Peneliti Unmuha Adakan FGD Terkait Pariwisata Sabang yang Berkelanjutan

Publish

18 September 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
136
Dok. Istimewa

Dok. Istimewa

SABANG, Suara Muhammadiyah – Lima peneliti dari Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha) menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD) di Museum Kota Sabang pada Selasa, (17/9) untuk memaparkan hasil penelitian mereka yang bertajuk Sustainable Tourism dan Cultural Preservation: Insights from Coastal Tourism on SabangWeh Island. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan di Sabang.

Sebelum FGD dilaksanakan, tim peneliti telah mengumpulkan data dari wisatawan baik lokal maupun mancanegara, karyawan, dan masyarakat lokal di sekitar Casa Nemo Beach Resort serta Aceh Heritage Village pada Jumat-Ahad, 19-21 Juli 2024 lalu. Penelitian ini difokuskan pada konsep pariwisata berkelanjutan yang mengedepankan pelestarian budaya dan lingkungan.

Tim peneliti yang terlibat terdiri dari Mimiasri, SE., MM, Dosen Fakultas Ekonomi, Winda Putri Diah Restya, SPsi., MA, Syarifah Zainab, SPsi., MSi, Dosen Fakultas Psikologi, serta dua mahasiswa Fakultas Psikologi Unmuha, Rizky Alfarizy dan Muhammad Fihal Haqqani Siregar.

Dalam FGD ini, Kepala Dinas Pariwisata Kota Sabang, Syamsurizal, SPd juga hadir dan memberikan materi dengan topik "Membangun Masa Depan Sabang melalui Konsep Pariwisata Berkelanjutan dan Berwawasan Budaya." Selain itu, Iskandar Azzukhruf, General Manager Casa Nemo Beach Resort memaparkan tantangan dan peluang dalam sinergi antara pariwisata berkelanjutan dan pelestarian budaya di Sabang.

Kegiatan ini turut melibatkan 25 perwakilan stakeholder dibidang perhotelan, pemerhati budaya, serta LSM lokal yang bergerak di bidang kelestarian lingkungan. Mimiasri, ketua tim peneliti, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung penelitian ini, khususnya Dinas Pariwisata Kota Sabang dan Casa Nemo Beach Resort.

Ia juga mengungkapkan beberapa temuan penting dari penelitian, seperti praktik pelestarian budaya di Casa Nemo Beach Resort, yang meliputi perawatan rumah panggung Aceh, pendirian sanggar tari Aceh, serta pertunjukan musik live dengan nuansa budaya Aceh.

Dari sisi lingkungan, Casa Nemo menerapkan sejumlah inisiatif, seperti pengolahan sampah menjadi kompos, penggunaan plastik yang dapat terurai, serta pelestarian hutan di sekitar resort. 

Temuan sementara menunjukkan bahwa praktik berkelanjutan ini mendapat respons positif tidak hanya dari karyawan dan masyarakat sekitar, tetapi juga meninggalkan kesan mendalam pada wisatawan. Sebagian besar wisatawan bahkan mengaku ingin kembali ke Sabang.

"Harapan kami, praktik-praktik baik ini tidak hanya diterapkan di Casa Nemo, tetapi juga di seluruh industri serupa, demi terwujudnya pariwisata Sabang yang berkelanjutan berbasis budaya dan kelestarian lingkungan," ujar Mimiasri. Penelitian ini didanai oleh hibah kompetisi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) tahun anggaran 2024. (Humas/Fab)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

Sosialisasi Pencegahan Stunting dan Tuberculosis pada Anak KUDUS, Suara Muhammadiyah - Dalam rangka....

Suara Muhammadiyah

19 November 2023

Berita

SOLO, Suara Muhammadiyah - Siswa SD Muhammadiyah 1 Solo, Jawa Tengah Baby Khumaira Surya berhasil me....

Suara Muhammadiyah

15 October 2023

Berita

PEKANBARU, Suara Muhammadiyah – Sekretaris Jenderal (Sekjend) World Zakat and Waqf Forum (WZWF....

Suara Muhammadiyah

15 November 2024

Berita

Kemenko PMK Bersama PP Muhammadiyah Membangun Generasi Peduli Lingkungan SAMARINDA, Suara Muhammadi....

Suara Muhammadiyah

12 August 2024

Berita

PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah - Sebagai respons proaktif terhadap bencana hidrometeorologi baru-bar....

Suara Muhammadiyah

2 April 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah