YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Pesantren Mahasiswa K.H. Ahmad Dahlan (PERSADA) UAD menyelenggarakan kegiatan berupa pembekalan santri terkait ibadah praktis. Kegiatan ini diharuskan semua santri PERSADA UAD untuk mengikuti pembekalan tersebut. Mengingat jumlah santri pada tahun 2023/2024 ini yang cukup banyak dan pembagian kelas antara santri prodi Kedokteran dan non-Kedokteran meliputi reguler dan beasiswa, maka Jum’at (06/10) pembekalan tersebut diselenggarakan di dua tempat dengan narasumber dua orang juga.
Ustadz Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H. selaku Kabid SDM dan Kurikulum PERSADA, juga Kepala Pusat Tarjih Muhammadiyah UAD, menjadi narasumber untuk para santri kedokteran, pada waktu Jum’at Pagi di Masjid Islamic Center UAD. Kemudian, untuk santri non kedokteran disampaikan oleh Dekan FAI UAD juga anggota MTT PP Muhammadiyah yaitu Ustadz Dr. H.Nur Kholis, S.Ag., M.Ag. pada waktu malam setelah isya di Amphiteater lantai 7 Gedung Fakultas Kedokteran.
Pembekalan ini agar memahamkan para santri PERSADA terkait tuntunan ibadah dari mulai dari praktik tatacara wudhu, shalat, tayamum dan lainnya sesuai dengan Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Muhammadiyah. Sebelum hal itu, pemaeri menyampaikan definisi ibadah yang sesungguhnya itu, agar tidak hanya praktik saja yang mereka ketahui tetapi juga teori terkait ibadah santri harus mengetahuinya juga.
Definisi ibadah yaitu mendekatkan diri kepada Allah dengan mengetahui cara ibadahnya agar diterima oleh Allah SWT.
“Karena pentingnya materi ini, karena ini berkaitan dengan bagaimana kita mendekatkan diri kepada Allah maka, ini menjadi wajib. Belajar ibadah itu wajib, sehingga apabia seseorang itu tidak memiliki ilmunya maka bisa jadi apa yang kita lakukan itu sia-sia karena tidak tahu caranya,” tegas ustadz Budi.
Selanjutnya, setelah mengetahui ilmunya, ibadah itu adalah praktis. praktis itu kata sifat yang artinya berdasarkan praktik, Sehingga pembekalan ini adalah 80 % praktik bukan berdebat mengenai dalilnya. Adapun dalilnya tetap disebutkan akan tetapi tidak banyak karena ini merupakan ibadah praktis. Kemudian mudah dan senang memakainya yaitu jalannya itu mudah dan caranya itu gampang.
Dengan adanya kegiatan pembekalan kepada santri mengenai tuntunan ibadah praktis ini, bagi ustad budi bertujuan supaya santri mengetahui tata cara wudhu, shalat, tayamum yang sesuai dengan al-quran dan as-sunnah yang perlu diseragamkan karena dalam satu naungan yaitu Muhammadiyah.
Dia juga mengibaratkan hal ini dengan bagaimana cara makan yang baik dan benar seperti makan itu lebih berdoa atau tidak berdoa. “Karena makan itu lebih baik berdoa, maka kita akan memilih berdoa sebelum makan, suapaya setan tidak ikut gabung dengan kita. Dari sini kita tau bahwa dari sini kita berusaha mencari sesuatu yang lebih baik. Oleh karena itu, dalam beribadah kita harus mengikuti dengan baik supaya ibadah kita itu tidak taqlid buta yaitu hanya ikut-ikutan saja dan tidak mengerti caranya,” tutup ustadz Budi. (Dany Andana)