Para Rasul sebagai Uswah

Publish

20 September 2023

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
827
sumber gambar: pixabay.com

sumber gambar: pixabay.com

Oleh: Donny Syofyan

Para Nabi dan Rasul adalah uswah (teladan atau panutan) yang baik bagi kita. Artinya bahwa para Nabi dan Rasul yang diungkapkan dalam Al-Qur’an terbukti sebagai orang-orang yang menegakkan keadilan, kebenaran, dan kejujuran. Mereka memiliki karakter yang baik. Itu membuat kita ingin mengikuti mereka, bercita-cita untuk menjadi seperti mereka. Meskipun kita tidak mungkin sampai pada derajat mereka, mereka adalah sumber ideal yang tegak kokoh di hadapan kita. Mereka menginspirasi kita untuk menjadi orang yang lebih baik dan membuat dunia menjadi tempat yang juga lebih baik.

Kita sadar bahwa ada banyak agama dan kepercayaan sekarang. Seperti yang kita ketahui, setiap agama biasanya memiliki orang-orang suci, para santo, pahlawan, Nabi, dan tokoh-tokoh untuk diikuti. Tetapi kita sering menemukan bahwa banyak dari figur-figur ini sulit dipedomani hari ini. Bahkan kadang-kadang kita menemukan perilaku mereka justru mengerikan alih-alih menginspirasi.

Ambil contoh, dalam kitab suci agama tertentu disebutkan bahwa Nuh suka mabuk dan putrinya tergila-gila dengan banyak laki-lak dan berhubungan seksual dengan mereka. Sosok Ibrahim dikatakan suka berbohong, dan ini menyebabkannya kaya. Putranya juga dikisahkan menceritakan kebohongan yang sama. Lalu ada sosok Daud, seorang raja. Dalam kitab suci tersebut dia berkonspirasi untuk membunuh panglimanya, sementara pada saat yang sama dia melakukan perzinahan dengan istri pria itu. Daud menyiasati agar pria itu terbunuh sehingga dia bisa mengambil istri panglima itu sebagai istrinya sepenuhnya. Lalu, bagaimana kita menilai cerita ini? Menginspirasi atau mengerikan? Kebanyakan orang menilai ini bukanlah kisah yang inspiratif apatah lagi mulia. Sulit bagi kita untuk mengikuti para Nabi dan tokoh demikian pada hari ini.

Saat ini anak-anak muda memandang selebritas semagai model bagi mereka. Mereka ingin seperti mereka: sisir rambut, cara berjalan, berbicara, bernyanyi, menari dan lain-lain. Mereka mencari sosok yang menginspirasi atau model sebagai panutan. Mereka ingin menjadi orang yang lebih baik, tetapi mereka memilih selebritas sebagai figur yang perlu diikuti dan ditiru.

Islam menghadirkan jalan keluar yang lebih elegan. Kita akan mendapati bahwa Al-Qur’an menyuguhkan kisah para Nabi dan Rasul Allah sebagai panutan yang baik untuk diikuti. Kita tidak harus mengikuti selebritas atau membebani pikiran kita dengan kisah-kisah yang mengerikan itu. Dalam Al-Qur’an, Nuh bukanlah orang yang suka mabuk, melainkan penyeru kepada keimanan kepada Tuhan, seorang Nabi Allah yang baik yang berjuang selama ratusan tahun. Terlepas dari oposisi umatnya, Nuh mengajak umatnya kepada jalan yang benar seperti yang Allah wahyukan kepadanya.

Hal yang sama juga terekam dalam ketokohan Ibrahim. Kita melihat bahwa Ibraham dan putranya Ismail adalah orang-orang yang jujur. Mereka adalah panutan yang baik. Al-Qur’an melukiskan Ibrahim pribadi yang lurus dan bukan seorang penyembah berhala. Dia mendakwahkan monoteisme sejati. Ibrahim mengajak kepada keyakinan kepada Allah Yang esa yang merupakan salah satu ajaran utama dan khas Islam. Bagaimana dengan sosok Daud? Daud ditunjukkan dalam Al-Qur’an sebagai seorang Nabi. Dia bersama dengan putranya Sulaiman dinyatakan Al-Qur’an sebagai pembawa obor keadilan dan kebijaksanaan. Mereka memerintah dengan keadilan dan dianugerahi kebijaksanaan oleh Allah. Jadi keduanya adalah sumber teladan untuk ditiru atau diikuti.

Isa ditampilkan dalam Al-Qur’an sebagai Nabi yang terkenal suka beribadah dan beramal. Seluruh hidupnya terbukti dipenuhi dengan ibadah, doa dan amal. Dengan kata-katanya sendiri, dalam Al-Qur’an, dia berbakti kepada ibunya dan tidak pernah durhaka. Jadi rasa hormat yang Isa miliki terhadap ibunya adalah sesuatu yang dapat diwariskan kepada para pemuda Muslim saat ini dan para pemuda secara lebih umum. Nabi Isa adalah panutan universal baik untuk ditiru.

Dalam Islam, para Rasul dan Nabi merupakan panutan yang baik untuk ditiru, dicontoh dan diikuti. Dengan melakukan itu, kita menjadi orang yang lebih baik. Dengan mengikuti Nabi Nuh, kita didorong mendakwahkan pesan-pesan Allah dengan cara yang bisa meyakinkan dan menghormati orang lain. Tetapi pada saat yang sama tak gagap berdiri bahwa kebenaran ini datangnya dari Allah. Dengan meneladani Nabi Ibraham, kita ingin tetap tegak dan jujur. Kita tetap berpegang pada monoteisme. Kita ingin bersikap jujur seperti beliau dan putranya, Nabi Ismail.

Mengikuti Nabi Daud adalah dengan cara menegakkan keadilan dan kebijaksanaan. Keduanya sangat dibutuhkan di dunia saat ini. Kita melihat dunia sekarang terkoyak oleh kekerasan. Satu negara menyerang negara lain dalam perang yang tidak masuk akal dan berlarut-larut. Kita berharap dunia akan diperintah oleh orang-orang yang memberlakukan keadilan, yang diberi kebijaksanaan oleh Tuhan. Dengan mencontoh Nabi Isa sebagai panutan, kita dapat menjadi hamba yang tidak melupakan pentingnya untuk beribadah, berdoa dan suka beramal. Nabi Isa sangat berbakti dan tidak pernah mendurhakai ibunya, Maryam. Bagi para pemuda yang hendak meneladani akhlak Nabi Isa, maka jangan sekali-kali menantang dan bersikap kasar kepada orang tua secara umum dan ibu khususnya.

Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

IMM: Membaca, Bukan Hanya Bicara Oleh: Fathan Faris Saputro (Penulis buku Luwesitas IMM) Di era di....

Suara Muhammadiyah

23 April 2024

Wawasan

Refleksi 116 Tahun Kebangkitan Nasional Oleh: Rumini Zulfikar, Penasehat PRM Troketon "Masa Depan ....

Suara Muhammadiyah

20 May 2024

Wawasan

Pentingnya Dakwah Komunitas di Era Modern Oleh: Rumini Zulfikar, Penasehat PRM Troketon "Mengajak ....

Suara Muhammadiyah

1 September 2024

Wawasan

Penciptaan Langit dan Bumi Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Say....

Suara Muhammadiyah

15 July 2024

Wawasan

Membangun Tradisi Membaca Dan Menulis Oleh: M. Husnaini, S.Pd.I., M.Pd.I., Ph.D. Menulis, Harus Di....

Suara Muhammadiyah

12 October 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah