Pembimbing Rohani: Bekerja sebagai Ibadah, Ihsan dalam Pelayanan
Oleh: Muhammad Fitriani, SH.I, Pembimbing Rohani (Binroh) RS PKU Muhammadiyah Palangkaraya
Sebagian besar orang yang sedang sakit seringkali akan mengalami timbulnya guncangan pada mental dan jiwanya karena penyakit yang diderita. Pasien yang mengalami kondisi tersebut sangat memerlukan bantuan spiritual yang dapat menimbulkan rasa optimis dan selalu sabar dalam menghadapi cobaan dari Allah SWT. Karenanya, adanya pelayanan pembinaan rohani bagi kesembuhan pasien di rumah sakit adalah hal yang penting.
Manusia adalah ciptaan Allah SWT yang paling indah, tinggi derajatnya dibandingkan dengan mahluk Allah SWT yang lain. Karena manusia diberi kelebihan berupa akal dan pikiran agar dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk. Sesuai dengan tujuan penciptaannya tersebut, maka tinjauan tentang hakikat manusia dengan berbagai dimensi kemanusiaannya, potensinya, dan permasalahannya menjadi titik tolak bagi pentingnya kegiatan bimbingan dan keagamaan bagi manusia. Dimana salah satu dari tujuan bimbingan dan keagamaan adalah untuk memelihara dan mencapai kesehatan mental dan spritual.
Pada dasarnya manusia menginginkan dirinya sehat, baik jasmani maupun rohani. Allah menurunkan Al-Qur’an yang di dalamnya ada petunjuk dalam pengobatan terhadap penyakit yang menjangkit pada diri manusia baik fisik maupun psikis, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 82 yang artinya, “Dan kami turunkan dari Al-Qur‘an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur‘an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”.
Dan ketika manusia sakit, dijelaskan dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah dan Abu Said, keduanya mendengarkan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, yang artinya, “Tidak seorang mukmin pun yang ditimpa suatu cobaan, derita, penyakit, kesedihan, bahkan keraguan yang datang menerpanya kecuali Allah hapuskan darinya semua kesalahannya”.
Namun dalam kenyataannya, sebagian besar orang yang menderita sakit tidak bisa menerima keadaannya. Dalam kondisi seperti ini mereka menghadapi dilema di luar kemampuannya. Seperti, perasaan cemas, marah, tidak percaya diri dan mudah putus asa, dengan kondisi semacam itu, maka perlu adanya bimbingan keagamaan bagi pasien di rumah sakit dengan tujuan agar pasien mendapatkan keikhlasan, kesabaran, ketenangan, dan dapat memotivasi kesembuhannya.
Apalagi rumah sakit menjadi salah satu latar kehidupan manusia di masyarakat, di mana khususnya pasien rawat inap, terutama yang menderita penyakit kronis biasa mengalami kecemasan, ketakutan, kesedihan, bahkan putus asa dalam menghadapi penyakit yang dideritanya.
Di situlah peran seorang pembimbing rohani sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan medis bagi kesembuhan pasien. Sebagaimana Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk saling menasihati dalam kesabaran sehingga mampu bersabar dalam menghadapi segala musibah yang menghadangnya, baik itu ujian, cobaan, ataupun peringatan dari Allah SWT.
“Karena seseorang sabar, maka Allah akan menampakkan kebaikannya, dengan tujuan agar selanjutnya manusia bisa memahami kemaslahatan yang tersembunyi di balik takdir yang telah ditetapkan” Ujarnya.
Bentuk pelayanan rohani ini menitik beratkan kepada pasien bahwa kesembuhan dan kesehatan adalah rahmat serta kekuasaan Allah. Menyadari hal tersebut, seharusnya seluruh layanan RS, khususnya RS yang mempunyai pelayanan rohani perlu memberikan dua bentuk pelayanan, yaitu pertama adalah pelayanan aspek fisik yang meliputi perawatan dan pengobatan (medik). Dan kedua, pelayanan aspek nonfisik, yaitu rohani dalam bentuk santunan agama (spiritual).
Kedua bentuk layanan tersebut harus dikerjakan secara terpadu (holistik) agar diperoleh hasil yang baik yaitu menolong dan membina manusia seutuhnya dengan fitrahnya. Santunan spiritual di sini didasarkan atas seruan agama bahwa tiap-tiap muslim itu terbebani kewajiban menyampaikan ajaran agamanya (berdakwah) dengan tujuan:
Pertama. Kejernihan pikiran, ketentraman hati dan mencapai rileks total karena adanya sikap ikhlas, pasrah dan tawakal kepada Allah maha penyembuh dan penuh kasih sayang.
Kedua. Ikut serta memecahkan dan meringankan problem kejiwaan (trauma, Stress, Fobia, dan kondisi mental/emosi negatif lainnya serta spritual negatif yang menghambat proses penyembuhan.
Ketiga, Memberikan pengertian dan bimbingan penderita dalam melaksanakan kewajiban keagamaan harian yang harus dikerjakan dalam batas kemampuannya.
Empat, Serta dapat memotivasi kesembuhan pasien, yaitu dengan maksud membangun kedekatan manusia (pasien) dengan Allah SWT sebagai sang pencipta dan tempat manusia kembali, sehingga keimanan dan ketaqwaan pasien semakin terbina dengan baik, maka bila sembuh pasien akan bersyukur kepada Allah dengan semakin dekat Allah SWT dan semakin sayang pada keluarganya dan bila meninggal dalam keadaan husnul khotimah.
Berdasarkan tujuan di atas, maka diharapkan para pembimbing rohani bisa membimbing pasien dengan diniatkan semata-mata untuk mengabdikan diri, mengabdi kepada Allah dan mencari keridhaan-Nya, Dengan demikian, visi bimbingan rohani Islam yang merupakan salah satu bentuk pelayanan yang diberikan kepada pasien agar mendapatkan keikhlasan dan kesabaran dalam menghadapi cobaan dapat teratasi serta dapat memotivasi kesembuhan pasien itu sendiri.
Jadi, yang harus diperhatikan oleh rumah sakit dalam memberikan pelayanan dan pengobatan kepada pasien selain melalui diagnose obat oleh dokter juga harus diberikan nasihat dan pengarahan kepada pasien untuk selalu sabar dan ikhlas dalam menerima cobaan dari Allah SWT agar dapat mengamalkan ajaran agama dan menjadi lebih dekat dengan Allah SWT sehingga dapat terwujud bekerja sebagai ibadah, Ihsan dalam Pelayanan.
Pengertian bimbingan rohani Islam bagi pasien yang dimaksud ini pun memiliki makna yang luas, menyangkut semua aspek kehidupan manusia. Tak hanya bagi pasien, tetapi juga keluarganya dalam bentuk pemberian motivasi agar tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan, dengan memberikan tuntunan do’a, cara bersuci, shalat, dan amalan ibadah lainya yang dilakukan dalam keadaan sakit.
Dengan adanya layanan rohani dalam bentuk sentuhan keagamaan yang dilakukan oleh petugas rohani, pasien diharapkan dapat merasa lebih damai, tentram, lebih sabar dalam menghadapi sakitnya, dan dapat termotivasi untuk sembuh kembali.