Pawon dalam Tradisi Jawa

Publish

25 June 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
49
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Pawon dalam Tradisi Jawa

Oleh: Rumini Zulfikar, Penasehat PRM Troketon

 

"Di balik tidak diperhitungkan karena lokasi yang paling ujung atau paling belakang, sebuah peradaban kadang lahir dari sebuah Pawon atau dapur."

Sehabis salat Isya, penulis (Mbah Nini) kedatangan dua orang tamu. Dikarenakan ada hal sangat penting dan privasi, diperlukan tempat yang sepi, aman, nyaman, jauh dari jangkauan orang yang melihat dan mendengarkan. Lantas Semar mengajak kedua tamu tersebut langsung menuju ke Pawon (dapur). Sambil menikmati teh hangat dan nyakmian (snack kecil), kepel dan kue, kami bertiga ngobrol santai.

Bahkan penulis sendiri, dalam hal-hal tertentu—entah ngobrol dengan anak, istri—sering ngobrol di Pawon dalam suasana santai.

Pawon (bahasa Jawa) dalam bahasa Indonesia adalah dapur, yang merupakan bagian atau komponen dalam sebuah rumah. Jika kita berbicara bagian dalam sebuah rumah, di situ ada teras rumah, ada ruang tamu, kamar tidur, ruang makan, musala rumah, dapur (Pawon Jawa), dan kamar mandi.

Pawon (dapur) memang posisinya berada di paling ujung atau paling belakang dari bagian rumah itu sendiri. Dalam beberapa literatur disebutkan setidaknya ada lima poin makna filosofi Pawon atau dapur tersebut.

Pawon atau dapur mempunyai peran dan fungsi dalam kehidupan manusia di dunia ini. Selain fungsinya sebagai tempat memasak dan mempersiapkan masakan dalam satu keluarga, Pawon atau dapur juga mempunyai makna filosofis dalam budaya Jawa.

Lima Filosofi Pawon (Dapur)

Pertama, Pawon sebagai pusat kehidupan, yaitu bahwa dari Pawon (dapur) lah semua dipersiapkan.

Kedua, kebersamaan dan gotong royong. Maksudnya adalah ketika sang pemilik rumah memasak, dari situlah ada aktivitas kebersamaan atau saling membantu (gotong royong), baik suami, istri, anak-anak, untuk mempersiapkan makanan, minuman, mencuci, dan lain sebagainya.

Ketiga, Pawon merupakan sumber kekuatan tersembunyi. Kita menyadari bahwa dalam hal-hal urusan yang sangat penting bahkan genting (darurat)—entah itu urusan dalam lingkup terkecil maupun skala besar (bangsa dan negara)—konsep dimatangkan, strategi diatur, dan rencana dieksekusi dari Pawon atau dapurlah. Memberikan kekuatan, energi, keuletan yang tersembunyi dan senyap.

Keempat, Pawon menjadi tempat kelahiran dan pertumbuhan. Maksudnya adalah dari Pawon lah orang tua mempersiapkan makanan untuk anak-anaknya. Sehingga dari asupan makanan tersebut seorang anak akan tumbuh baik secara fisik maupun nonfisik.

Kelima, Pawon sebagai ruang sosial. Dari Pawon akan muncul interaksi satu sama lain, baik dalam urusan mempersiapkan makanan, makan bersama, ngobrol santai bersama keluarga, bahkan kadang orang tua bisa menasehati anak-anaknya dalam suasana makan bersama di Pawon.

Itulah makna secara filosofi dalam budaya Jawa yang begitu mendalam.

Sehingga ibarat kata sebuah makanan atau pertunjukan dalam ketoprak, film, drama, dan bahkan dalam urusan politik, bangsa, dan negara serta lainnya—semua yang ada di atas panggung tersebut diawali dari polesan, ramuan/racikan dan masakan dari Pawon (dapur) yang sunyi senyap tapi bisa mengubah segalanya.

Jika racikannya pas, sesuai resep, maka akan menjadi hidangan yang siap saji dan mantap, bikin ketagihan. Tapi sebaliknya, jika tidak sesuai takaran maka rasanya hambar dan bagi yang mencicipinya tidak bernafsu makan.

Seperti dalam hal urusan manusia, jika dalam menangani problem manusia dilakukan dengan baik dan rapi, maka akan mendapatkan hasil yang maksimal. Akan tetapi jika ditangani secara acak-acakan, maka hasilnya pun tidak baik.

Itulah makna filosofi, walaupun Pawon kadang berkonotasi jorok, kotor karena debu, tapi Pawon menjadi bagian sumber energi/kekuatan yang dahsyat dan tidak bisa dipandang sebelah mata.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Oleh: Afghan Azka Falah, Mahasiswa Magister Bioetika UGM Bioetika adalah disiplin ilmu yang mengkaj....

Suara Muhammadiyah

2 December 2024

Wawasan

Iktikaf, Masa Lalu dan Masa Kini Oleh: Al-Faiz MR Tarman, Dosen Universitas Muhammadiyah Klaten Ap....

Suara Muhammadiyah

5 April 2024

Wawasan

Mengarungi Kecenderungan Tafsir Klasik Al-Qur`an (2) Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Buday....

Suara Muhammadiyah

29 May 2024

Wawasan

Oleh: Dr. Nasrullah, M.Pd Tanggal 27 Rajab diperingati umat Islam sebagai hari Isra Miraj. Hari di ....

Suara Muhammadiyah

14 February 2024

Wawasan

Menelusuri Masjid Imam Lapeo, Simbol Keislaman dan Warisan Spritual di Tanah Mandar Oleh : Haidir F....

Suara Muhammadiyah

30 March 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah