut oleh orang-orang yang siap, maka perkembangan digital adalah awal kemajuan kehidupan manusia. Mereka akan dimudahkan dalam setiap aktivitas pekerjaannya, mereka akan mudah belajar ilmu pengetahuan karena sudah difasilitasi oleh tekhnologi, bahkan mereka akan mampu menghasilkan uang sangat cepat dan mudah. Bahkan dalam proses pembelajaran, digitalisasi adalah fasilitas yang sangat inovatif dan mampu mengembangkan kreativitas dan inovasi peserta didik.
Sifat Nubuwah dalam Era Digital
Era digital harus disikapi dengan sikap Nubuwah, karena sifat-sifat kenabian adalah prinsip-prinsip yang selalu up to date dalam menyikapi realitas dalam setiap zaman. Di era digital maka hendaknya semua umat manusia harus menyikapi dengan Sidik (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan) dan fatonah (cerdas).
Yang pertama, Sikapi digitalisasi dengan Sidik. Artinya gunakan tekhnologi digital dalam hal yang benar dengan cara yang benar. Sifat ini harus dimiliki, karena dengan ini sipengguna akan mampu memilah mana yang baik dan buruk, manfaat dan tidak manfaat. Kebenaran ini berawal dari kejujuran dirinya sendiri, merasa diawasi oleh Allah SWT, bahwa dirinya tidak akan menggunakan tekhnologi digital dalam keburukan, karena itu adalah dosa dan merugikan diri, keluarga dan manusia.
Yang kedua, sikapi digitalisasi dengan amanah. Artinya sikap amanah adalah sikap dapat dipercaya, karena memang dirinya memiliki kompetensi dalam memanfaatkan tekhnologi, bukan hanya perbuatan yang sia-sia. Sehingga semua orang tua harus memberikan kompetensi pemanfaatan tekhnologi digital pada anak, sebelum memberikan gawai atau yang lainya. Sehingga mereka akan mampu amanah dalam memanfaatkan tekhnologi tersebut. Tanpa kompetensi yang baik, maka tekhnologi hanya akan merusak generasi secara tidak sadar.
Yang ketiga, sikapi digitalisasi dengan tabligh. Artinya gunakan tekhnologi digital sebagai sarana menyampaikan kebenaran, menyampaikan pengetahuan dan sarana mengajak manusia untuk dekat dengan Allah SWT. Tekhnologi digital adalah tekhnologi paling efektif untuk menyampaikan ilmu, pengalaman, bahkan bisnis, sehingga ketika manusia menyikapinya dengan tepat maka manusia akan memiliki jaringan yang tak terbatas. Sehingga peluang dakwah semakin meluas, peluang surga semakin besar dan peluang bisnis semakin potensial.
Yang keempat, sikapi digitalisasi dengan fatonah. Artinya dibutuhkan kecerdasan dalam memanfaatkan teknologi, sehingga mampu membangun kreasi dan inovasi. Dengan hal ini manusia tidak hanya menggunakan saja, akan tetapi mampu mengembangkan bahkan menginovasikan yang baru dan terbarukan. Kecerdasan ini dibutuhkan dan hendaknya dilatihkan dalam diri generasi mendatang, agar tekhnologi digital bukan menjadi musuh tetapi kawan kemajuan.
Pembelajaran berbasis prophetic digital
Dalam implementasi pembelajaran, tekhnologi digital sangat dibutuhkan, sehingga bukan hanya menjadi wacana. Implementasi ini harus dilakukan oleh semua guru dan peserta didik dengan baik, sehingga jangan sampai salah arah, yang akhirnya bukan pembelajaran yang dilakukan tetapi pembiaran. Artinya anak-anak merasa mendapatkan ruang tanpa batas dalam memanfaatkan tekhnologi digital ini, akhirnya mereka lepas dari control pembelajaran.
Sehingga ditawarkan basis prophetic digital, atau digital Nubuwah dalam pembelajaran. Yaitu memanfaatkan teknologi digital berbasis nilai kenabian. Nilai-nilai kenabian yang akan membimbing proses pembelajaran sehingga akan lebih baik dan efektif.
Yang pertama, Bangun mindset yang benar dalam pemanfaatan teknologi digital.
Sebagai guru atau orang tua, hendaknya memberikan penanaman mindset yang benar akan tekhnologi digital. Bahwa digitalisasi adalah fasilitas, bukan tujuan. Sehingga tekhnologi sebagai sarana untuk membantu peserta didik belajar lebih efektif dan mendapatkan informasi yang lebih luas diluar sekolah.
Mindset ini harus tertanam kuat dalam diri anak. Hal ini bisa dilakukan dengan terus menyampaikan manfaat dan kegunaan tekhnologi pada anak. Karena mindset dibangun dengan afirmasi positif setiap hari, sehingga semua guru atau orang tua harus telaten menanamkan ini.
Yang kedua, Berikan keteladanan yang baik dalam memanfaatkan teknologi digital.
Dalam melakukan pembelajaran berbasis digital Nubuwah, keteladanan guru dan orang tua sangat dibutuhkan. Jangan sampai anak melihat guru dan orang tuanya lebih dominan nonton film, main game, daripada belajar. Hal ini sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran anak. Karena mereka adalah perekam ulung, ketika melihat satu hal negatif dalam diri guru dan orang tua, semua teori terlupakan. Sehingga keteladanan adalah kefasihan dalam pembelajaran, melebihi lisan yang cakap menyampaikan.
Yang ketiga, berikan kontrol dalam pemanfaatan teknologi digital.
Proses pembelajaran berbasis digital tidak boleh lepas dari kontrol, orang tua dan guru harus memberikan batasan waktu, menu dan konten yang akan dimanfaatkan oleh peserta didik. Bahkan butuh pendampingan dan pengawasan setiap waktu, agar proses penanaman nilai kenabian dalam memanfaatkan teknologi benar benar kuat. Tanpa pengawasan maka akan terlepas dari garis prinsip pembelajaran, karena ini adalah pembiaran.
Zaman digital adalah kepastian, siapa yang mampu menyambut dengan baik, maka dia adalah pemenang. Bagi siapa yang tidak mampu maka akan menjadi pecundang. Pembelajaran yang efektif adalah berbasis digital yang dibangun dengan nilai-nilai Nubuwah, sidik, amanah, tablig dan fatonah. Dengan cara membangun mindset, memberikan keteladanan dan mengontrol proses dengan sebaik-baiknya.
Dr. Samson Fajar, M.Sos.I., Dosen UM Metro