Pemimpin Berkemajuan

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
61
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Pemimpin Berkemajuan

Penulis: Iu Rusliana, Penulis adalah dosen Program MM Uhamka Jakarta, Sekretaris PW Muhammadiyah Jawa Barat

Setiap pimpinan ingin memajukan. Begitulah kata-kata manis diucapkan bahkan dipidatokan. Walau kadang-kadang kepentingan pribadi lebih menonjol daripada organisasi. Rasa ingin dihormati lebih kuat daripada menghormati dan bersikap biasa-biasa saja. Tentu saja, wajar jika kita ingin dihargai sebagaimana amanah yang sedang dijalankan. Namun, tidak perlu berlebihan, apalagi gila kehormatan. Mesti diingat, kita memimpin itu paling lama sepuluh atau lima belas tahun. Itu pun jika Allah Yang Mahakuasa memberi usia panjang dan kesehatan. 

Mesti disadari, tidak semua anak buah yang dipimpin menyukai kita. Boleh jadi banyak yang kecewa. Menunggu momen Anda terpeleset dan bersorak-sorailah. Jikapun tidak demikian, banyak pula yang mungkin menganggap Anda tidak layak dihargai. Tidak lebih pandai, tidak segolongan, tidak punya kapasitas, dan berbagai penilaian negatif lainnya. 

Tidak perlu risau saat direndahkan, tidak dianggap, atau kurang dihormati. Apalagi kalau Anda orang muda, baru, dan dianggap tak berpengalaman. Biarkan waktu yang menjawab setiap penilaian. Belajarlah dengan cepat, bekerja keraslah, dan teruslah meningkatkan kualitas layanan terbaik dengan ihlas. 

Bagi pembenci Anda, sebaik apa pun melalukan banyak hal, tetap saja selalu ada kekurangan. Mereka yang menganggap Anda belum layak atau bahkan tidak pantas, tidak akan memberikan ruang hormat sampai Anda benar-benar hebat di mata mereka. Tentu saja, tugas kita bukan memberikan pembuktian. Apalagi berfokus untuk menjawab mereka. 

Tugas kita memberikan yang terbaik, belajar terus, dan bertumbuh. Biarkan mereka yang merendahkan dan meragukan kaget dengan segala pencapaian. Jangan habiskan energi dan pikiran pada hal yang tidak penting hanya karena ingin terlihat baik. Penilaian jujur akan datang dengan penuh penghormatan. Tidak perlu menunggu, teruslah berproses alamiah saja.

Fokuslah pada aspirasi semua pemangku kepentingan berdasarkan belanja masalah yang telah dilakukan. Orientasikan semua daya upaya untuk memenuhi aspirasi dan mandat. Visi, misi, dan target organisasi menjadi tujuan utama. Abaikan sang penilai, pengkritik, pembenci, dan menganggap kita lemah tak berdaya. Anda tidak hidup untuk mereka. Kita hadir, memimpin, dan melayani pemangku kepentingan yang ingin dibersamai. Bagi mereka yang tidak mau, jangan ambil pusing, apalagi Anda jadi baper. 

Jangan memimpin di bawah bayang-bayang rasa inferior jika dibandingkan dengan pihak lain. Merasa tak berdaya karena sering dikecilkan. Teruslah belajar, layani sepenuh hati, dan bekerja keraslah untuk memberikan dampak kemanfaatan. Anda boleh jadi bukan siapa-siapa, tetapi ketulusan Anda yang membuat segalanya menjadi terbaik.  

Termasuk menghadapi para senior yang lupa untuk menjaga jarak. Mesti diingat, post power syndrome itu kerap terjadi kepada mereka para mantan yang tak siap dengan kenyataan. Sikap psikologis yang tidak sehat. Selalu merasa di eranya, padahal zaman telah berubah. Kepemimpinan juga sudah bukan periodenya. Malas berdiri dan menjaga jarak, membimbing para junior tampil bekerja keras. Lebih senang cawe-cawe, membuat para junior rikuh, serba-salah, dan bingung melangkah. Begini dan begitu jadinya selalu salah. Padahal, situasi dan kondisi telah berubah. Sementara pandangan dan pendekatan kerap status quo, tidak kontekstual, dan kurang aktual. Akhirnya, diagnosis dan resep kebijakan selalu ketinggalan zaman.  

Tentu saja, selain tantangan dari pihak lain, tak kalah berat itu dari dalam. Godaan kekuasaan itu kewenangan dan fasilitasnya. Jika tidak bisa menahan diri, akan berlebihan, memunculkan keserakahan. Untuk membatasinya, kita harus menyusun dan melaksanakan kaidah, aturan, Standar Operasional Prosedur, dan pedoman organisasi lainnya. Jika tidak demikian, keinginan itu tidak akan pernah ada batas dan puasnya. Apalagi jika itu keinginan yang sedang berkuasa. Akan menyulitkan staf di bawah kita untuk melaksanakannya. Abuse of power mungkin terjadi, perlahan kita terperosok jatuh pada kekeliruan, bahkan kejahatan terstruktur, naudzubillaah. 

Menjalankan organisasi dengan sistem, itulah cara teraman. Tidur nyenyak karena tidak ada rasa takut dan khawatir. Semuanya dijalankan berdasarkan aturan, hasil rapat, dan kesepakatan di atas meja. Kalau ada yang tidak puas, terus mengkritik karena tidak nyaman, terganggu kepentingannya, sekali-kali dengarkan untuk perbaikan. Namun, tidak harus berfokus pada kritik karena hidup kita bukan untuk mengikuti mereka. Hidup organisasi dijalankan berdasarkan visi dan rencana strategis yang telah ditetapkan.  

Lebih utama lagi, praktik baik harus terus diterapkan dan diwariskan. Mari meninggalkan legacy kebijakan dan kabajikan. Itulah tindakan paling bermakna dari kepemimpinan. Manusia boleh berganti, tetapi saat sistem baik dilaksanakan, maka kemajuan akan terus dipertahankan bahkan diakselerasikan. Itulah makna sejati pemimpin berkemajuan. Wallaahua’alam. 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Suluh Bangsa Oleh: Saidun Derani Mukaddimah Makna suluh adalah alat penerang seperti obor, lampu,....

Suara Muhammadiyah

26 February 2025

Wawasan

Mengapa Aturan Islam Terasa Banyak? (Bagian 2) Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Univ....

Suara Muhammadiyah

3 November 2025

Wawasan

Menyuburkan Semangat Cinta Negeri  Oleh: Amalia Irfani, Dosen IAIN Pontianak, Sekretaris LPP P....

Suara Muhammadiyah

14 August 2024

Wawasan

Pesan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Peringatan Harkitnas 2024 Oleh: Mohammad Fakhrudi....

Suara Muhammadiyah

15 May 2025

Wawasan

Urgensitas dan Metode Internalisasi Keislaman dalam Pelajaran Sains  Oleh: Tito Yuwono, Ph.D, ....

Suara Muhammadiyah

29 October 2025