Oleh: Muhammad Helmi Nurrohman
Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Dalam mewujudkan penerus bangsa yang berkarakter dan unggul, pentingnya pendidikan berkualitas menjadi pilar utama. Warisan pemikiran Buya Hamka menjelma sebagai panduan berharga dalam membentuk pribadi yang kokoh dan berintegritas. Dimana banyaknya kemerosotan dalam pembangunan karakter pada penerus bangsa ini, sehingga timbul kecemasan bagaimana kualitas para penerus bangsa ini?
Buya Hamka, sebagai seorang intelektual dan ulama besar Indonesia, telah meninggalkan warisan pemikiran yang memandang hal ini sebagai aspek krusial dalam memajukan masyarakat. Konsep-konsep yang diusung oleh Buya Hamka, serta pemaparan tentang betapa hal ini menjadi pondasi yang tak dapat digantikan dalam membentuk individu yang memiliki karakter, yang pada gilirannya menjadi pendorong positif bagi kelangsungan dan kemajuan bangsa.
Menurut Hamka, dalam bukunya pribadi hebat. Pribadi yang besar adalah pilar utama dalam membentuk kebangsaan, karena kebesaran pribadi menjadi landasan kuat yang menggerakkan kemajuan suatu bangsa. Sebaliknya, keteguhan bangsa merupakan faktor penting yang membentuk karakter pribadi, menciptakan kohesi sosial yang esensial untuk pertumbuhan bersama.
Bisa di lihat, bahwa seberapa crusial sebuah pendidikan karakter untuk kemajuan sebuah bangsa atau negara. lalu apakah hanya pemuda saja yang harus mendapatkan pendidikan karakter dan akhlak untuk kemajuan sebuah bangsa? Tentu tidak, ada beberapa elemen seperti orang tua dan guru, yang harus sudah lepas dari penjajahan jiwa dan pemikiran kolot yang ditanamkan pada masa penjajahan sehingga menimbulkan banyaknya karakter pribadi orang tua dan guru kita, yang tidak berani berbeda dengan pendapat umum, berpikir dengan pikiran orang lain, tidak sanggupnya menyatakan pendirian sendiri. Secara tidak langsung tersampaikan kepada penerus bangsa kita ini.
Oleh karena itu, kita tidak hanya dapat mengandalkan sistem pendidikan tradisional. Selain itu, kita harus mengedepankan sistem pendidikan yang menekankan kemampuan berpikir dan berkerja. Kemampuan untuk merumuskan dan mengaplikasikan ide atau gagasan dalam kehidupan sehari-hari menjadi kunci. Individu dengan kualitas seperti ini diperlukan untuk mengisi kemerdekaan ini, pribadi yang telah melepaskan diri dari bayang-bayang penjajahan jiwa yang ditinggalkan oleh masa penjajahan dahulu.
Lalu pendidikan karakter seperti apa yang harus kita ikuti, apakah seperti barat yang memakai ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup,nafsu, dan materi. Sehingga terciptalah Bom Atom dan Nuklir yang mengancam kehidupan manusia. Atau seperti timur yang hanya menggunakan ilmu untuk mementingkan kebatinan saja, dan mengesampingkan dunia, sehingga matilah semangat mereka untuk berjuang untuk kepentingan dunia.
Hamka dalam bukunya Pribadi Hebat (2014), kita harus memiliki cita-cita, kemauan, pemikiran, dan usaha untuk menyatukan kedua kepentingan tersebut. Tujuan utama kita adalah kebahagiaan bagi bangsa dan tanah air, serta setelahnya bagi seluruh dunia. Ini mencakup dimensi lahir dan batin, materi dan jiwa, jasmani dan ruhani, kekuatan dan pengaruh, ilmu pengetahuan dan usaha, serta keyakinan agama dan pandangan kemanusiaan. Dengan mengintegrasikan semua aspek ini, kita dapat mencapai kemajuan yang holistik dan berkelanjutan.
Maka dari itu, penting bagi kita untuk menanamkan pada setiap anak bangsa bahwa ilmu pengetahuan tidak hanya berkaitan dengan pencapaian materi atau urusan akhirat semata. Ilmu pengetahuan haruslah menjadi landasan untuk membentuk karakter pribadi yang seimbang, menggabungkan aspek materi, rohani, dan jiwa. Dengan pendekatan ini, kita tidak hanya fokus pada dunia yang akan datang atau kepentingan duniawi semata, namun juga memberikan perhatian pada realitas kehidupan sehari-hari.
Dalam rangka menciptakan karakter baru bagi anak bangsa, kita perlu mengembangkan pribadi yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai materi dan spiritual, tanpa mengabaikan konteks dunia yang sedang dijalani saat ini. Hal ini akan membentuk kepribadian yang tangguh, berani, dan mampu mempertahankan identitas bangsa tanpa harus tunduk kepada pengaruh dari pribadi bangsa lain.
Dengan demikian, langkah ini bukan hanya tentang menciptakan generasi yang cerdas secara intelektual, tetapi juga mengarah pada pembentukan karakter yang kokoh dan berdaya, menjadikan anak bangsa mampu menghadapi tantangan dunia modern dengan keberanian dan keutuhan nilai-nilai kulturalnya. Mari bersama-sama menyatukan aspek-aspek tersebut dalam pendidikan dan pembinaan generasi penerus, agar tercipta bangsa yang berkarakter dan mampu berkontribusi positif dalam skala global.
“Kepada pemuda, bebanmu akan berat, jiwamu harus kuat. Akan tetapi, aku percaya langkahmu akan jaya. Kuatkan pribadimu” (HAMKA)*