TAKALAR, Suara Muhammadiyah - Muhammadiyah Daerah Takalar kini sedang merintis pembangunan pondok pesantren yang diberi nama, Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Polombangkeng Selatan.
Pendirian pesantren ini telah menjadi salah satu target dari pengurus Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Takalar periode 2022-2027.
Saat PDM Takalar melakukan pembebasan lahan seluas 3200 meter persegi dan pembebasan lahan akan dilakukan dengan menggerakkan semua potensi dan unsur yang dalam dalam persyarikatan.
Demikian ditegaskan Ketua PDM Takalar, Dr. H. Islahuddin Thahir,M.Pd. kepada media Selasa sore 27 Maret 2024.
Dijelaskan, pihak panitia pembangunan pondok pesantren itu dan PDM Takalar akan menggelar kegiatan peletakan batu pertama pembangunan sekaligus melelang kepada para anggota dan simpatisan persyarikatan, katanya.
Saat ini PDM Takalar membina 11 Cabang Muhammadiyah dan cabang-cabang Muhammadiyah tersebut telah selesai menggelar musyawarah cabang.
Cabang Muhammadiyah tersebut yakni; Bajeng; Salaka; Polongbangken; Polongbangkeng Selatan; Sanrobone; Lengkese; Topejawa; Bontocinde; Galesong Selatan; Galesong Utara; Parangbambe.
Selama bulan puasa Ramadhan 1445 H, para PDM Takalar melakukan kegiatan Rihlah Dakwah ke 11 cabang Muhammadiyah, selain menyebarkan dakwah dan syiar persyarikatan pada sisi lain sekaligus melakukan konsolidasi organisasi agar mampu mencapai dan melaksanakan program kerja yang telah disepakati.
Para PDM Takalar yang berjumlah 13 personil juga bertekad untuk melakukan konsolidasi dan menggerakkan ranting-ranting Muhammadiyah yang menyebar di seluruh pelosok Takalar.
Ketiga belas personil PDM Takalar itu adalah, H. Islahudin Tahir; Misbah Habsyi: Pathuddin M Asrul; Amaluddin Taka; Basuki Rahmat; Azhari Rahim Ewa; Syahrul Husain; H. Afrizal; Sadri Kahar Muang; Hasbi Haris; Syamsuddin Baya; Rahim Erang; H. Amri Siallu.
Konsolidasi dan menggerakkan ranting ranting juga jadi salah satu prioritas para pimpinan agar ranting yang sudah ada dapat lebih dinamis melakukan pergerakan dengan kegiatan pengajian dan pengkajian.
Salah satu program yang akan dilaksanakan adalah penulisan sejarah jejak kehadiran Muhammadiyah di Takalar. Penulisan sejarah ini mendesak dilakukan karena sejumlah pelaku pada masanya semakin hari makin berkurang karena faktor usia. (yahya)