Panduan Hidup Sehat dalam Al-Qur’an
Oleh: Suko Wahyudi
Al-Qur’an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan Allah SwT untuk kepentingan umat manusia sampai akhir zaman, sehingga pesan-pesan dan petunjuknya merupakan hidayah yang paling sempurna dan lengkap bagi kehidupan umat manusia yang sangat luas dan komplek.
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ تِبْيَٰنًا لِّكُلِّ شَىْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ
Dan Kami turunkan kepadamu Al–Kitab (Al–Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (QS: An-Nahl [16]: 89)
Al-Qur’an sebagai kitab suci yang sempurna dan lengkap sangat memperhatikan masalah kesehatan. Kesehatan adalah rahmat sekaligus nikmat Allah SwT yang sangat besar nilainya. Bayangkan ketika kita sakit, makanan yang lezat pun tidak menimbulkan selera, bahkan berubah tidak enak rasanya. Tidur pun tak nyeyak, perasaan pun ikut gelisah ketika sakit. Kita merasa tak berdaya. Apalah artinya kekayaan jika kita sakit, kita pun tidak bisa menikmatinya.Oleh karena itu menjadi kewajiban setiap manusia untuk menjaga, memelihara, dan mensyukuri nikmat kesehatan yang diberikan oleh Allah SwT. Rasulullah SaW bersabda,
Ada dua nikmat yang kebanyakan manusia melupakannya, yaitu kesehatan dan waktu luang. (HR. Bukhari)
Ibnu Bathal menjelaskan bahwa makna hadits ini adalah seseorang tidak dikatakan memiliki waktu luang hingga ia juga memiliki badan yang sehat. Barangsiapa yang memiliki hal tersebut (waktu luang dan badan yang sehat) hendaknya ia bersemangat agar jangan sampai ia tertipu dengan meninggalkan syukur kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan-Nya. Termasuk bersyukur kepada Allah adalah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Barangsiapa yang tidak bersyukur seperti itu maka ialah orang yang tertipu. (Fathul Bari bi Syarhi Shahihil Bukhari: 14/183-184)
Menjaga kesehatan merupakan bukti kesyukuran manusia kepada Allah SwT. Siapa yang selalu bersyukur atas segala karunia dan nikmat yang diterimanya Allah SwT pasti akan menambah kenikmatan itu berlipat ganda.
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (Ibrahim [14]: 7)
Al-Qur’an sebagai kitab suci yang sempurna banyak memberikan panduan agar manusia selalu hidup dalam keadaan sehat. Berikut adalah panduan Al-Quran untuk hidup sehat:
1. Selalu Berperilaku Hidup Bersih
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang sangat mencintai kebersihan dan menganjurkan untuk selalu menjaga kebersihan diri serta lingkungan. Menjaga kebersihan bagi seorang muslim bukan hanya sekedar sebuah kebiasaan baik, namun juga menjadi perintah agama sehingga bernilai ibadah dan akan diganjar dengan pahala. Bahkan melalui Al-Qur’an Allah SwT menegaskan bahwa Dia sangat mencintai orang-orang yang berperilaku hidup bersih.
لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا ۚ لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا ۚ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ
Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih. (At-Taubah [9]: 108).
Agama Islam melalui Al-Qur’an sangat menekankan pentingnya perilaku hidup bersih. Dalam Islam perilaku hidup bersih tidak hanya berkaitan dengan aktifitas kehidupan duniawi saja, melainkan dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SwT seorang muslim harus dalam keadaan bersih.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَٰكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (Al Maidah [5]: 6).
Sedikitnya 5 kali sehari umat muslim harus melakukan pembersihan terhadap anggota tubuh yang wajib dibasuh saat wudu. Saat melaksanakan salat pun kebersihan dan kesucian pakaian, tempat salat dan sajadah, juga berbagai hal yang dikenakan saat melaksanakan ibadah tersebut harus bersih, bahkan disunahkan wangi serta tidak boleh ada najis yang menempel.
2. Makan dan Minum yang Halal dan Thoyib
Menjaga kesehatan tubuh dengan mengkonsumsi makan dan minum yang halal dan thoyyib merupakan sebuah kewajiban bagi setiap muslim. Makanan yang halal dan thoyyib artinya makanan dan minuman yang diizinkan untuk dikonsumsi menurut Islam, menurut jenis makanan dan cara memperolehnya. Halal dalam pemahaman fuqaha adalah halal dari segi zatnya dan prosesnya. Disebut thoyyib juga jika makanan tersebut aman, baik, dan tidak menimbulkan masalah apapun jika dikonsumsi, baik jangka pendek maupun jangka panjang dan dapat memberi manfaat bagi tubuh. Sesuai dengan firman Allah SWT :
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوۡا مِمَّا فِى الۡاَرۡضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖ وَّلَا تَتَّبِعُوۡا خُطُوٰتِ الشَّيۡطٰنِؕ اِنَّهٗ لَـكُمۡ عَدُوٌّ مُّبِيۡنٌ
Wahai manusia, makanlah sebagian (makanan) di bumi yang halal lagi baik dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia bagimu merupakan musuh yang nyata. (Al-Baqarah [2]: 168)
Adapun ketentuan makan dan minum yang cukup juga dijelaskan dalam Al-Qur’an. Allah SwT berfirman:
يٰبَنِىۡۤ اٰدَمَ خُذُوۡا زِيۡنَتَكُمۡ عِنۡدَ كُلِّ مَسۡجِدٍ وَّكُلُوۡا وَاشۡرَبُوۡا وَلَا تُسۡرِفُوۡا ۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الۡمُسۡرِفِيۡنَ
Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. (Al-A’raf [7]: 31)
Muslim hanya boleh mengkonsumsi makanan yang halal dan thoyyib (baik). Makanan yang harus kita hindari yaitu makanan yang haram. Berikut contoh makanan haram dari segi zatnya adalah bangkai ataupun daging hewan yang disembelih tanpa mentebut nama Allah SWT (kecuali bangkai ikan dan belalang), khamar, babi, binatang buas bertaring, binatang pemakan kotoran, darah, dan sebagainya.
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيْرِ وَمَآ اُهِلَّ لِغَيْرِ اللّٰهِ بِهٖ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوْذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيْحَةُ وَمَآ اَكَلَ السَّبُعُ اِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْۗ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَاَنْ تَسْتَقْسِمُوْا بِالْاَزْلَامِۗ ذٰلِكُمْ فِسْقٌۗ
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging hewan) yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang (sempat) kamu sembelih. (Diharamkan pula) apa yang disembelih untuk berhala. (Demikian pula) mengundi nasib dengan azlām (anak panah), (karena) itu suatu perbuatan fasik. (Al-Maidah [5]: 3)
Makanan yang haram dari segi prosesnya, contohnya makanan yang diperoleh dengan cara haram seperti mencuri dan lain-lain. Jadi pastikan apapun yang masuk ke dalam tubuh kita adalah produk-produk yang halal dan thoyyib.
3. Beristirahat Secukupnya
Istirahat sangat penting bagi kesehatan manusia, bila kurang istirahat badan akan lemah, kepala pening, kecerdasan akan menurun, gelisah dalan lain-lain. Fungsi istirahat adalah melepaskan lelah bagi otot-otot dan sel-sel syaraf yang telah bekerja sepanjang waktu. Salah satu bentuk istirahat adalah tidur, sebagaimana firman Allah SwT:
وَّجَعَلۡنَا نَوۡمَكُمۡ سُبَاتًا
Dan Kami menjadikan tidurmu untuk istirahat, (An-Naba [78]: 9)
وَهُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلَّيْلَ لِبَاسًا وَٱلنَّوْمَ سُبَاتًا وَجَعَلَ ٱلنَّهَارَ نُشُورًا
Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha. (Al-Furqon [25]: 47)
Tidur merupakan keadaan tidak sadar yang dialami oleh setiap mahkluk hidup. Tidur menyehatkan jiwa dan raga. Waktu tidur yang baik untuk manusia adalah sekitar 7-8 jam dalam sehari. Oleh karena itu, untuk mendapatkan waktu tidur yang cukup, maka seseorang harus menyegerakan tidurnya di awal waktu dan harus menghindari bergadang. Bergadang tanpa melakukan sesuatu yang bermanfaat adalah hal yang mudarat dan amat dibenci Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits dikatakan,
عَنْ أَبِي بَرْزَةٌ هِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ كَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ الْعِشَاءِ وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا.
Dari Abu Barzah RA, bahwasanya Rasulullah SAW membenci tidur sebelum (sebelum Isya') dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya. (HR Muttafaqun Alaih)
Tidur yang tidak berkualitas dapat mengakibatkan gangguan tubuh seperti gangguan sistem imun, menurunkan hormon pertumbuhan, menurunkan kemampuan memori dan mengakibatkan gangguan pada fungsi organ lainnya. Begitu pentingnya peranan tidur bagi kesehatan, Rasulullah SaW memberikan petunjuk terkait tidur yang sehat dan b berkualitas.
Diriwayatkan dari al-Barra’ ibn Azib bahwa Rasulullah berkata kepadanya, “Jika kau hendak tidur, berwudhulah seperti wudhu untuk shalat, kemudian berbaringlah diatas sisi kanan tubuhmu, lalu ucapkan: Ya Allah, kuhadapkan wajahku sepenuhnya kepada-Mu dan kuserahkan urusanku kepada-Mu dengan rasa harap dan rasa takut kepada-Mu. Tidak ada tempat berpaling dan tempat berlari dari-Mu, kecuali kepada-Mu. Ya Allah, aku beriman kepada kitab-Mu yang Engkau turunkan dan kepada nabi-Mu yang engkau utus (dengan begitu) jika kamu meninggal dalam tidurmu, sungguh kamu meninggal dalam keadaan fitrah (suci). Jadikan doa itu sebagai ucapan terakhir yang kamu ucapkan sebelum tidur”.
4. Menjaga Jarak dari Penderita Penyakit Menular
Menjaga kesehatan tubuh merupakan salah satu hal penting bagi kita untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik di masa yang akan datang. Karena hanya dengan demikian, tubuh akan bisa terhindar dari berbagai penyakit yang dapat mengganggu kesehatan saat harian kita menjalankan aktivitas sehari-hari. Menurut jenisnya, penyakit dibedakan menjadi dua, yaitu penyakit tidak menular dan menular.
Penyakit tidak menular adalah sebuah penyakit yang tidak mengalami proses pemindahan dari orang lain, namun menjadi penyebab kematian paling banyak bagi masyarakat. Sedangkan penyakit menular adalah penyakit yang disebut juga infeksi; yang dapat menular ke manusia dimana disebabkan oleh agen biologi, antara lain virus, bakteri, jamur, dan parasit; bukan disebabkan faktor fisik atau kimia; penularan bisa langsung atau melalui media atau vektor dan binatang pembawa penyakit.
Penyakit menular bisa menjadi wabah; adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. COVID-19 yang disebabkan oleh penularan dan infeksi Virus SARSCoV2 merupakan contoh penyakit menular yang telah menjadi wabah bahkan pandemi yang melanda hampir seluruh penjuru dunia.
Dalam keadaan yang genting seperti saat terjadinya wabah penyakit menular yang dapat dengan mudah menginfeksi manusia dan menyebabkan manusia meninggal dunia, umat Islam sangat dianjurkan membuat jarak atau menghindari wabah bukan mendekat atau malah menentang.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطَّاعُونُ آيَةُ الرِّجْزِ ابْتَلَى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهِ نَاسًا مِنْ عِبَادِهِ فَإِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ فَلَا تَدْخُلُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَفِرُّوا مِنْهُ
Rasulullah SaW bersabda: “Tha’un (wabah penyakit menular) adalah suatu peringatan dari Allah SwT untuk menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari daripadanya.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid).
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُورِدَنَّ مُمْرِضٌ عَلَى مُصِحٍّ
Nabi SaW bersabda: “Janganlah yang sakit dicampurbaurkan dengan yang sehat.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
5 . Segera Berobat Jika Sakit
Berobat adalah usaha untuk membasmi penyebab suatu penyakit dengan tujuan agar badan sehat kembali serta untuk mencegah agar penyakit yang dideritanya itu tidak menular kepada orang lain apabila penyakitnya itu tergolong penyakit menular. Setiap penyakit ada obatnya, kecuali penyakit tua. Rasulullah SaW bersabda,
“Berobatlah kamu sekalian (bila sakit), karena sesungguhnya Allah Taala tidak menurunkan penyakit kecuali mendatangkan pula obatnya, kecuali satu penyakit yaitu penyakit tua. ” (HR. Tirmidzi)
6. Rajin Berolah Raga
Olahraga adalah aktivitas yang melibatkan fisik (gerak badan) untuk menguatkan, menyehatkan, melatih tubuh dan mental. Dalam pelaksanaannya terdapat unsur bermain, ada rasa senang, dilakukan pada waktu luang, dan terdapat kepuasan tersendiri. Olahraga melibatkan interaksi antara satu individu dengan individu lainnya, atau bahkan dengan alam sekalipun. Tujuan utama dari olahraga ialah untuk meningkatkan energi tubuh dan meningkatkan imun (sistem daya tubuh), serta untuk mendapatkan kesehatan dalam diri.
Olahraga sudah ada sejak zaman dahulu, dan olahraga memiliki akar yang kuat dalam sejarah peradaban Islam. Menurut Islam, ada tiga fungsi utama dalam berolahraga, yaitu menjaga diri, media persiapan untuk berjihad di jalan Allah SwT, dan untuk menjaga kesehatan tubuh.
Menurut ajaran Islam, olahraga sangat dianjurkan. Bahkan Nabi Muhammad SaW menganjurkan umatnya untuk rajin berolahraga berenang, memanah, berlari, berkuda, bergulat, dan sebagainya. Rasulullah SaW bersabda,
“Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang dan memanah.” (H.R Bukhari dan Muslim).
Berenang dalam hadits tersebut mewakili semua jenis olah raga dalam air sedangkan memanah dan berkuda mewakili semua jenis olah raga di daratan.
