CIREBON, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) kembali meneguhkan komitmennya sebagai kampus yang menjunjung tinggi nilai religius sekaligus memperkuat solidaritas kelembagaan melalui kegiatan pengajian rutin yang digelar pada Senin, 29 September 2025.
Momentum kali ini terasa lebih istimewa karena bertepatan dengan peringatan milad ke-25 UMC, sebuah usia yang menandai perjalanan panjang dan kontribusi universitas dalam dunia pendidikan tinggi di tanah air.
Acara berlangsung khidmat di Aula Masjid Raya Universitas Muhammadiyah Cirebon, Jl. Fatahillah, Watubelah, Sumber, Cirebon. Kehangatan kebersamaan tercermin dari antusiasme sivitas akademika yang hadir lengkap bersama jajaran pimpinan universitas, mulai dari rektor, wakil rektor, dekan, hingga tenaga pendidik.
Pengajian kali ini menghadirkan atmosfer religius sekaligus momentum penting dalam menyatukan visi keilmuan dan keislaman di lingkungan UMC. Rektor UMC, Arif Nurudin, dalam sambutannya menekankan rasa syukur atas nikmat yang dianugerahkan Allah SWT sehingga universitas dapat terus berkembang hingga usia seperempat abad.
“Pengajian ini menjadi wahana penyegaran ruhani, sekaligus media untuk memperkokoh kebersamaan dan komitmen kita dalam menjalankan amanah di dunia pendidikan,” ungkapnya.
Arif kembali menegaskan bahwa pengajian bukan sekadar rutinitas spiritual, melainkan bagian dari strategi kelembagaan untuk memperkuat soliditas, menumbuhkan keikhlasan, serta menjaga profesionalisme di tengah tantangan pendidikan tinggi yang semakin kompleks.
Dr Agung Danarto, MAg., Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam tausiyahnya menyampaikan pesan mendalam tentang Islam sebagai pedoman hidup (way of life) yang universal dan menyeluruh. Ia menekankan tujuh karakter utama yang perlu melekat pada umat Muslim, yakni tauhid, adil, kemaslahatan, tanggung jawab, kebersamaan, kasih sayang atau kemanusiaan, serta kebijaksanaan.
Menurut Agung, karakter tersebut tidak hanya membentuk pribadi yang beriman, tetapi juga harus diimplementasikan dalam tata kelola organisasi pendidikan. Dengan begitu, universitas akan mampu melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berintegritas tinggi serta peka terhadap nilai kemanusiaan.
“Islam harus dipahami bukan sekadar ritual, tetapi juga spirit yang menjiwai aktivitas sehari-hari, termasuk dalam pengelolaan lembaga pendidikan. Ketujuh karakter utama ini adalah pondasi agar UMC mampu melangkah lebih maju dan tetap relevan dengan kebutuhan zaman,” tegas Agung dalam tausiyahnya.
Kegiatan tersebut turut dihadiri Wakil Rektor I UMC, Dr. Badawi, Wakil Rektor II, Dr. Dewi Nurdiyanti, dan Wakil Rektor III, Dr. Bagus Nurul Iman. Hadir pula Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat, Dr. Ahmad Dahlan, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Cirebon, Novan MM, jajaran Badan Pembina Harian (BPH) UMC seperti Prof. Mahmud dan Ir. Joko, serta para dekan, civitas akademika, dan tenaga kependidikan.
Pengajian dan milad kali ini menjadi ajang konsolidasi untuk memperkokoh sinergi antarstruktur dan memperjelas arah gerak universitas ke depan. Semangat milad ke-25 ini diharapkan mampu mendorong universitas untuk terus tumbuh, menjawab tantangan zaman, serta melahirkan generasi penerus bangsa yang unggul, berdaya saing, sekaligus berpegang teguh pada nilai keislaman. (umc/Riz)