Dengan gemar berolahraga menjadikan fisik sehat dan kuat. Sehat itu sendiri adalah nikmat karunia Allah. Banyak ibadah dalam Islam yang membutuhkan tubuh yang kuat seperti shalat berjamaah di masjid, puasa sebulan Ramadhan, haji ke tanah suci, serta dakwah dan jihad di jalan Allah. Di dalam sebuah hadits disebutkan:
اَلْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اﷲِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ
“Orang beriman yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang beriman yang lemah”. (HR. Muslim).
7. Membiasakan Puasa
Bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat menurut hokum syariat Islam diwajibkan melaksanakan puasa satu bulan penuh di bulan Ramadhan sebagaimana difirmankan Allah SwT,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Al Baqarah [2]: 183).
Selain itu kaum muslimin juga disunnahkan melaksanakan puasa di hari lainnya, seperti puasa hari Senin dan Kamis atau puasa tiga hari disetiap bulannya.
تُعْرَضُ الْأَعْمَالُ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَابِمُ
Amal-amal dilaporkan pada hari Senin dan Kamis, dan aku ingin amalku dilaporkan ketika aku tengah berpuasa. (HR. Tirmidzi)
يَا أَبَا ذَرَ ، إِذا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاثَةِ أَيَّامٍ ، فَصُمْ ثَلاثَ عَشْرَةَ وَأَرْبعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ
Wahai Abu Dzar, jika kamu ingin berpuasa tiga hari setiap bulan, berpuasalah pada hari ketiga belas, keempat belas, dan kelima belas. (HR. Tirmidzi dan Baihaqi)
Puasa pada hakikatnya adalah melaksanakan latihan mengendalikan syahwat perut berupa lapar dan dahaga dalam waktu tertentu, dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari, dan sekaligus juga mengendalikan syahwat kelamin dan nafsu-nafsu lainnya. Kesemuanya itu tujuannya adalah agar derajat ketakwaan kepada Allah SwT meningkat.
Dilihat dari sudut ilmu kesehatan, banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan berpuasa, antara lain:
A . Mengontrol Gula Darah Agar tetap Stabil
Puasa sangat bermanfaat bagi yang menderita diabetes, di mana puasa dapat membantu mengurangi resistensi insulin dan kelebihan gula darah. Hal ini bisa terjadi karena insulin membantu mengontrol gula darah dalam tubuh dengan membawa gula ke dalam sel tubuh dan mengubahnya menjadi sumber energi. Dengan berpuasa, otomatis konsumsi gula yang biasa dilakukan akan mengalami penurunan. Hal inilah yang membuat puasa bisa menjadi salah satu terapi dalam melakukan kontrol gula darah.
B. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Tidak makan dan minum selama berpuasa justru meningkatkan kekebalan tubuh. Mengapa begitu? Jadi rasa lapar memicu sel induk menciptakan sel-sel darah putih baru. Seperti diketahui, sel darah putih bekerja melawan infeksi yang masuk ke tubuh. Dengan munculnya sel-sel darah putih baru yang tugasnya melawan infeksi, maka otomatis kekebalan tubuh jadi kuat.
C. Menjaga Kesehatan Jantung
Manfaat puasa bagi kesehatan yang kedua adalah memperkuat jantung. Itu karena saat puasa, tubuh akan meningkatkan HDL (High Density Lipoprotein), yakni kolesterol baik yang fungsinya mencegah terjadinya ateroma atau penyempitan pembuluh darah akibat lemak di tubuh. Di satu sisi LDL (Low Density Lipoprotein). LDL adalah kolesterol jahat yang menjadi salah satu penyebab ateroma.
D. Mengatur Ulang Sistem Kerja Tubuh
Selama ini sembarang makanan masuk dalam tubuh, misalnya junk food, makanan bersantan atau minuman bersoda dalam waktu yang tidak pasti.
Pola makan seperti itu membuat tubuh jadi tidak sempat mencerna makanan dengan semestinya. Ketika berpuasa, asupan makanan yang masuk ke tubuh berhenti untuk sementara waktu. Di waktu itulah tubuh dapat mengatur ulang sistem kerjanya seperti sedia kala.
E. Meningkatkan Fungsi Otak
Lapar dan haus pada saat berpuasa justru memicu pertumbuhan neuron (sel saraf) baru di otak. Oleh karena itu, dapat membantu meningkatkan fungsi otak, termasuk melindungi otak dari risiko Penyakit Alzheimer dan Parkinson. Puasa selama sebulan penuh juga dapat membentuk jalur jaringan baru di otak yang berkontribusi pada perkembangan biologis, psikologis, dan fungsional.
Manfaat-manfaat tersebut telah dijelaskan oleh Allah SwT sebagaimana dalam firman-Nya,
وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
...dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Al-Baqarah [2]: 184)
Dengan beberpa pedoman di atas jelaslah bahwa Al-Qur’an sangat memperhatikan masalah kesehatan. Wallahu A’lam.